MENGUKUR
KELANGKAAN SUMBERDAYA ALAM
A.
Pendahuluan
Para
ekonomi mengartikan kata “langka” dengan keadaan di mana jumlah barang yang
diminta lebih banyak daripada jumlah barang yang ditawarkan atau yang tersedia,
dan dalam pasar persaingan sempurna kelangkaan ini akan menyebabkan harga
barang yang bersangkutan naik.
Yang
dimaksud dengan persediaan sumberdaya alam di sini adalah sumberdaya alam yang
sudah diketahui adanya secara geologis dan ia sudah mempunyai nilai ekonomis.
Isilah persediaan sumberdaya alam: segala sesuatu yang ada di dalam dan di atas
bumi yang bukan buatan manusia disebut sebagai sumberdaya alam.
B.
Pengukuran
ekonomi terhadap kelangkaan
1.
Biaya
produksi
Baik
ekonom klasik maupun neo klsik melihat bahwa peningkatan biaya produksi
berhubungan dengan semakin berkurangnya persediaan sumberdaya alam. Memang
barang sumberdaya alam sudah terus-menerus diambil dari bumi dan sudah ada pola
perkembangan biaya produksi.
Barnet
dan Morse membuat hipotesis tentang kelangkaan sumberdaya alam yaitu bahwa
sumberdaya alam itu semakin langka bila:
-
Biaya rill
persatuan output meningkat terus selama periode pengambilan.
-
Biaya komoditi
yang diambil relatif lebih tinggi daripada biaya produksi komoditi lain.
-
Harga komoditi
yang diambil relatif tinggi daripada harga komoditi lain.
Ternyata
harga rill biaya produksi rill semakin turun dari tahun ke tahun sejak tahun
1870-1957, kecuali dalam hal komoditi kehutanan (sumberdaya alam tidak semakin
langka). Namun Kerry Smith memperbaharui daya yang dipakai oleh Barnett dan
Morse dengan menggunakan data sampai tahun 1972, ia menemukan ada sedikit
kecenderungan kenaikan harga relatif produk pertanian, kenaikan harga yang
berfluktasi untuk komoditi kehutanan, tetapi ada kecenderungan penurunan untuk
barang-barang logam dan bahan bakar minyak. Ada beberapa alasan mengapa
sumberdaya alam tidak menjadi semakin langka:
-
Karena adanya
barang substansi bagi sumberdaya alam yang terus-menerus diambil dan semakin
sedikit jumlahnya, dengan sumberdaya alam yang masih berlimpah adanya. Sebagai
contoh biji-bijian menggantikan daging, plastik menggantikan kulit.
-
Karena adanya
penemuan baru dengan dipakainya metode baru dengan dipakainya metode eksplorasi
baru, seperti metode geofisik.
-
Karena ada
peningkatan dalam impor mineral dan metal dari negara lain. Dengan adanya
perbaikan di bidang transportasi telah memungkinkan daerah-daerah yang jauh
dari lokasi sumberdaya alam mampu ebrsaing secara ekonomis.
-
Karena ada
peningkatan pengetahuan teknik yang berguna bagi eksplorasi, pengambilan, dan
pengangkutan sumberdaya alam, sehingga produksi dapat bersifat besar-besaran
dan biaya produksi persatuan dapat ditekan.
-
Adanya
kemungkinan daur ulang.
Di
samping itu Barnett dan Morse menyatakan bahwa dalam sejarah AS, setiap
generasi salalu meninggalkan warisan
generasi berikutnya yaitu keadaan tersedianya sumberdaya alam dengan kemampuan
produksi yang semakin baik. Hal ini dihasilkan oleh adanya akumulasi
pengetahuan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dapat
meimbangi peningkatan biaya produksi karena semakin berkurangnya sumberdaya
alam.
2.
Harga
brang sumberdaya alam
Kelangkaan
sumberdaya alam dapat dilihat dari harga barang sumberdaya yang semakin
meningkat maupun dilihat dari “royality” atau “rent”. Rent adalah harga barang
bayangan satu satuan barang sumberdaya dalam persediaan/stock. Bila seseorang tertarik
pada “kelangkaan” maka “rent” lebih tepat sebagai alat pengukurnya. Namun bila seseorang
berminat untuk mengetahui banyaknya pengorbanan dalam memperoleh barang
sumberdaya alam, maka harga lebih tepat sebagai indikatornya karena harga sudah
mencakup biaya produksi dan rent.
Perkembangan
harga minyak antara tahun 1970 dan tahun 1980-an, harga minyak yang melonjak
tinggi adalah karena kekuatan pasar dari sisi produsen. Namun bila sumberdaya
alam nonminyak saja yang diperhatikan masih juga dapat disimpulkan adanya
kelangkaan sumberdaya alam antara tahun 1969-1979.
Jadi
tampaknya harga-harga barang sumberdaya mineral
memiliki pola perkembangan harga seperti huruf “U”, yaitu mula-mula
tinggi kemudian menurun lalu naik lagi. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya
penemuan baru dan kemajuan teknologi yang berakibat menekan biaya produksi dan
royality. Setelah itu penemuan baru semakin sulit dan biaya produksi juga tidak
dapat turun terus, sehingga harga-harga akan naik kembali. Karena penemuan baru
dan perkembangan teknologi mempengaruhi tingkat harga, maka kedua hal tersebut
juga mempengaruhi royality secara tidak langsung. Tetapi harga atau rent selalu
mengalami penyimpangan karena harga-harga yang diharapkan di masa datang sangat
empengaruhi harga saat ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar