Senin, 12 Januari 2015

PSIKOLOGI PERKEMBANGAN AUD (Aspek Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-6 Tahun)



ASPEK PERKEMBNGAN KOGNITIF ANAK USIA 4-6 TAHUN

A.    Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini.
1.      Perkembangan kognitif masa bayi dan bawah tiga tahun (batita).
Banyak orang orang menganggap remeh kemampuan kognitif bayi dan batita. ita sering mendengar orang berkata “ah, dia masih kecil, belum mengerti apa-apa”. Padahal apabila para bayi dan batita terebut sudah dapat berbicara dengan jelas, tentu mereka akan memprotes pandangan ini.
 Bayi yang normal dan sehat memasuki dunia dengan kemampuan kognitif yang dapat berfungsi dengan baik. Mereka dapat belajar dan dapat menggunakan bahasa. Sejak dilahirkan, manusia memainkan peran aktif dalam mempengaruhi lingkungan dan bereaksi terhadap lingkungan. Ada beberapa sudut pandang yang dapat dilihat dalam mempelajari tahapan perkembangan kognitif bayi dan batita, yaitu:
a)      Tahapan perkembangan intelektual.
Pada tahapan perkembangan intelektual, akan dilihat dua pendekatan, yaitu: pendekatan piaget  (Piagetian Cognitive Stages) dan Information Processing Approach.
v  Piagetian approaach: cognitive stage
Menurut Piaget, anak usia 0-2 tahun berada pada tahapan sensori motor. Pada tahapan ini bayi belajar tentang diri mereka sendiri dan dunia mereka melalui perkembangan sensorik motorik mereka. Selama 2 tahun, bayi berubah dari makhluk yang responsnya berdasarkan refleks dan tingah laku random menuju Batita yang tingkah lakunya sudah mempunyai tujuan tertentu.
Pada saat batita, mereka akan dapat mengatur tingkah laku mereka sesuai dengan keadaan lingkungannya. Mereka sudah adpat mengkonsumsi informassi dari indra mereka dan melangkah dari belajar dengan cara trial-eror (coba-coba) menuju penggunaan pemahaman untuk menyelesaikan masalah yang sederhana.
Pada tahap ini anak sudah mengenal object permanence, yaitu kesadaran bahwa sebuah benda atau orang tetap ada walaupun mereka tidak terlihat. Kesadaran ini adalah dasar yang membuat anak menyadari bahwa ia merupakan makhluk yang terpisah dari orang-orang di sekelilingnya.
v  Information Processing Approach
Bayi dapat merespon yang ia dapat karena ia memiliki visual recognition memory, yaitu kemampuan untuk mengingat dan mengenali sesuatu yang telah mereka lihat sebelumnya. Bayi mempunyai perhatian lebih terhadap hal-hal yang familiar atau sudah akrab bagi mereka. Jadi bayi sudah dapat membedakan hal-hal yang baru dan mengingat yang lama.
Kemampuan ini erat hubungannya dengan cara bersikap orang tua dan orang-orang lain di sekeliling anak. Kemampuan anak akan dapat berkembang dengan optimal apabila ia memiliki lingkungan yang responsif terhadap mereka.
Penelitian menemukan, bahwa anak-anak yang mempunyai ibu/pengasuh yang responsif terhadap mereka akan cenderung mendapat skor tes IQ yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang lingkungannya kurang responsif. Hal ini dapat terlihat terutama pada anak yang berusia 4 tahun.
b)     Perkembangan bahasa
Dari bayi yang belum dapat berbicara sampai anak usia 3 tahun yang sudah dapat mulai mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Bahasa anak ini bukan hanya semata versi miniatur dari bahasa orang dewasa, melainkan mempunyai karakteristik sendiri.
KARAKTERISTIK
ARTI
CONTOH
Underextending
Menggunakan sebuah kata dengan benar, tetapi sangat terbatas.
“bing” = mobil (ayah)
Mobil lain “bing”
Overextending
Menggunakan kata dengan tidak benar karena gagal melihat arti.
Kakek = berambut putih
Semua berambut putih adalah kakek
Simplify
Menggunakan kata-kata singkat untuk menyampaikan sesuatu.
“mau makan”
Overregulanze rules
Menggunakan sebuah aturan tanpa pandang bulu.

Mengerti grammar
Belum dapat mengekspresikan dengan baik.
“Kucing kejar” padahal maksudnya “kucing kejar tikus”
Selain itu, ada tahapan yang umumnya dilalui oleh seorang anak dalam perkembangan berbahasanya, yaitu:
v  Prespeech
Sebelum bayi dapat mengucapkan kata pertama, mereka sudah menggunakan 4 variasi gesture nonverbal, yaitu menunjuk, berkata-kata “eh-eh-eh” (untuk mengatakan bahwa ia menginginkan sesuatu) pada usia 9 bulan.
Antara 9 dan 12 bulan ia belajar conventional social gustures, seperti menggoyangkan tangan untuk selamat tinggal, menganggukkan untuk iya, dan menggelengkan untuk tidak. Pada usia 13 bulan, ia akan menggunakan representation gesture yang mempunyai arti lebih kompleks, misalnya mengangkat tangan saat ia ingin digendong.
Gesture nonverbal dapat berkembang secara individual, artinya tidak seragam. Bahasa tubuh juga berkembang berdasarkan kebiasaan-kebiasaan yang ada dilingkungannya masing-masing, misalnya menepuk perut untuk berkata keyang. Orang tua dan linglungan mempunyai pengaruh yang penting dalam perkembangan ini.
v  Fist words (kata pertama)
Umumnya bayi mengucapkan kata pertamanya pada usia 10-14 bulan. Kata-kata ini disebut linguistic specch, yaitu kata-kata yang mengandung arti. Kata pertama ini digunakan untuk menunjuk objek, kejadian, dan mengespresikan rutinitas sosial. Bahasa populer adalah “tidak”, “ya”, “guk-guk” (anjing), mama, papa, “da dah”
v  Creating speech
Pada usia 18-24 bulan, anak umumnya sudah dapat menggunakan 2 kata untuk mengekspresikan idenya, misalnya “bola jatuh”. Dalam kalimat pertama ini, anak pertama ini, anak menggunakan 2 kata yang ia jadikan satu untuk menggambarkan idenya. Kemampuan ini akan berkembang menjadi kemampuan berbahasa yang baik dan benar jika lingkungan anak menggunakan bahasa yang baik dan membiasakan anak untuk mempergunakannya.
USIA
PERKEMBANGAN
Lahir
Menerima bahasa, menangis, berespons terhadap suara.
1,5-3 bulan
Cooing (misal “mmm” atau “eee”) dan tertawa.
3 bulan
Bermain dengan suara.
5-6 bulan
Membuat suara konsonan.
6-10 bulan
Babbling (misal “ba ba” atau “mama).
9 bulan
Menggunakan gesture untuk berkomunikasi.
9-10 bulan
Mulai mengerti kata (biasanya “tidak” dan namanya sendiri), imitasi suara.
10 bulan
Kehilangan kemampuan diskriminasi suara yang bukan dengan bahasanya.
10-14 bulan
Kata pertama, imitasi suara.
13 bulan
Mengerti simbolik nama.
14 bulan
Menggunakan gesture simbolik.
16-24 bulan
Belajar banyak kata baru (50-400 kata), menggunakan 2 kata.
18-24 bulan
Kalimat pertama.
20 bulan
Gesture berkurang, menggunakan nama.
24 bulan
Menggunakan frase 2 kata.
30 bulan
Belajar kata baru hampir tiap hari, kombinasi 2-3 kata dalam kalimat, sedikit kesalahan gramatikal.
36 bulan
Kosa kata sampai 1000, 80% dapat dimengerti, dan tata bahasa mendekati kemampuan orang dewasa.

c)      Kompetensi
Kompetisi menyebabkan seorang anak dapat bergaul dengan baik, menggunakan bahasa dengan baik, dapat merencanakan serta melaksanakan sebuah tugas yang cukup rumit dan dual focusing (memberi perhatian pada dua hal sekaligus).
Dari hasil penelitian, bahwa anak yang kompeten umumnya berasal dari keluarga yang banyak memberikan stimulasi pada anak. Ibu mereka umumnya bekerja dan apabila tidak bekerja hanya memberikan waktu tidak terlalu banyak untuk anak. Namun, ibu-ibu ini amat responsif terhadap kebutuhan anak. Mereka memberi stimulasi yang biak untuk perkembangan pertumbuhan, menjawab setiap pertanyaan anak, mendorong anak untuk melakukan sesuatu . Ibu-ibu ini adalah orang-orang yang mempunyai sikap positif terhadap kehidupan, senang berada di dekat anak, sabar, energik, mempunyai toleransi terhadap kerapian (karena anak senang membuat segalanya menadi kotor), dan tidak mempunyai kekhawatiran yang berlebihan.

2.      Perkembangan masa awal kanak-kanak.
Setelah masa bayi dan batita, anak memasuki masa awal kanak-kanak. Anak-anak ini berada pada rentang usia 3-6 tahun. Pada masa ini, intelektual anak berkembang amat pesat. Aspek-aspek perkembangan yang akan kita lihat pada anak usia ini adalah perkembangan memori, perkembangan kognitif piaget, dan perkembangan bahasa anak.
a)      Perkembangan memori
Pada tahapan ini, memori anak berkembangan dengan cukup pesat. Bahkan tidak jarang, kita masih dapat mengingat apa yang terjadi pada kita sewaktu kita berada di usia ini. Ada 3 hal yang berkembang pada anak usia ini:
Ø  Autobiographical memory
Adalah ingatan kita akan kejadian-kejadian spesifik yang terjadi pada kehidupan kita. Biasanya kemampuan ini berkembang setelah anak usia 3 tahun. Kemudian, berkembang pada anak berusia 5 dan 8 tahun. Biasanya kejadian setelah usia itu dapat diingat selama 40 tahun atau bahkan lebih. Anak akan secara otomatis mengingat peristiwa yang berarti untuknya. Misalnya, anak usia 2,5 tahun akan ingat kejadian di hari ulang tahunnya, yang sudah lewat 6 bulan.
Ø  Recognition
Adalah kemampuan untuk mengidentifiksi sesuatu yang sudah kita ketahui sebelumnya. Misalnya, memilih foto yang baru dan yang lama.
Ø  Recall
Adalah kemampuan untuk memproduksi pengetahuan dari ingatan. Misalnya, menceritakan kembali gambar yang baru kita lihat setelah gambar tersebut diambil dari hadapan kita.
b)     Perkembangan kognitif piaget
Menurut Piaget, pada usia 3-6 tahun anak berada pada masa praoperasional. Pada masa ini anak sudah dapat berpikir dalam simbol, namun belum dapat menggunakan logika. Pada masa ini anak sudah berpikir mengenai sebuah benda, orang atau kejadian walaupun tidak sedang berada atau terjadi di depan mereka.
Berpikir dengan simbol berarti anak sudah dapat menggambarkan berbagai hal dalam pikirannya tanpa kehadiran benda tersebut. Misalnya, seorang anak menginginkan es krim. Tanpa harus melihat es krim, ia sudah dapat menggambarkan bentuk es krim sampai pada rasanya.
Pada fungsi, anak sudah mengerti bahwa satu tindakan akan mengakibatkan hal yang lain walaupun ia belum mengerti hukum sebab akibat secara jelas. Maksudnya adalah anak dapat mengerti bahwa ia perlu menekan saklar bila ingin menyalakan lampu. Ia belum dapat mengerti bahwa saklar mempunyai aliran listrik menuju lampu yang membuatnya menyala, tetapi ia sudah melihat ada hubungan di antara keduanya.
c)      Perkembangan bahasa anak
Pada usia 3 tahun, bahasa anak sudah mulai berkembang menuju kemampuan berbahasa orang dewasa. Mereka sudah membedakan masa lalu dan masa yang akan datang dalam berbahasa. Penggunaan kata-kata juga semakin cepat tepat, misalnya penggunaan kata benda, sifat, bentuk tunggal, dan bentuk jamak.
Pada usia 4-5 tahun, anak akan dapat menggunakan 4 atau 5 kata dalam kalimatnya. Mereka sudah dapat menggunakan kata dan yang sejenisnya. Memasuki usia 6-7 tahun, kalimat ini akan semakin kompleks  dan gramatikalnya juga semakin lengkap.
Pada usia ini berkembang 2 kemampuan, yaitu social speech dan private speech. Social speech adalah pembicaraan yang dimasudkan untuk dimengerti oleh orang lain. Private speech adalah kemampuan untuk berbicara pada dirinya sendiri, tanpa maksud untuk berkomunikasi dengan orang lain.



3.      Perkembangan kognitif masa tengah kanak-kanak.
Pada usia ini anak berada di sekolah dasar, yaitu usia 6-11 tahun. Kita akan membahas perkembangan intelegensi anak, yaitu berdasarkan teori Piaget dan pendekatan information processing serta perkembangan bahasa anak.
ü  Perkembangan intelegensi anak
Pada tahapan konkret operasional (7-11 tahun), anak mengembangkan untuk berpikir secara logis mengenai keadaan saat ini (konkret), namun belum mampu berpikir abstrak. Anak akan lebih mahir mengoperasikan angka, mengetahui konsep waktu dan ruang, membedakan fantasi dan kenyataan, dapat mengategorikan, mengatur sesuatu berdasarkan aturan tertentu, dan memahami konversi.
Konversi adalah kesadaran bahwa dua stimulus yang sama (misalnya dalam jumlah atau beratnya) akan tetap sama walaupun dipandang dari sudut yang berbeda, selama jumlah atau beratnya tersebut tidak ditambah maupun dikurangi. Misalnya, ada 2 gelas air, volume kedua gelas tersebut akan tetap sama walaupun air dari gelas yang satu dupisahkan ke gelas lain yang bentuknya berbeda. Kemampuan ini akan dimiliki anak pada saat ia secara neurologis sudah siap dan lingkungan hanya mempunyai sedikit pengaruh dalam kemampuan ini. Semakin cepat anak memahami konversi, semakin tinggi intelegensinya.

B.     Perkembangan Kognitif Anak Usia 4-6 Tahun.
Anak usia 6 tahun pada umumnya mempunyai pikiran yang lebih dewasa bila dibandingkan dengan anak usia 18 bulan. Namun anak usia 6 tahun tentu mempunyai keterbatasan pemikiran bila kita bandingkan dengan anak usia 11 tahun. Hal ini terjadi karena proses kognitif berkembang sesuai dengan pertumbuhan usia anak.
Ada perbedaan cara berpikkir antara anak usia 4-6 tahun apabila dibandingkan dengan anak usia 11 tahun maka diperlukan cara pembelajaran yang berbeda antara tiap tahapan perkembngan ini. Dengan pola pembelaajaran yang sesuai, anak akan mampu menangkap pelajaran yang diberikan dengan mudah. Cara pembelajaran seperti in akan menghemat waktu yang cukup banyak bagi guru dan murid. Bagi guru, cara ini akan lebih efesien karena guru dapat merasa yakin bahwa apa yang ia rencanakan akan dapat dilaksanakan dengan baik oleh muridnya dan hasil yang baik akan diperoeh. Sedangnkan bagi murid, akan efesiensi karena ia belajar sesuai dengan kemampuannya saat itu sehingga apa yang diberikan oleh guru akan dapat diterima dengan baik. Flavvel mengemukakan 5 postulat dalam perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun, yaitu:
·         Pikiran itu ada
Bahwa manusia adalah meruapakan makhluk yang mempunyai pemikiran/kognisi. Hal ini dapat terlihat dari bagaimana seorang anak memandang orang tuanya saat ia merasa ketakutan. Mulai usia 3 tahun, anak mulai dapat menjelaskan keadaan emosi dan kebutuhan mereka, misalnya “Jangan sedih, Bu” atau “Mainanku tertinggal”. Istilah kognitif, seperti ahu, ingat, dan pikir biasanya muncul setelah istilah perseptual dan emosional yang berkembang sebelum usia 3 tahun. Kemudian kemampuan anak akan berkembang lebih jauh lagi, seperti mengetahui perbedaan menolak dan tahu, nyata dan khayalan, serta sengaja dan tidak sengaja. Hal tersebut dimiliki ketiak memasuki usia 4 tahun.
·         Pikiran mempunyai hubungan ke dunia fisik
Stimulus yang datang akan diproses dan mengakibatkan munculnya sebuah ingkah laku tertentu. Hubungan antara stimulus dan respon ini akan muncul dengan kuat sejak usia 3 tahun, karena anak tahu bahwa stimulus yang datang harus direspon dengan cara tertentu. Namun, pikiran ini masih amat terbatas. Mereka baru dapat melakukan prediksi stimulus respon yang ama sederhana. Misalnya, mereka tahu bahwa bila mereka tidak memakai seragam maka mereka tidak boleh diperbolehkan masuk kelas.
·         Pikiran terpisah dan berbeda dari dunai nyata
Sejak usia 3 tahun, anak sudah memahami bahwa pikiran itu berbeda dengan batu, sepeda, dan kepala. Mereka sudah dapat membedakan bahwa benda dapat dipegang dan dilihat nyata kehadirannya, sedangkan pikiran tidak dapat dilihat dengan mata. Anak-anak ini juga mengetahui bahwa pikiran mereka tidak akan diketahui oleh orang lain bila mereka tidak mengatakannya. Anak usia ini sudah mempunyai berbagai macam fantasi, seperti hantu, naga, atau boneka yang hidup.
Walaupun mereka tahu bahwa khayalan ini hanya ada di pikiran mereka, tidak tertutup kemungkinan bahwa mereka yakin bahwa khayalan mereka tidak ada di dunia nyata. Oleh karena itu, anak sering merasa ketakutan dengan khayalan mereka.


·         Pikiran dapat merepresentasikan objek dan kejadian secara akurat dan tidak akurat
Realitas dapat diperlihatkan dalam berbagai cara dan pemikiran kita tidaklah selalu benar. Anak usia 4 tahun yang diberi kotak permen, misalnya apabila ia diminta untuk menyebut apa yang ada di dalam kotak, akan langsung berkata permen karena ia yakin hanya permenlah yang mungkin berada di dalam kotak permen..
·         Pikiran secara aktif menghubungkan antara interpretasi realitas dan pengalaman emosi
Anak belum dapat mengerti bahwa kita mempunyai pikiran yang tersimpan di kepala kita mengenai segala sesuatu. Mereka masih berpikir secara konkret dan langsung. Misalnya seorang anak 4 tahun disuruh melihat gambar gelas kecil berwarna hitam dan diminta menyebut benda apa itu. Ia pasti akan berkata gelas. Kemampuan ini baru akan berkembang setelah anak berusia 6 tahun
1.      Kemampuan berhitung anak usia 4-6 tahun.
Kemampuan numerik menjadi perhatian orang tuan dan pendidik, karena kemampuan numerik banyak dijarkan di sekolah dan diperlukan di kehidupan sehari-hari. Bahkan kemampuan ini merupakan salah satu kemampuan yang dipelajari anak secara otomatis dalam periode masa kanak-kanak awal. Menurut Flavell ada 5 prinsip dalam berhitung pada masa ini:
a)      The one-one principle
Pada dasarnya menghitung harus diajarkan secara berurutan dan satu per satu. “satu, dua, tiga, dan seterusnya”. Setiap angka harus disebutkan, tidak boleh ada yang dilewati dan tidak boleh diulang. Cara ini terbukti efektif untuk mengajar anak, bahkan yang baru berusia 2,5-3 tahun.
b)      The stable-order principle
Apabila kita akan memperhatikan konsep jumlah pada anak, prinsip ini menekankan akan keteraturan. Misalnya, kita akan menghitung 3 buah benda maka mulailah selalu dengan “satu, dua, tiga” dan bukan “tiga, dua, satu” atau “tiga, satu, dua”. Dengan pembiasaan seperti ini, anak akan lebih mudah belajar. Jika anak tersebut kadang melompat, karena anak tersebut belum hafal akan urutan angka yang benar (anak akan patuh pada prinsip ini).
c)      The cardinal principle
Prinsip ini untuk mengulang jumlah terakhir sesuai dengan jumlah yang diinginkan. Misalnya, menghitung 3 apel, kita ucapkan “satu, dua, tiga…tiga apel”.
d)      The abstraction principle
Umumnya anak usia 4 tahun sudah dengan amat aktif mencoba menghitung semua benda yang ada di sekitarnya. Mereka bahkan tidak memperhatikan penggolongan, seperti bentuk, warna, atau apa pun. Mereka menggabugkan saja kursi, papan tulis, bentuk, mainan, dan hal-hal yang ada di dekat mereka. Jadi anak usia ini sudah mempunyai ketertarikan untuk menghitung segala sesuatu maka mereka mulai dapat diajarkan hal-hal yang dapat dihitung.
e)      The orde-irrelevance principle
Anak usia 5 tahun sudah dapat mengerti bahwa walaupun mereka harus selalu mulai dengan angka satu, angak satu ini dapat direpresentasikan dengan berbagai objek. Maksudnya, anak sudah bisa mengerti bahwa bila hendak menghitung jumlah kotak yang ada di ruangan kelas (ada 3 kotak, satu berwarna biru, satu merah, dan satu hijau) maka angka satu dapat jatuh pada kotak biru, merah, atau hijau.
2.      Perkembangan bahasa.
Pada usia 4-5 tahun, anak akan dapat menggunakan kata dan, untuk, bagi, dan yang sejenisnya. Memasuki usia 6-7 tahun, kalimat ini akan semakin kompleks dan gramatikalnya juga semakin lengkap. Pada usia ini berkembang 2 kemampuan, yaitu social speech dan private speech. Social speech adalah pembicaraan yang dimaksud untuk dapat dimengerti oleh orang lain. Hal ini dilakukan sebagai salah satu usaha anak untuk berinteaksi secara lebih inisiatif dengan orang lain. Kamampuan ini dapat dikuasai oleh anak karena kemampuan gamatikal dan kosa katanya sudah berkembang dengan baik.
Private speech adalah kemampuan anak untuk berbicara pada dirinya sendiri, tanpa maksud untuk berkomunikasi dengan orang lain. Kemampuan ini dapat membantu anak untuk menginterpretasikan bahasa dengan pikiran mereka dan membantu mereka mengontrol tindakan mereka. Kemampuan ini dipengaruhi oleh budaya. Ada budaya yang banyak menggunakan private speech untuk memotivasi diri.
TIPE
KEGIATAN ANAK
CONTOH
Wordplay
Mangulang kata dan suara, kadang dengan irama tertentu
Budi keliling kamar sambil berkata dengan berirama “taruh bola di lemari, truh bola di kasur”
Solitary fantasy play and specch addressed to nonhuman object
Bicara pada benda, bermain peran, memberi suara pada benda.
Ina berkata “dor-dor” sambil menembakkan pistol-pistolan
Emotional releasse and expression
Mengekspresikan emosi atau perasaan pada diri sendiri.
Susi berkata “wah, bagusnya” sambil melihat dirinya memakai baju baru di kaca.
Egocentric communication
Komunikasi dengan orang lain, namun informasinya tidak lengkap sehingga tidak dapat dimengerti.
Rudi berkata pada ayahnya “ada yang pecah” tanpa menyebutkan apa atau di mana.
Describing or guindingone’s own  activity
Menarasikan tindakan orang lain, berpikir sambil bicara.
Amir berhitung sambil menggunakan jari dan berkata “3, 4, 5…jawabannya 5”.
Reading aloud, sounding words
Membaca dengan bersuara (tidak membaca dalam hati).
Tita mengeja kata dari buku yang sedang dibaca “mengumpulkan” dengan suara keras.
Inaudible muittering
Bicara pelan dengan kata-kata yang tidak dapat dimengerti orng di sekitarnya.
Mulut Toni bergerak-gerak pada waktu ia mengerjakan soal matematika.

3.      Perkembangan memori.
Pada usia 3 tahun, anak mulai mengembangkan autobiographical memory, yaitu ingatan akan kejadian tertentu pada kehidupan sendiri. Misalnya, anak berusia 4 tahun, yang diajak oleh orang tuanya ke kebun binatang, akan dapat mengingat peristiwa tersebut sampai berbulan-bulan kemudian. Ia akan mengingat siapa saja yang ikut, apa saja yang mereka alami di sana dan kejadian-kejadian lain yang mempunyai arti. Kemampuan ini akan meningkat pada usia 5-8 tahun dan ingatan ini akan dapat tinggal hingga 20 atau 40 tahun kemudian bahkan lebih.
·         Recognition dan recall
Recognition adalah kemampuan untuk mnegidentifikasi sesuatu yang sudah diketahui sebelumnya. Misalnya, kemampuan untuk memilih foto-foto berdasarkan mana yang sudah kita pernah lihat dan belum pernah kita lihat. Sedangkan recall adalah kemampuan untuk memproduksi pengetahuan dari ingatan. Misalnya, kita melihat  sebuah foto, kemudian foto tersebut disimpan. Kemudian, kita diminta untuk menggambarkan foto tersebut.
Anak usia 4 tahun dapat melakukan recognition dengan sampai 90% secara benar, namun ia hanya dapat melakukan recall dengan baik pada hal yang ditunjukkan terakhir. Semakin bertambah usia, semakin baik kemampuan recall seseorang. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi ingatan seseorang, yaitu:
a)      General knowledge, bahwa anak akan lebih mudah mengingat pada hal-hal yang mereka kenal. Misalnya, anak diberikan dua kartu kepada anak. Anak kemudian diminta untuk melakukan recall terhadap kartu-kartu yang mereka lihat. Mereka biasanya lebih mudah mengingat pada dua hal yang menjadi bagian dari sesuatu yang utuh.
b)      Maastery motivation and study activities, bahwa anak yang lebih besar dapat mengingat lebih banyak daripada yang lebih kecil dan satu anak dapat mengingat lebih banyak daripada anak lain karena dua hal. Pertama adalah motivasi anak untuk menguasai kemampuan ini secara umum dan kedua adalah pendekatan anak terhadap satu tugas tertentu.
c)      Unusual activities, anak biasanya akan lebih mudah mengingat hal-hal yang baru atau unik. Mereka akan melakukan recall dengan baik mengenai perjalanan ke kebun binatang yang unik dan akan mengingatnya sampai bertahun-tahun kemudian.
d)     Social interactions, hal ini dapat mempengaruhi ingatan anak adalah cara kita mengemukakannya. Bila kita menggunakan metode bercerita dan menyebut-nyebut pengalaman yang pernah dialami maka anak akan lebih dapat melakukan recall terhadap apa yang diceritakan padanya.

C.    Kegiatan Pembelajaran Untuk Anak Usia 4-6 Tahun.
Dengan mengetahui sampai sejauh mana perkembangan yang sudah terjadi pada anak usia 4-6 tahun maka kita dapat menyusun kegiatan pembelajaran yang kira-kira sesuai dengan tahapan perkembangan anak tersebut sehingga dapat ditemukan pendekatan yang sesuai agar anak dapat belajar dengan lebih baik.
1.      Membuat pelajaran dapat diingat.
Di sekolah, kita banyak mengajarkan hak-hal baru bagi anak. Harapannya adalah anak dapat mengingat pelajaran ini sehingga pengetahuan dan kemampuannya dapat berkembang. Untuk dapat memberikan banyak informasi dan pengetahuan tentang suatu hak kepada anak usia 4-6 tahun ada beberapa prinsip yang harus diingat adalah sebagai berikut:
a)      General knowledge
Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa anak akan lebih mudah ingat akan hal-hal yang sudah dikenalnya. Oleh karena itu,a akan amat baik apabila dalam menerangkan sesuatu yang baru, guru menggunakan media yang sudah dikenal anak dengan baik.
b)      Mastery motivation dan study activities
Agar anak dapat mengingat dengan baik, perlu menjelaskannya. Jadi, akan amat baik apabila pada awal pelajaran, anak diberitahu dengan bahasa yang sederhana, mengapa hari ini kita akan mempelajari hal tersebut dan apa gunanya bagi anak. Dengan mengetahui kegunaanya maka anak akan lebih termotivasi untuk belajar.
c)      Unusual activities
Anak akan lebih cepat ingat bila ia berada dalam situasi yang menarik. Ia dapat mengingat kejadian ini dalam jangka waktu yang lebih lama. Oleh karenanya, suasana pembelajaran sebaiknya dibuat semenarik mungkin untuk anak. Carilah kegiatan-kegiatan yang disukai oleh anak sebagai sarana untuk belajar.
d)      Social interaction
Kemampuan guru dalam berkomunikasi merupakan hal yang penting suksesnya materi yang diajarkan untuk anak. Dalam teori ini bahwa yang lebih bersifat naratif akan lebih mudah dimengerti oleh anak, terutama bila dihubungkan dengan kejadian yang dialaminya sendiri.
2.      Belajar berhitung pada anak.
Anak usia 4-6 tahun sudah mulai diajarkan berhitung di sekolah. Konsep-konsep yang diajarkan pada usia ini merupakan konsep dasar angka dan berhitung dan belum masuk pada operasi hitung yang lebih kompleks. Berdasarkan teori tersebut, ada 4 cara yang dapat diterapkan pada saat mengajarkan mereka berhitung:
a)      The one-one principle
Dalam mengajar berhitung, angka hendaknya disebutkan semua satu persatu, tanpa pengulangan atau perhentian. Misalnya menghitung dari satu sampai sepuluh maka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10. Semua angka harus disebutkan tanpa ada yang diulang agar anak dapat mengingat urutannya dengan tepat.
b)      The stable-order principle
Bila kita hendak mengajarkan anak menghitung jumlah maka urutan 1, 2, 3 dan seterusnya harus diucapkan dengan benar sesuai dengan urutannya. Apabila dilakukan terus-menerus maka anak secara otomatis akan mengingat urutan angka yang benar dalam menghitung jumlah.
c)      The cardinal principle
Guru harus ingat untuk selalu mengulang angka terakhir atau jumlah benda yang dihitung. Misalnya, menghitung 3 apel maka berdasarkan prinsip ini, harus disebutkan satu persatu, yaitu 1, 2, 3, dan guru harus menekankan pada angka 3, terakhir menjadi 1, 2, 3…apel.
d)     The order-irrelevance principle
Penting bagi anak untuk mengerti bahwa benda mana yang dihitung terlebih dahulu tidaklah menjadi masalah sehingga anak tidak terpaku pada bendanya, melainkan terbiasa dengan angka 1. Misalnya, menghitung buah apel, jeruk, mangga. Anak bisa mulai dari apel, kemudian mangga atau urutan lain.
3.      Pendekatan kognitif lain.
a)      Klasifikasi
Klasifikasi adalah kemampuan untuk memilih dan mengelompokkan benda berdasarkan kesamaan yang dimiliki. Untuk dapat melakukan klasifikasi, anak harus mempunyai kemampuan dalam melihat persamaan dan perbedaan benda. Klasifikasi ini melibatkan dua kegiatan, yaitu memilih benda dan mengelompokkan benda ke dalam kelompok yang sesuai.
Kemampuan amat berguna bagi anak untuk mengembangkan kemampuannya dalam menyatukan beberapa informasi yang berbeda yang ia dapatkan dari lingkungan atau yang ia punya di kepalanya. Kemampuan ini membuat kita mempunyai kebiasaan untuk menghadapi lingkungan secara ekonomis sehingga kita tidak selalu harus melalui tahap penyesuaian diri setiap kita menemukan kejadian atau benda baru. Hal-hal yang dapat dijadikan materi untuk klasifikasi adalah sebagai berikut.
·         Membangun balok.
·         Pelajaran seni seperti bermain drama dan membaca buku.
b)      Seri
Adalah kemampuan anak untuk menaruh benda atau kejadian sesuai dengan urutan yang benar. Membuat serial ini bisa dari benda yang terpendek hingga terpanjang, rasa paling manis sampai paling asam, atau benda-benda lain yang ada di sekitar hidup anak.
c)      Konsep waktu
Walaupun pada usia ini anak sudah dapat membedakan waktu, seperti kemarin atau hari ini, namun konsep mereka masih amat terbatas pada hal-hal yang bersifat konkret. Oleh karena itu, amat sia-sia bila kita mengajarkan konsep waktu pada anak dengan jam atau dengan berkata “kita akan istirahat setengah jam lagi”. Yang dapat kita lakukan adalah dengan berkata “setelah membaca buku ini, kita cuci tangan dan makan siang”. Setelah usia 7 tahun, barulah anak dapat mengerti konsep waktu secara abstrak.
d)     Konsep spasial
Konsep ini menghubungkan antara orang dan benda, saat mereka bergerak dan menggunakan ruangan yang ada di sekitarnya. Guru dapat mengajarkan konsep ini dengan menggunakan sebanyak mungkin benda di sekeliling anak. Misalnya, berlari menuju guru, berdiri di depan meja, berlari mengelilingi karpet.
4.      Pretend Play
Bermain pura-pura dijadikan cara yang amat efektif dalam mengajar anak usia 4-6 tahun. Sebab utamanya adalah pada usia early childhood, bermain merupakan kegiatan utama yang menarik bagi anak. Sebab yang lain, anak sudah mulai berpikir dengan menggunakan simbol sehingga kegiatan bermain pura-pura selain akan menarik bagi anak, dan dapat mengembangkan kemampuan berpikir simbolik. Misalnya, bermain raja dan ratu maka anak sebaiknya diberi mahkota mainan dan bukan topi biasa. Mereka belum bisa membayangkan topi sebagai mahkota.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar