PERKEMBANGAN
MANUSIA
A.
Prinsip-prinsip
Perkembangan
1.
Batasan Perkembangan
Menurut Baltes
(1988), psikologi perkembangan berkaitan dengan perubahan-perubahan perilaku
dalam diri seseorang sepanjang rentang
kehidupannya, serta kebaikan dengan perbedaan dan kemiripan di antara
orang-orang dalam sifat perubahan tersebut. Kita ambil saja contohnya
perkembangan bicara pada anak. Kemampuan bicara bukanlah sesuatu yang mucul
secara tiba-tiba. Kemampuan ini diperoleh melalui perkembangan yang bertahap,
mulai dari membuat bunyi-bunyi suara, misalnya “ooo….uuu”; berceloteh, misalnya
“cacaca….tatata”; berbicara dengan satu kata, misalnya “mama….papa” hingga
berbicara dengan dua sampai banyak kata.
Psikologi
perkembangan tidak hanya bertujuan untuk menggambarkan perubahan-perubahan yang
terjadi di dakam diri individu dan perbedaan-perbedaan antarindividu, tetapi
juga bertujuan untuk menjelaskan bagaimana hal itu dapat terjadi menemukan cara
untuk memodifikasi perilaku dengan cara yang optimal. Kembali pada contoh
berbicara, kita tidak hanya menggambarkan bagaimana perkembangan bicara anak
dapat berbeda dengan yang lain, tetapi juga menjelaskan mengapa anak yang satu
lebih cepat kemampuan bicaranya daripada anak yang lain. Kemudian mencari cara
untuk mengatasi keterlambatannya dengan segera, misalnya mengikuti terapi
bicara.
2.
Prinsip-prinsip
Perkembangan
a)
Development is Lifelong:
proses perubahan sepanjang hidup dalam kemampuan seseorang untuk beradaptasi
terhadap situasi-situasi yang dihadapinya. Contohnya, pada waktu bayi,
seseorang akan mengkomunikasikan kebutuhannya akan makan dengan cara menangis.
Ketika anak suda bisa berbicara, ia akan mengkomunikasikan melalui kata-kata.
b)
Development Involves
Both Gain and Loss: Perkembangan berlangsung dalam banyak dimensi.
Maksudnya, perkembangan terjadi pada dimensi biologis, psikologis, dan sosial,
bahkan beberapa dimensi dapat saling berinteraksi dan mungkin berkembang dalam
derajat yang bervariasi, misalnya anak yang bertubuh atletis mungkin akan meras
bangga, percaya diri, dan populer di antara teman-temannya.
c)
Relative Influences of
Biology and Culture Shift Over the Life Span: Proses perkembangan
dipengaruhi oleh faktor biologis dan budaya. Keseimbangan di antara tersebut
berubah sepanjang waktu. Pengaruh biologis, seperti otot dan tulang yang belum
matang, mungkin menghambat seorang bayi untuk bisa mandiri. Namun budaya yang
ada, seperti tuntutan pengasuhan dari orangtua untuk anak yang masih kecil,
membuat bayi tersebut tetap dapat melangsungkan kehidupannya.
d)
Development Involes a
Changing Allocation of Resources: Tidak ada seorang pun manusia super dapat
melakukan semua hal. Individu masih memilih untuk mengalokasikan sumber-sumber
yang ada, seperti waktu, energi, uang, dan dukungan sosial dalam cara yang
beragam.
·
Sumber-sumber tersebut
mungkin digunakan untuk pertumbuhan. Contohnya, seseorang mungkin menggunakan
waktu dan uang yang dimilikinya untuk belajar komputer.
·
Sumber tersebut digunakan
untuk memelihara/memperbaiki diri. Contohnya, seseorang yang belajar bermain
piano supaya bakat musiknya tidak hilang/seseorang menggunakan waktunya untuk
mengikuti kursus bahasa Prancis.
·
Sumber-sumber tersebut
dipakai untuk menghadapi penurunan/kehilangan dari sumber-sumber yang lain
apabila pemeliharaan dan perbaikan tidak lagi dimungkinkan. Contohnya, ketika
seseorang merasa tidak lagi semampu masa-masa sebelumnya, baik secara fisik
maupun finansial, dukungan sosial dari orang-orang di sekitarnya mungkin
menjadi sesuatu yang diperlukan.
e)
Development is
Modifiable: Sepanjang hidup, perkemabangan menunjukkan fleksibelitas.
Anak-anak yang sebelumnya mengalami kesulitan untuk membaca dan menulis, dapat
dilatih dengan mengikuti program remidial. Kemampuan daya ingat, kekuatan, dan
daya tahan, secara signifikan dapat ditingkatkan melalui latihan dan praktik.
f)
Development is Influenced
by the Historical and Cultural Context: Setiap orang berkembang dalam
banyak konteks, seperti konteks keluarga, sekolah, dan budaya. Konteks tersebut
akan berpengaruh pada kehidupan seorang anak. Contohnya, anak yang diasuh dalam
keluarga yang demokratis mungkin akan berkembang menajadi anak yang penuh
inisiatif di lingkungan teman-temannya. Sejarah masa lalu juga akan
mempengaruhi perkembangan seorang anak. Anak yang punya pengalaman dianiaya
pada masa kecilnya mungkin akan berkembang menjadi pribadi yang tidak mudah
percaya kepada orang lain setelah ia tumbuh dewasa.
3.
Periode Rentang
Kehidupan
Konsep pembagian
rentang kehidupan ke dalam sejumlah periode merupakan sebuah konstruksi sosial,
artinya pembagian tersebut merupakan sebuah konstruksi sosial, artinya
pembagian tersebut merupakan sebuah gagasan yang secara luas diterima oleh
anggota masyarakat bahwa terdapat sejumlah karakteristik yang khas pada waktu
tertentu dilihat dari oerseosi dan asumsi subjektif. Dalam kenyataannya,
sehari-hari mengalir terus dari tahun ke tahun tanpa ada perbedaan, kecuali
kesan perbedaan yang dibuat oleh seseorang. Jika ditelaah lebih lanjut, tidak
akan ada waktu yang dapat didefinisikan secara objektif tentang kapan seorang
anak menjadi orang dewasa/orang dewasa menjadi tua.
Pasa masa lalu,
anak sering dipandang dan diperlakukan seperti orang dewasa mini. Sekarang pun
dalam banyak negara berkembang, anak-anak sering bekerja berdampingan dengan
orang yang lebih tua. Mereka bahkan melakukan jenis pekerjaan yang sama untuk
lama jam kerja yang sama pula.
B.
Isu dan Faktor yang
Mempengaruhi Perkembangan
1.
Herediter,
lingkungan, dan Kematangan
Pertama-tama
yang mempengaruhi perkembangan seorang anak adalah faktor herediter/keturunan.
Selanjutnya, pengaruh yang lain datang secara luas dari lingkungan dalam
(inner) dan lingkungan luar (outer), yaitu dunia di luar diri seseorang mulai
dalam rahim hingga pembelajaran yang berasal dari pengalaman.
Perbedaan
individual meningkat sejalan dengan pertambahan usia. Banyak perubahan yang khas
pada bayi dan anak-anak awal yang tampak terikat pada kematangan tubuh dan
otak, seperti urutan moraldari perubahan fisik dan pola-pola perilaku, termasuk
di dalamnya kesiapan untuk menguasai kemampuan baru seperti berjalan dan
berbicara. Sejalan anak tumbuh menjadi remaja dan dewasa, perbedaan dalam
karakteristik bawaan dan pengalaman hidup memainkan peran yang lebih besar.
2.
Pengaruh Kontekstual
Umum
·
Kekuarga
Ada 2 bentuk
keluarga yang umum ditentukan. Keluarga inti: dapat diartikan sebagai unit
rumah tangga, ekonomi, dan hubungan dua generasi yang terdiri dari satu atau
dua orang dengan anak biologis, anak adopsi, atau anak tiri (dominan dalam
masyarakat). Keluarga besar: merupakan jaringan hubungan multigenerasi yang
terdiri dari kakek-nenek, paman-bibi, sepupu, dan saudara-saudara yang lebih
jauh hubungannya (pola tradisonal dari organisasi masyarakat).
·
Status sosial-ekonomi
dan lingkungan tempat tinggal
Status
sosial-ekonomi berkaitan dengan beberapa faktor yang berhubungan, seperti
faktor penghasilan, pendidikan, dan pekerjaan. Berbagai proses perkembanga,
misalnya perbedaan dalam interaksi antara ibu dan anak – hasil perkembangan –
misalnya, kesehatan dan kemampuan berpikir seorang anak – sering pula
dihubungkan dengan status tersebut.
Secara umum, status
sosial-ekonomi tidaklah mempengaruhi hasil perkembangan. Hasil perkembangan
lebih dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berhubungan dengan status
sosial-ekonomi, seperti jenis rumah dan lingkungan tempat orang tinggal,
kualitas nutrisi dan kesehatam, pengawasan, sekolah, dan kesempatan-kesempatan
lain yang tersedia untuk anak. Anak yang miskin contohnya, lebih mungkin
daripada anak yang kaya untuk mempunyai masalah emosional dan tingkah laku serta
memiliki kognitif performa sekolah yang lebih buruk.
Dampak yang
dihasilkan oleh kemiskinan mungkin tidak bersifat langsung, tetapi diperoleh
melalui pengaruhnya pada keadaan emosional orangtua, praktik pengasuhan, dan
pada suasana rumah yang mereka ciptakan.
·
Budaya dan kelompok
etnis
Budaya mengacu
pada keseluruhan cara hidup dari masyarakat/kelompok meliputi adat, tradisi,.
keyakinan, nilai, bahasa, dan produk-produk fisik dari alat hingga karya seni. Semua
tingkah laku yang dipelajari diwariskan dari orangtua kepada anak. Bduaya
secara konstan berubah. Perubahan ini sering terjadi karena adanya kontak
dengan budaya lain. Contohnya budaya Eropa sampai ke tanah Asia.
Beberapa budaya
memiliki subbudaya yang beragam, yang dihubungkan dengan kompok tertentu,
biasanya kelompok etnik. Kelompok etnik terdiri dari orang-orang yang
dipersatukan oleh keturunan/nenek moyang, agama, bahasa, dan oleh asal
kebangsaan, yang memberi sumbangan pada perasaan berbagai identitas serta
sebagai sikap, kepercayaan, dan nilai-nilai di antara mereka. Kebayakan
kelompok etnik memiliki budaya universal yang berlanjut mempengaruhi cara hidup
mereka.
Masyarakat di
kota-kota besar umumnya terdiri dari berbagai kelompok etnik. Dalam masyarakat
yang luas dan multietnik, kelompok pendatang akan beradaptasi dengan budaya
yang dominan dalam masyarakat tersebut dengan cara belajar bahasa dan adat yang
dibutuhkan dalam pergaulan. Di lain sisi, kelompom terpandang tetap berusaha
untuk mempertahankan beberapa praktik dan nilai budaya memiliknya sendiri.
Pola-pola budaya ini mungkin akan mempengaruhi komposisi dalam rumah tangga,
sumber ekonomi dan sosial, cara anggota keluarga bertindak satu sama lain,
makanan yang mereka makan, permainan yang anak mainkan, cara mereka belajar,
dan sebarapa baik prestasi anak di sekolah.
·
Konteks historis
Konteks historis
merupakan waktu ketika seseorang tumbuh meliputi bagaimana pengalaman tertentu
mempengaruhi jalan hidup seseorang.
3.
Pengaruh Normatif
dan Nonnormatif
Kejadian/pengaruh
yang dialami dalam cara serupaoleh kebanyakan orang dalam kelompok disebut
pengaruh normatif. Pengaruh normatif dibagi menjadi normatif berdasarkan usia
dan normatif berdasarkan sejarah. Pengaruh normatif berdasarkan usia: penagruh
yang umumnya dirasakan oleh orang-orang dalam kelompok umur tertentu. Pengaruh
ini meliputi kejadian-kejadian biologis, seperti pubertas dan menopause, dan
kejadian-kejadian sosial, seperti usia ketika pertama kali masuk sekolah
formal, menikah, menjadi orangtua, dan pensiun.
Pengaruh
normatif berdasarkan sejarah: pengaruh yang dipandang normal untuk kohort. Kohort
merupakan kelompok orang-orang yang lahir di sekitar waktu yang sama. Kohort
tergantung kapan dan di mana mereka tinggal. Seluruh generasi merasakan adanya
pengaruh dari kemakmuran ekonomi, resesi, perang, kritis makanan, bencana alam,
ledakan nuklir, dan pengaruh
perkembangan budaya dan teknologi, seperti perubahan peran wanita dan pengaruh
televisi dan komputer.
Pengaruh
nonformatif: kejadian-kejadian yang luar biasa yang mempunyai pengaruh besar
pada kehidupan individu. Pengaruh ini meliputi kejadian umum yang terjadi pada
waktu yang tidak umum, seperti menikah di usia belasan atau kematian orangtua
ketika anak masih kecil, dan kejadian-kejadian yang tidak umum, seperti
memiliki cacat lahir atau mengalami serangan terorisyang bertubi-tubi.
4.
Pengaruh Waktu:
Periode Sensitif atau Kritis
Periode kritis: waktu
tertentu ketika kejadian mencul/ketidakhadiran suatu kejadian mempunyai
pengaruh khusus pada perkembangan seseorang. Contohnya, jika ibu hamil memakan
obat-obatan/mengalami penyakit pada waktu kehamilan, bayinya mungkin akan
menunjukkan dampak penyakit tertentu, tergantung pada sifat penyakit dan waktu
terjadi. Contoh lain, seorang anak kurang mendapatkan pengalaman tertentu
selama periode kritis dapat menunjukkan hambatan dalam perkembangannya.