SUPERVISI PENDIDIKAN
A.
Pengertian
Menelaah pengertian supervisi diawali dengan memahami dulu dengan
memahami asal katanya atau secara etimologis, supervisi berasal dari kata “super
and vision”. Super artinya atas atau lebih, sedangkan vision berarti melihat
atau meninjau atau pandangan, jadi supervisi diartikan melihat dari atas. Orang
yang melaksanakan kegiatan atau fungsi supervisi disebut dengan istilah
supervisor. Pengertian supervisi tidak diartikan melihat dari atas atau
mencari-cari kesalahan bawahan, tetapi supervisipn adalah program yang
berencana untuk memperbaiki pengajaran. Maka dari itu, supervisi dapat
diartikan melihat atau meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas
yang dilakukan oleh atasan (orang yang memiliki kelebihan) terhadap perwujudan
kegiatan dan hasil kekrja bawahan.
Dengan demikian, supervisi adalah usaha yang dilakukan untuk
memperbaiki kondisi belajar mengajar agar menjadi lebih baik.
B.
Tujuan Supervisi Pendidikan
Sebagaimana yang telah dirumuskan bahwa supervisi adalah suatu
usaha untuk memberikan bantuan kepada guru dalam memperbaiki situasi belajar
mengajar. Oleh karena itu supervisi pendidikan diarahkan kepada pembinaan guru
yang senantiasa dibina, diberi jalan keluar sehingga beban berat itu tidak
dirasakan secara sendiri. Tugas pokok supervisor adalah menolong guru agar
mampu melihat persoalan yang dihadapinya. Langkah berikut yang harus dihadapi
supervisor adalah menolong para guru agar dapat memecahkan problema yang mereka
hadapi itu. Guru yang dapat berdiri sendiri, guru yang dapat atau mampu
mengarahkan diri sendiri ini merupakan tujuan supervisi pendidikan
sesungguhnya.
Pada dasarnya tujuan supervisi pendidikan ialah memperkembangkan
situasi belajar dan mengajar yang lebih baik. Usaha ke arah perbaikan belajar
dan mengajar ditujukan kepada pencapaian tujuan akhir dari pendidikan, yaitu
pembentukan pribadi yang maksimal. Paradigma pembelajaran di kelas harus
diingat oleh para supervisor adalah kegiatan pembelajaran (learning), bukan
mengajar (teaching). Dalam hal ini, dijelaskan bahwa aktivitas pembelajaran
berfokus kepada siswa untuk supervisor bertugas membantu guru-guru untuk
mengelola kelas menjadi kelas yang aktif, kreatif, dan dinamik. Secara
operasional, tujuan supervisi adalah sebagai berikut:
1.
Membantu
guru melihat dengan jelas tujuan-tujuan pendidikan.
2.
Membantu
guru dalam membimbing pengalaman belajar siswa.
3.
Membantu
guru dalam menggunakan sumber-sumber pengalaman belajar.
4.
Membantu
guru dalam menggunakan metode-metode dan alat-alat pembelajaran modern.
5.
Membantu
guru dalam memenuhi kebutuhan belajar siswa.
6.
Membantu
guru dalam menilai kemajuan siswa dan hasil pekerjaan guru itu sendiri.
7.
Membantu
guru dalam membina reaksi mental atau moral kerja guru dalam rangka pertumbuhan
pribadi dan jabatan mereka.
8.
Membantu
guru baru disekolah sehigga mereka merasa gembira dengan tugas yang
diperolehnya.
9.
Membantu
guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara
menggunakan sumber-sumber masyarakat dan seterusnya.
10.
Membantu
guru agar waktu dan tenaga tercurah sepenuhnya dalam pembinaan sekolahnya.
C.
Fungsi Supervisi Pendidikan
Supervisi pendidikan adalah usaha perbaikan yang merupakan proses
bimbingan sesuai perubahan dan kebutuhan masyarakat. Burton mengemukakan,
fungsi supervisi adalah menilai dan memperbaiki faktor yang mempengaruhi
beljar. Wiles mengemukakan pula, bahwa supervisi memperbaiki situasi belajar
anak-anak. Secara rinci, fungsi supervisi dikemukakan sebagai berikut:
1.
Mengkoordinasi
semua usaha sekolah.
2.
Memperlengkapi
kepemimpinan sekolah.
3.
Memperluas
pengalaman guru-guru.
4.
Menstimulasi
usaha-usaha yang kreatif.
5.
Memberikan
fasilitas dan penilaian yang terus-menerus.
6.
Menganalisa
siatuasi belajar dan mengajar.
7.
Memberikan
pengetahuan dan skill kepada setiap anggota staf.
8.
Mengitegrasikan
tujuan pendidikan dan membantu meningkatkan kemampuan mengajar guru-guru.
Fungsi-fungsi supervisi pendidikan di atas, sangat penting
diketahui oleh para pimpinan pendidikan termasuk kepala sekolah, adalah sebagai
berikut:
1.
Dalam
bidang kepemimpinan
a)
Menyusun
rencana dan kebijaksanaan bersama.
b)
Mengikut
sertakan anggota-anggota kelompok dalam berbagai kegiatan.
c)
Memberikan
bantuan kepada anggota kelompok dalam menghadapi dan memecahkan
persoalan-persoalan.
d)
Membangkitkan
dan memupuk semangat kelompok atau memupuk moral yang tinggi kepada anggota
kelompok.
e)
Mengikut
sertakan semua anggota dalam menetapkan semua putusan-putusan.
f)
Membagi-bagi
dan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab kepada anggota kelompok sesuai
dengan fungsi-fungsi dan kecakapan masing-masing.
2.
Dalam
hubungan kemanusiaan
a)
Memanfaatkan
kekeliruan ataupun kesalahan-kesalahan yang dialaminya untuk dijadikan
pelajaran demi perbaikan selanjutnya bagi diri sendiri maupun bagi anggota
kelompoknya.
b)
Membantu
mengatasi kekurangan ataupun kesulitan yng dihadapi anggota kelompoknya,
seperti dalam hal kemalasan, merasa rendah diri dan sebagainya.
c)
Mengarahkan
anggota kelompoknya kepada sikap-sikap yang demokratis.
d)
Memupuk
rasa saling menghormati diantara sesama anggota kelompok dan sesama manusia.
e)
Menghilangkan
rasa curiga-mencurigai antara anggota kelompok.
3.
Dalam
pembinaan proses kelompok
a)
Mengenal
masing-masing pribadi anggota kelompok, baik kelemahan maupun kemampuan
masing-masing.
b)
Menimbulkan
dan memelihara sikap percaya-mempercayai antara sesama anggota maupun antara
anggota dan pimpinan.
c)
Memupuk
sikap dan kesedihan tolong-menolong.
d)
Memperbesar
rasa tanggung jawb pada anggota kelompok.
e)
Bertindak
bijaksana dalam menyelesaikan pertentangan atau perselisihan pendapat antara
anggota kelompok.
4.
Dalam
bidang administrasi personil
a)
Memilij
personil yang memiliki syarat-syarat dan kecakapan yang diperlihatkan untuk
suatu pekerjaan.
b)
Menempatkan
personil pada tempat dan tugas yang sesuai dengan kecakapan dan kemampuan
masing-masing.
c)
Mengusahakan
susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan daya kerja serta hasil
maksimal.
5.
Dalam
bidang evaluasi
a)
Menguasai
dan memahami tujuan-tujuan pendidikan secara khusus dan terperinci.
b)
Menguasai
dan memiliki norma-norma atau ukuran-ukuran yang akan digunakan sebagai
kriteria penilaian.
c)
Menguasai
teknik-teknik pengumpulan data untuk memperoleh data yang lengkap, benar, dan
dapat diolah menurut norma-norma yang ada.
d)
Menafsirkan
dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian sehingga mendapatkan gambaran tentang
kemungkinan-kemungkinan untuk mengadakan perbaikan-perbaikan.
D.
Prinsip-prinsip Supervisi Pendidikan
Seorang supervisor pendidikan dalam melaksanakan tugas mensupervisi
tenaga kependidikan dan pendidik (staf dan guru) hendaknya mengacu kepada
prinsip ilmiah, demokratis, kooperatif, dan kreatif. Prinsip ilmiah mencakup
unsur-unsur sistematis, objektif, demokratis, kooperatif, konstruktif, dan
kreatif.
1.
Sistematis
berarti dilaksanakan secara teratur, berencana dan kontinu.
2.
Objektif,
artinya daya yang didapat berdasarkan pada observasi nyata, bukan tafsiran
pribadi.
3.
Demokratis
adalah menjunjung tinggi asas musyawarah. Memiliki jiwa kekeluargaan yang kuat
serta sanggup menerima pendapat orang lain.
4.
Kooperatif,
maksudnya seluruh staf sekolah dapat bekerja bersama, mengembangkan usaha
bersama dalam menciptakan situasi belajar mengajar yang lebih baik.
5.
Konstruktif
dan kreatif, yaitu membina inisiatif guru dan mendorongnya untuk aktif
menciptakan suasana dimana tiap orang merasa aman dan dapat mengembangkan
potensi-potensinya.
6.
Menggunakan
instrumen, yaitu menggunakan alat (instrumen) yang dapat memberi informasi
sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses
belajar-mengajar.
7.
Teknik Supervisi Pendidikan
1)
Teknik Individual (Perseorangan)
Yang dimaksud teknik individual (perseorangan) dalam kegiatan
supervisi adalah bantuan yang dilakukan sendiri oleh petugas supervisi, baik
yang terjadi di dalam maupun di luar sekolah. Dalam hal ini, yang disupervisi
mungkin juga perseorangan, tetapi mungkin juga bukan hanya seorang. Maksudnya
adalah memberikan bimbingan perseorangan atau individu.
Jadi teknik individual merupakan pelaksanaan supervisi diberikan kepada
guru tertentu yang mempunyai masalah khusus dan bersifat perseorangan. Supervisor
dan pengawas hanya berhadapan seorang guru yang dipandang memiliki persoalan
tertentu. Teknik-teknik supervisi dikelompokkan sebagai teknik individu
meliputi: kunungan kelas, observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan
antar sekolah.
a.
Mengadakan
Kunjungan Kelas (Classroom Vasitation)
Yang dimaksud kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh
pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas, baik ketika kegiatan sedang
berlangsung untuk melihat atau mengamati guru yang sedang mengajar, ataupun
ketika kelasa sedang kosong, atau sedang berisi siswa tetapi guru sedang tidak
mengajar. Dalam hal ini, kunjungan kelas dimaksudkan untuk melihat dari dekat
situasi dan suasana kelas secara keseluruhan. Apabila dari kunjungan tersebut
dijumpai hal-hal yang baik ataupun kurang pada tempatnya, maka pengawas atau
kepala sekolah dapat mengundang guru atau siswa diajak berdiskusi menggali
lebih dalam tentang kejadian tersebut.
Penjelasan di atas, kunjungan kelas dilakukan dalam upaya
supervisor memeproleh data tentang keadaan sebenarnya mengenai kemampuan dan
keterampilan guru mengajar. Kemudian melakukan perbincangan untuk mencari pemecahan
atas kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru. Sehingga kegiatan
pembelajaran dapat ditingkatkan. Kunjungan kelas dapat dilakukan dengan empat cara,
yaitu: kunjungan kelas tanpa diberitahu, kunjungan kelas dengan pemberitahuan,
kunjungan kelas atas undangan guru, dan saling mengunjungi kelas.
b.
Mengadakan
Observasi Kelas (Classroom Observation)
Yang dimaksud dengan observasi kelas ialah kunjungan yang dilakukan
oleh supervisor, pengawas atau kepala sekolah ke sebuah kelas dengan maksud
untuk mencermati situasi atau peristiwa yang sedang berlangsung di kelas yang
bersangkutan. Sebagai contoh: pengawas menyaksikan guru yang sedang mengajar tidak
menggunakan alat pelajaran, padahal materi pelajaran yang bersangkutan sangat
memerlukan alat pelajaran. Jika terjadi kesalahan, sesudah selesai mengajar
pengawas dapat mengundang guru untuk mengajak diskusi, alat pelajaran apa yang
mungkin diperlukan tetapi ternyata terbentur pada ketidakmampuan guru tersebut
dalam menggunakan alat. Dalam hal seperti ini, tentu saja pengawas lebih mudah
memberikan bimbingan dibandingkan dengan jika guru sudah tidak tahu alat apa
yang tepat digunakan.
Penjelasan di atas tadi, menegaskan bahwa teknik ini tujuannya
untuk memperoleh data tentang segala sesuatu yang terjadi proses belajar
mengajar. Data ini sebagai dasar bagi supervisor melakukan pembinaan terhadap
guru yang diobservasi. Tentang waktu supervisor mengobservasi kelas ada yang
diberitahu dan ada juga yang tidak diberitahu sebelumnya, tetapi setelah melalui
izin supaya tidak mengganggu proses belajar. Supervisor menggunakan instrumen
yang diciptakan sendiri dalam pengamatannya.
c.
Mengadakan
Wawancara (Individual Interview)
Teknik ini dilakukan apabila supervisor berpendapat bahwa dia
menghendaki adanya jawaban dari individu tertentu. Hal ini dapat dilakukan pertama,
apabila ada masalah khusus pada individu guru atau staf sekolah lain, yang
penyelesaiannya tidak boleh didengar oleh orang lain. Kedua, apabila supervisor
ingin mengecek kebenaran data yang sudah dikumpulkan dari orang lain. Dalam hal
ini, wawancara perseorangan adalah teknik yang tepat agar orang yang
diwawancarai tidak terpengaruh oleh pendapat orang lain.
Dengan demikian teknik wawancara dapat dikatakan percakapan pribadi
atau dialog yang dilakukan oleh guru dan supervisornya, yang membahas tentang
keluhan-keluhan atau kekurangan yang dilakukan oleh guru dalam bidang mengajar,
dimana di sini supervisor dapat memberikan jalan keluarnya. Dalam percakapan
ini supervisor berusaha menyadarkan guru akan kelebihan dan kekurangannya.
d.
Intervisitasi
(Mengunjungi Sekolaha lain)
Teknik
ini dilakukan oleh sekolah-sekolah yang masih kurang maju dengan menyuruh
beberapa orang untuk mengunjungi sekolah-sekolah yang ternama dan maju dalam
pengelolaannya untuk mengetahui kiat-kiat yang telah diambil sampai sekolah
tersebut maju. Manfaat yang dapat diperoleh dari teknik supervisi ini adalah
dapat saling membandingkan dan belajar atas kelebihan dan kekurangan
berdasarkan pengalaman masing-masing.
e.
Menyeleksi
Berbagai Sumber Materi Untuk Mengajar.
Teknik pelakasanaan supervisi ini berkaitan dengan aspek-aspek
belajar mengajar. Dalam usaha memberikan pelayanan profesional kepada guru,
sipervisor pendidikan akan menaruh perhatian terhadap aspek-aspek proses
belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang efektif. Supervisor harus
mempunyai kemampuan menyeleksi berbagai sumber materi yang digunakan guru untuk
mengajar. Adapun cara untuk mengikuti perkembangan keguruan kita, ialah dengan
berusaha mengikuti perkembangan itu melalui kepustakaan profesional.
f.
Menilai
Diri Sendiri
Guru dan supervisor melihat kekurangan masing-masing yang mana ini
dapat memberikan nilai tambah pada hubungan guru dan supervisor tersebut, yang
akhirnya akan memberikan nilai positif bagi kegiatan belajar mengajar yang
baik. Menilai diri sendiri merupakan tugas yang tidak mudah bagi guru, karena
suatu pengukuran terbalik karena selama ini guru hanya menilai murid-muridnya.
Ada beberapa cara atau alat yang dapat digunakan untuk menilai diri sendiri,
antara lain membuat daftar pandangan atau pendapat yang disampaikan kepada
murid-murid untuk menilai perkerjaan atau suatu aktivitas guru di muka kelas.
2)
Teknik Kelompok
Teknik supervisi kelompok adalah satu cara melaksanakan program
supervisi yang ditujukan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga
sesuai dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau
kelemahan-kelemahan yang sama dikelompokkan atau dikumpulkan menjadi
satu/bersama-sama. Kemudian pada kelompok ini diberikan layanan supervisi
sesuai dengan permasalahan atau kebutuhan yang dihadapi. Teknik supervisi
kelompok ada beberapa diantaranya adalah: mengadakan pertemuan/rapat, mengadakan
diskusi kelompok, mengadakan penataran-penataran/, dan seminar.
a.
Mengadakan
pertemuan/rapat
Seorang kepla sekolah dapat memenuhi fungsinya dengan baik yaitu fungsi
pengarahan (directing), pengkoordinasian (coordinating), dan pengkomunikasian (communicating),
apabila tidak segan-segan menyelenggarakan pertemuan bersama dalam rapat dewan
guru dan staf TU secara rutin. Tentu saja berapa jangka waktu jarak antara
pertemuan tergantung pada pertimbangan dan kepentingan sekolah masing-masing.
Tujuan teknik ini memberikan bantuan umum, karena teknik ini
melalui rapat guru yang dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaran dan upaya
atau cara meningkatkan profesi guru. Adapun keuntungan teknik ini, bantuan
diberikan kepada seluruh guru dalam satu kali pertemuan melakukan pertukaran
pikiran secara umum, sedangkan
hambatannya, agak sulit menentukan dan cukup menyita waktu.
b.
Mengadakan
Diskusi Kelompok (Group Discussion)
Diskusi kelompok sangat baik dilakukan sebagai metode untuk
mengumpulkana data. Tujuan dari teknik ini untuk mempertemukan pendapat antar
pimpinan dalam bentuk pertemuan khusus antar staf pimpinan saja. Barangkali
juga, sekolah dapat mengadakan semacam pertemuan khusus yang dihadiri oleh
guru-guru mata pelajaran tertentu atau kelompok dengan tugas khusus, misalnya
panitia pembangunan.
Teknik ini dapat memberikan bantuan untuk memecahkan masalah yang
ditemukan dalam tim, memecahkan masalah tentang jenis bantuan yang tepat untuk
diberikan. Keuntungannya, guru dapat menemukan secara langsung cara yang
dianggap baik dalam kegiatan belajar mengajar untuk diterapkan di kelasnya
masing-masing.
c.
Mengadakan
penataran-penataran (in-service training)
Salah satu wadah untuk meningkatkan kemampuan guru dan staf sekolah
adalah penataran. Dalam klasifikasi pendidikan, penataran dikategorikan sebagai
in-service training, sebagai jenis lain dari pre-service training yang
merupakan pendidikan sebelum yang bersangkutan diangkat jadi pengawas yang
resmi.
Tujuannya adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan bagi guru
dalam rangka meningkatkan kopentensi mengajarnya. Keuntungannya dengan
penataran guru mendapat sejumlah pengetahuan dan keterampilan dalam waktu yang
cukup banyak dan mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru secara
menyeluruh.
d.
Seminar
Sejak diberlakukan kenaikan pangkat dengan jabatan fungsional,
banyak guru yang merasa membutuhkan sertifikat yang dapat diakui sebagai angka
kredit. Dan cara yang baik dalam mengikuti seminar adalah apabila dilakukan
dengan sungguh-sungguh, serius dan cermat mengikuti presentasi dam acara tanya
jawab. Tujuannya adalah memberi wawasan baru bagi guru-guru dalam rangka
mensikapi/merespons kebijakan atau isu-isu yang hangat sedang berkembang.
Hambatannya, sulit untuk mendapatkan tenaga ahli yang menjadi nara sumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar