Rabu, 07 Januari 2015

PROFESI KEPENDIDIKAN (Supervisi Pendidikan)



SUPERVISI PENDIDIKAN

A.    Pengertian
Menelaah pengertian supervisi diawali dengan memahami dulu dengan memahami asal katanya atau secara etimologis, supervisi berasal dari kata “super and vision”. Super artinya atas atau lebih, sedangkan vision berarti melihat atau meninjau atau pandangan, jadi supervisi diartikan melihat dari atas. Orang yang melaksanakan kegiatan atau fungsi supervisi disebut dengan istilah supervisor. Pengertian supervisi tidak diartikan melihat dari atas atau mencari-cari kesalahan bawahan, tetapi supervisipn adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Maka dari itu, supervisi dapat diartikan melihat atau meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh atasan (orang yang memiliki kelebihan) terhadap perwujudan kegiatan dan hasil kekrja bawahan.
Menurut Neagley (1980) bahwa supervisi adalah pelayanan kepada guru yang bertujuan menghasilkan perbaikan instruksional, belajar, dan kurikulum. Supervisi diartikan sebagai bantuan, pengarahan, pembimbingan, kepada guru-guru dalam bidang instruksional, belajar dan kurikulum. Nilai dari supervisi ini akan tampak dalam perkembangan perbaikan situasi belajar mengajar, yang direfleksikan pada perkembangan siswa. Sedangkan Robbins (1981) mengemukakan bahwa supervisi itu sebagai kegiatan pengarahan langsung terhadap kegiatan-kegiatan bawahan. Sedangkan menurut Wiles menjelaskan, supervisi adalah bantuan dalam perkembangan proses belajar mengajar yang baik serta menjelaskan supervisi adalah teknik pelayana  yang tujuan utamanya mempelajari dan memperbaiki secara bersama-sama faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.
Dengan demikian, supervisi adalah usaha yang dilakukan untuk memperbaiki kondisi belajar mengajar agar menjadi lebih baik.



B.     Tujuan Supervisi Pendidikan
Sebagaimana yang telah dirumuskan bahwa supervisi adalah suatu usaha untuk memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki situasi belajar mengajar. Oleh karena itu supervisi pendidikan diarahkan kepada pembinaan guru yang senantiasa dibina, diberi jalan keluar sehingga beban berat itu tidak dirasakan secara sendiri. Tugas pokok supervisor adalah menolong guru agar mampu melihat persoalan yang dihadapinya. Langkah berikut yang harus dihadapi supervisor adalah menolong para guru agar dapat memecahkan problema yang mereka hadapi itu. Guru yang dapat berdiri sendiri, guru yang dapat atau mampu mengarahkan diri sendiri ini merupakan tujuan supervisi pendidikan sesungguhnya.
Pada dasarnya tujuan supervisi pendidikan ialah memperkembangkan situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha ke arah perbaikan belajar dan mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan, yaitu pembentukan pribadi yang maksimal. Paradigma pembelajaran di kelas harus diingat oleh para supervisor adalah kegiatan pembelajaran (learning), bukan mengajar (teaching). Dalam hal ini, dijelaskan bahwa aktivitas pembelajaran berfokus kepada siswa untuk supervisor bertugas membantu guru-guru untuk mengelola kelas menjadi kelas yang aktif, kreatif, dan dinamik. Secara operasional, tujuan supervisi adalah sebagai berikut:
1.      Membantu guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.
2.      Membantu guru dalam membimbing pengalaman belajar siswa.
3.      Membantu guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar.
4.      Membantu guru dalam menggunakan metode-metode dan alat-alat pembelajaran modern.
5.      Membantu guru dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa.
6.      Membantu guru dalam menilai kemajuan siswa dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
7.      Membantu guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan pribadi dan jabatan mereka.
8.      Membantu guru baru disekolah sehigga mereka merasa gembira dengan tugas yang diperolehnya.
9.      Membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber-sumber masyarakat dan seterusnya.
10.  Membantu guru agar waktu dan tenaga tercurah sepenuhnya dalam pembinaan sekolahnya.

C.    Fungsi Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan adalah usaha perbaikan yang merupakan proses bimbingan sesuai perubahan dan kebutuhan masyarakat. Burton mengemukakan, fungsi supervisi adalah menilai dan memperbaiki faktor yang mempengaruhi beljar. Wiles mengemukakan pula, bahwa supervisi memperbaiki situasi belajar anak-anak. Secara rinci, fungsi supervisi dikemukakan sebagai berikut:
1.      Mengkoordinasi semua usaha sekolah.
2.      Memperlengkapi kepemimpinan sekolah.
3.      Memperluas pengalaman guru-guru.
4.      Menstimulasi usaha-usaha yang kreatif.
5.      Memberikan fasilitas dan penilaian yang terus-menerus.
6.      Menganalisa siatuasi belajar dan mengajar.
7.      Memberikan pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staf.
8.      Mengitegrasikan tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.

Fungsi-fungsi supervisi pendidikan di atas, sangat penting diketahui oleh para pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah, adalah sebagai berikut:
1.      Dalam bidang kepemimpinan
a)      Menyusun rencana dan kebijaksanaan bersama.
b)      Mengikut sertakan anggota-anggota kelompok dalam berbagai kegiatan.
c)      Memberikan bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan memecahkan persoalan-persoalan.
d)     Membangkitkan dan memupuk semangat kelompok atau memupuk moral yang tinggi kepada anggota kelompok.
e)      Mengikut sertakan semua anggota dalam menetapkan semua putusan-putusan.
f)       Membagi-bagi dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada anggota kelompok sesuai dengan fungsi-fungsi dan kecakapan masing-masing.

2.      Dalam hubungan kemanusiaan
a)      Memanfaatkan kekeliruan ataupun kesalahan-kesalahan yang dialaminya untuk dijadikan pelajaran demi perbaikan selanjutnya bagi diri sendiri maupun bagi anggota kelompoknya.
b)      Membantu mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yng dihadapi anggota kelompoknya, seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri dan sebagainya.
c)      Mengarahkan anggota kelompoknya kepada sikap-sikap yang demokratis.
d)     Memupuk rasa saling menghormati diantara sesama anggota kelompok dan sesama manusia.
e)      Menghilangkan rasa curiga-mencurigai antara anggota kelompok.

3.      Dalam pembinaan proses kelompok
a)      Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok, baik kelemahan maupun kemampuan masing-masing.
b)      Menimbulkan dan memelihara sikap percaya-mempercayai antara sesama anggota maupun antara anggota dan pimpinan.
c)      Memupuk sikap dan kesedihan tolong-menolong.
d)     Memperbesar rasa tanggung jawb pada anggota kelompok.
e)      Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau perselisihan pendapat antara anggota kelompok.

4.      Dalam bidang administrasi personil
a)      Memilij personil yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang diperlihatkan untuk suatu pekerjaan.
b)      Menempatkan personil pada tempat dan tugas yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan masing-masing.
c)      Mengusahakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan daya kerja serta hasil maksimal.

5.      Dalam bidang evaluasi
a)      Menguasai dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan terperinci.
b)      Menguasai dan memiliki norma-norma atau ukuran-ukuran yang akan digunakan sebagai kriteria penilaian.
c)      Menguasai teknik-teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang lengkap, benar, dan dapat diolah menurut norma-norma yang ada.
d)     Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga mendapatkan gambaran tentang kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.

D.    Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan
Seorang supervisor pendidikan dalam melaksanakan tugas mensupervisi tenaga kependidikan dan pendidik (staf dan guru) hendaknya mengacu kepada prinsip ilmiah, demokratis, kooperatif, dan kreatif. Prinsip ilmiah mencakup unsur-unsur sistematis, objektif, demokratis, kooperatif, konstruktif, dan kreatif.
1.      Sistematis berarti dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinu.
2.      Objektif, artinya daya yang didapat berdasarkan pada observasi nyata, bukan tafsiran pribadi.
3.      Demokratis adalah menjunjung tinggi asas musyawarah. Memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat serta sanggup menerima pendapat orang lain.
4.      Kooperatif, maksudnya seluruh staf sekolah dapat bekerja bersama, mengembangkan usaha bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
5.      Konstruktif dan kreatif, yaitu membina inisiatif guru dan mendorongnya untuk aktif menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan dapat mengembangkan potensi-potensinya.
6.      Menggunakan instrumen, yaitu menggunakan alat (instrumen) yang dapat memberi informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses belajar-mengajar.

7.      Teknik Supervisi Pendidikan
1)      Teknik Individual (Perseorangan)
Yang dimaksud teknik individual (perseorangan) dalam kegiatan supervisi adalah bantuan yang dilakukan sendiri oleh petugas supervisi, baik yang terjadi di dalam maupun di luar sekolah. Dalam hal ini, yang disupervisi mungkin juga perseorangan, tetapi mungkin juga bukan hanya seorang. Maksudnya adalah memberikan bimbingan perseorangan atau individu.
Jadi teknik individual merupakan pelaksanaan supervisi diberikan kepada guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perseorangan. Supervisor dan pengawas hanya berhadapan seorang guru yang dipandang memiliki persoalan tertentu. Teknik-teknik supervisi dikelompokkan sebagai teknik individu meliputi: kunungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antar sekolah.
a.       Mengadakan Kunjungan Kelas (Classroom Vasitation)
Yang dimaksud kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang berlangsung untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar, ataupun ketika kelasa sedang kosong, atau sedang berisi siswa tetapi guru sedang tidak mengajar. Dalam hal ini, kunjungan kelas dimaksudkan untuk melihat dari dekat situasi dan suasana kelas secara keseluruhan. Apabila dari kunjungan tersebut dijumpai hal-hal yang baik ataupun kurang pada tempatnya, maka pengawas atau kepala sekolah dapat mengundang guru atau siswa diajak berdiskusi menggali lebih dalam tentang kejadian tersebut.
Penjelasan di atas, kunjungan kelas dilakukan dalam upaya supervisor memeproleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan keterampilan guru mengajar. Kemudian melakukan perbincangan untuk mencari pemecahan atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru. Sehingga kegiatan pembelajaran dapat ditingkatkan. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan empat cara, yaitu: kunjungan kelas tanpa diberitahu, kunjungan kelas dengan pemberitahuan, kunjungan kelas atas undangan guru, dan saling mengunjungi kelas.

b.      Mengadakan Observasi Kelas (Classroom Observation)
Yang dimaksud dengan observasi kelas ialah kunjungan yang dilakukan oleh supervisor, pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas dengan maksud untuk mencermati situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung di kelas yang bersangkutan. Sebagai contoh: pengawas menyaksikan guru yang sedang mengajar tidak menggunakan alat pelajaran, padahal materi pelajaran yang bersangkutan sangat memerlukan alat pelajaran. Jika terjadi kesalahan, sesudah selesai mengajar pengawas dapat mengundang guru untuk mengajak diskusi, alat pelajaran apa yang mungkin diperlukan tetapi ternyata terbentur pada ketidakmampuan guru tersebut dalam menggunakan alat. Dalam hal seperti ini, tentu saja pengawas lebih mudah memberikan bimbingan dibandingkan dengan jika guru sudah tidak tahu alat apa yang tepat digunakan.
Penjelasan di atas tadi, menegaskan bahwa teknik ini tujuannya untuk memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi proses belajar mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan pembinaan terhadap guru yang diobservasi. Tentang waktu supervisor mengobservasi kelas ada yang diberitahu dan ada juga yang tidak diberitahu sebelumnya, tetapi setelah melalui izin supaya tidak mengganggu proses belajar. Supervisor menggunakan instrumen yang diciptakan sendiri dalam pengamatannya.

c.       Mengadakan Wawancara (Individual Interview)
Teknik ini dilakukan apabila supervisor berpendapat bahwa dia menghendaki adanya jawaban dari individu tertentu. Hal ini dapat dilakukan pertama, apabila ada masalah khusus pada individu guru atau staf sekolah lain, yang penyelesaiannya tidak boleh didengar oleh orang lain. Kedua, apabila supervisor ingin mengecek kebenaran data yang sudah dikumpulkan dari orang lain. Dalam hal ini, wawancara perseorangan adalah teknik yang tepat agar orang yang diwawancarai tidak terpengaruh oleh pendapat orang lain.
Dengan demikian teknik wawancara dapat dikatakan percakapan pribadi atau dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang membahas tentang keluhan-keluhan atau kekurangan yang dilakukan oleh guru dalam bidang mengajar, dimana di sini supervisor dapat memberikan jalan keluarnya. Dalam percakapan ini supervisor berusaha menyadarkan guru akan kelebihan dan kekurangannya.

d.      Intervisitasi (Mengunjungi Sekolaha lain)
Teknik ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh beberapa orang untuk mengunjungi sekolah-sekolah yang ternama dan maju dalam pengelolaannya untuk mengetahui kiat-kiat yang telah diambil sampai sekolah tersebut maju. Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini adalah dapat saling membandingkan dan belajar atas kelebihan dan kekurangan berdasarkan pengalaman masing-masing.


e.       Menyeleksi Berbagai Sumber Materi Untuk Mengajar.
Teknik pelakasanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek-aspek belajar mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru, sipervisor pendidikan akan menaruh perhatian terhadap aspek-aspek proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang efektif. Supervisor harus mempunyai kemampuan menyeleksi berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk mengajar. Adapun cara untuk mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan berusaha mengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan profesional.

f.       Menilai Diri Sendiri
Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut, yang akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang baik. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena suatu pengukuran terbalik karena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya. Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri, antara lain membuat daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada murid-murid untuk menilai perkerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas.

2)      Teknik Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi satu/bersama-sama. Kemudian pada kelompok ini diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang dihadapi. Teknik supervisi kelompok ada beberapa diantaranya adalah: mengadakan pertemuan/rapat, mengadakan diskusi kelompok, mengadakan penataran-penataran/, dan seminar. 
a.       Mengadakan pertemuan/rapat
Seorang kepla sekolah dapat memenuhi fungsinya dengan baik yaitu fungsi pengarahan (directing), pengkoordinasian (coordinating), dan pengkomunikasian (communicating), apabila tidak segan-segan menyelenggarakan pertemuan bersama dalam rapat dewan guru dan staf TU secara rutin. Tentu saja berapa jangka waktu jarak antara pertemuan tergantung pada pertimbangan dan kepentingan sekolah masing-masing.
Tujuan teknik ini memberikan bantuan umum, karena teknik ini melalui rapat guru yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaran dan upaya atau cara meningkatkan profesi guru. Adapun keuntungan teknik ini, bantuan diberikan kepada seluruh guru dalam satu kali pertemuan melakukan pertukaran pikiran secara  umum, sedangkan hambatannya, agak sulit menentukan dan cukup menyita waktu.

b.      Mengadakan Diskusi Kelompok (Group Discussion)
Diskusi kelompok sangat baik dilakukan sebagai metode untuk mengumpulkana data. Tujuan dari teknik ini untuk mempertemukan pendapat antar pimpinan dalam bentuk pertemuan khusus antar staf pimpinan saja. Barangkali juga, sekolah dapat mengadakan semacam pertemuan khusus yang dihadiri oleh guru-guru mata pelajaran tertentu atau kelompok dengan tugas khusus, misalnya panitia pembangunan.
Teknik ini dapat memberikan bantuan untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam tim, memecahkan masalah tentang jenis bantuan yang tepat untuk diberikan. Keuntungannya, guru dapat menemukan secara langsung cara yang dianggap baik dalam kegiatan belajar mengajar untuk diterapkan di kelasnya masing-masing.


c.       Mengadakan penataran-penataran (in-service training)
Salah satu wadah untuk meningkatkan kemampuan guru dan staf sekolah adalah penataran. Dalam klasifikasi pendidikan, penataran dikategorikan sebagai in-service training, sebagai jenis lain dari pre-service training yang merupakan pendidikan sebelum yang bersangkutan diangkat jadi pengawas yang resmi.
Tujuannya adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi guru dalam rangka meningkatkan kopentensi mengajarnya. Keuntungannya dengan penataran guru mendapat sejumlah pengetahuan dan keterampilan dalam waktu yang cukup banyak dan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru secara menyeluruh.

d.      Seminar
Sejak diberlakukan kenaikan pangkat dengan jabatan fungsional, banyak guru yang merasa membutuhkan sertifikat yang dapat diakui sebagai angka kredit. Dan cara yang baik dalam mengikuti seminar adalah apabila dilakukan dengan sungguh-sungguh, serius dan cermat mengikuti presentasi dam acara tanya jawab. Tujuannya adalah memberi wawasan baru bagi guru-guru dalam rangka mensikapi/merespons kebijakan atau isu-isu yang hangat sedang berkembang. Hambatannya, sulit untuk mendapatkan tenaga ahli yang menjadi nara sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar