MEMAHAMI
TUJUAN PEMBINAAN MAJALAH SEKOLAH
A.
Fungsi
Majalah Sekolah dan Majalah Dinding Sekolah
Keberadaan
majalah atau Mading di sekolah terkadang di anggap kurang penting dan juga
tidak begitu terurus. Padahal majalah atau Mading mempunyai banyak fungsi bagi
para siswa/siswi. Berikut beberapa fungsi majalah dan Mading di lingkungan
sekolah:
1. Sebagai media informasi. Maksudnya majalah atau Mading dapat di
jadikan sebagai sarana media informasi bagi para siswa/siswi, selain itu informasi
lewat mading mudah di lakukan dan tidak memakan banyak biaya.
2. Sebagai wadah kreatifitas siswa/siswi. Maksudnya majalah atau Mading
juga berfungsi sebagai penyalur kreatifitas para siswa/siswi di lingkungan
sekolah tersebut baik berupa puisi, cerpen, pantun, atau karya sastra tulis
lainya.
3. Sebagai penumbuh minat para siswa/siswi dalam berkreatifitas. Dengan
adanya majalah atau Mading, maka secara tidak langsung dapat mendorong para
siswa dan siswi untuk berkreatifitas.
4. Sebagai media pendorong siswa dan siswi untuk membaca, menilai dan
menanggapi. Dalam hal ini majalah atau Mading juga harus menyediakan tempat
berkomentar mengenai karya karya tersebut. Agar si pembuat karya bisa membuat
lebih baik.
Ada
beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pengelolaan mading dan penerbitan
majalah sekolah, antara lain:
a) Harus unik dan menarik.
b) Menempatkan mading pada tempat yang sesuai
c) Menempatkan majalah sekolah sebagai bahan informasi dan media
pendukung bagi siswa dan jajaran guru.
d) Harus ada pengelola, yang dikelola langsung oleh organisasi siswa
(OSIS)
e) Harus ada yang mendanai dalam penerbitan majalah dan mading.
B.
Tujuan
Majalah Sekolah dan Majalah Dinding Sekolah
Majalah
sekolah atau majalah dinding sekolah mempunyai tujuan khusus dalam
mengembangkan kemampuan minat siswa, khususnya pengembangan bahasa Indonesia.
Adapun tujuannya, antara lain:
1.
Sebagai media
komunikasi
Majalah dinding/majalah sekolah yang dipasang dan
diterbitkan di sekolah merupakan media
komunikasi yang termurah untuk menciptakan komunikasi antar warga sekolah. Melalui majalah dan Mading setiap warga
sekolah dapat menuangkan gagasan dan idenya melalui berbagai macam ragam
tulisan sehingga dapat dibaca oleh warga sekolah yang lain. Penerbitan majalah
dan pemasangan majalah dinding merupakan komunikasi yang praktis mengingat bahan dan volume tulisan dapat diatur
secara elastis, disesuaikan dengan tema
dan kondisi atau keperluan yang aktual. Bila tema atau isu yang
berkembang masalah lingkungan hidup, sangat mungkin majalah dinding yang ada di
sekolah akan lebih banyak didominasi oleh tulisan, gambar, puisi, cerpen dan
lain-lain yang berisi tentang lingkungan hidup.
Dengan
adanya majalah dinding, bermacam informasi dapat disebarkan secara mudah ke seluruh wilayah sekolah tersebut dan akan
banyak hal yang semula tidak diketahui
akhirnya menjadi perbendaharaan pengetahuan, baik yang bersifat praktis
maupun yang perlu perenungan.
2.
Sebagai media
kreativitas
Siswa
sebagai anak muda tidak pernah sepi dan kaya dengan kreativitas, termasuk
aktivitas ekpresi tulis. Melalui karya tulis pada majalah/Mading dapat memberikan manfaat
ganda, yaitu (a) dari sisi penulis, majalah/Mading merupakan tempat untuk
mencurahkan berbagai macam ide, beragam gagasan, pikiran, daya cipta bahkan fantasi
yang mengiringi perkembangan jiwanya perlu penyaluran dan media untuk
menuangkannya. Oleh sebab itu majalah/Mading merupakan wadah kreativitas bagi
siswa karena didukung oleh sifatnya yang mudah dilaksanakan dengan biaya yang cukup
murah, (b) dari sisi pembaca akan mendapatkan penyaluran yang berkaitan dengan keinginan,
cita-cita, kecintaan, kerinduan, keprihatinan dan berbagai pikiran lain yang
tidak dapat disalurkannya sendiri. Dengan membaca tulisan-tulisan teman atau
orang lain, terlepaslah ia dari berbagai gejolak yang ada dalam dirinya. Majalah/Mading dapat
menjadi tuangan aspirasi diri bagi pembaca yang telah dituliskan oleh orang
lain dan menjadi sarana bersama penulisnya untuk berpendapat tentang sesuatu, berkeinginan, berkomentar,
berolok-olok, mengkritik serta masih banyak lagi yang lain.
3.
Sebagai media
untuk meningkatkan keterampilan menulis
Melalui majalah/ Mading, setiap siswa memiliki
kesempatan yang sama untuk melatih diri dalam membuat tulisan. Kebiasaan dan
keterampilan menulis tidak terjadi dalam seketika atau secara otomatis,
melainkan terjadi melalui proses pembelajaran dan latihan. Siswa yang memiliki
kebiasaan dan keterampilan menulis, cenderung memiliki wawasan dan cara berpikir
yang sistematis, kritis dan analitis.
4.
Sebagai media
untuk membangun kebiasaan membaca
Jika
majalah dinding dikemas dengan baik, akan dapat menarik perhatian siswa untuk
melihat dan membacanya sehingga majalah/Mading dapat dipakai sebagai satu media
untuk meningkatkan kebiasaan membaca. Jika hal tersebut terjadi, maka majalah/Mading
tidak akan pernah sepi dari siswa-siswa yang akan membacanya dan terbuka
peluang bagi siswa tidak hanya sekedar untuk membaca, namun dapat menimbulkan
insipirasi bagi siswa untuk menuangkan gagasan, ide dan kreativitasnya dalam majalah/Mading. Dengan demikian siswa tidak
hanya sebagai pembaca tetapi juga sebagai penulis.
5.
Sebagai pengisi
waktu
Majalah/Mading
dinding dapat dimanfaatkan sebagai satu sarana oleh siswa untuk mengisi waktu luangnya,
di saat ada jam-jam kosong atau pada saat istirahat dan selesai mengikuti semua
pelajaran. Waktu-waktu luang dapat dimanfatkan oleh siswa dengan membaca
berbagai macam tulisan yang dapat memperkaya pengetahuan dan wawasannya.
6.
Sebagai media
untuk melatih kecerdasan berpikir
Majalah
dinding dapat membangkitkan gairah siswa untuk mencari bacaan lain lewat
“umpan“ yang disajikan dalam majalah dinding. Sangat mungkin sajian-sajian majalah/Mading
itu belum sepenuhnya memenuhi selera pembacanya. Hal ini akan menjadikan majalah/Mading
dinding berperan sebagai perangsang bagi siswa untuk mencari bahan bacaan lain
yang lebih lengkap.
Kebiasaan
membaca akan menambah pengetahuan siswa dalam berbagai bidang. Semakin banyak
membaca, pengetahuan siswa akan bertambah dan secara tidak langsung akan
menjadi pendorong bertambahnya kecerdasan siswa. Dengan demikian majalah
/Mading berperan sebagai “terminal awal“ yang dapat menjembatani lahirnya
pengetahuan, ketangkasan berpikir dan terbentuknya kecerdasan.
7.
Sebagai media
untuk melatih berorganisasi
Penyelenggaraan
majalah/Mading jelas merupakan kerja tim yang membutuhkan proses perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan.
Oleh sebab itu diperlukan suatu keterampilan untuk berorganisasi sebagai satu
wadah untuk mencapai tujuan. Penyelenggaraan majalah dinding merupakan
perwujudan kerja tim atau kerja kelompok
yang perlu saling mematuhi kesepakatan, aturan yang telah ditetapkan, kedisiplinan
diri dan kesungguhan bekerja.
Pada
dasarnya tujuan diterbitkannya majalah sekolah seperti yang dikemukakan di atas
tadi, bahwa tujuan yang sebenarnya adalah (1) melatih mengembangkan penalaran
siswa melalui karya tulis, (2) mengembangkan keterampilan melaporkan hasil
penelitian dalam bentuk laporan ilmiah populer, (3) mengembangkan kemampuan
kreatif atau mengarang sastra, (4) melatih berorganisasi para pendukung
penerbit majalah sekolah, dan (5) melatih siswa mengelola penerbitan majalah sekolah.
C.
Sasaran
Majalah Sekolah dan Majalah Dinding Sekolah
Sasaran
kegiatan penerbitan majalah sekolah atau Mading (kegiatan ekstrakurikuler) adalah
seluruh peserta didik di sekolah, madrasah, maupun lembaga-lembaga pendidikan
nonformal lainnya, seperti pesantren. Pengelolaannya diutamakan ditangani oleh
peserta didik itu sendiri, dengan tidak menutup kemungkinan bagi keterlibatan
guru atau pihak-pihak lain jika diperlukan sebagai pembimbing.
Pelaksanaan
kegiatan ini dilakukan di luar jam pelajaran atau di luar kelas. Kegiatan ini
sebaiknya juga dilakukan lintas kelas. Namun untuk hal-hal tertentu yang
berkaitan dengan aplikasi dan praktik materi pelajaran di kelas, maka kegiatan ini
dilaksanakan dan diikuti secara tertib oleh mereka yang satu kelas dan satu
tingkat.
Bentuk-bentuk
kegiatannya juga perlu dikembangkan dengan mempertimbangkan tingkat pemahaman
dan kemampuan peserta didik serta tuntutan-tuntutan lokal dimana sekolah maupun
madrasah berada. Sehingga ,elalui kegiatan yang diikutinya, peserta didik
mampu belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang berkembang di lingkungannya
dengan tetap tidak melupakan masalah-masalah global tertentu saja yang juga
harus pula diketahui oleh peserta didik.
Peran
yang paling penting dalam penerbitan majalah saekolah atau mading, tidak lain
adalah orang yang sangat mendukung dalam mengembangkan kreativitas siswa dalam
menulis dan membaca. Salah satu sasarannya adalah (1) Guru, (2) Pelajar, (3) Kakitangan bukan guru,
(4) Ibu dan bapak, dan (5) Komuniti penduduk keseluruhannya.
D.
Kelayakan
Terbit Majalah Sekolah
Majalah
sekolah itu disebut sebagai layak terbit jika majalah itu memiliki faktor rasa
puas pembaca. Di dalamnya terdapat pernyataan yang menggugah keingintahuan
pembaca. Lalu, majalah sekolah itu juga harus memberikan manfaat di kelas
sebagai media pergaulan antar siswa. Penerbitan majalah sekolah mampu
meningkatkan keakraban dan kedekatan antar siswa.
Ada lima ciri majalah sekolah yang dapat diuraikan sebagai berikut:
Ada lima ciri majalah sekolah yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
Majalah sekolah
diterbitkan di lingkungan sekolah yang Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP)
dan Surat Izin Terbit (SIT) cukup diberikan oleh kepala sekolah.
2.
Upaya
penerbitan majalah sekolah biasanya dikoordinasi dalam satu seksi kegiatan
ekstrakurikuler OSIS.
3.
Sasaran pembaca
majalah sekolah adalah siswa di lingkungan sekolah.
4.
Isi pernyataan
yang ada dalam majalah sekolah itu lebih mengutamakan kepentingan publikasi
pendidikan dan pengajaran di sekolah.
5.
Penampilan fisik
majalah sekolah tidak porno.
Kelayakan
terbit suatu buku, majalah, dan sebagainya di penerbitan didasarkan kondisi
bahwa buku atau tulisan tersebut tidak mengganggu ketertiban umum. Hal yang
mengganggu ketenteraman umum itu adalah
1.
Bertentangan
dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2.
Mengandung dan
menyebarkan ajaran/paham Marxisme/Leninisme/Komunisme yang dilarang dengan TAP
MPR Nomor XXV/MPR/1966.
3.
Merusak
kesatuan dan persatuan masyarakat, bangsa, dan negara kesatuan Republik
Indonesia.
4.
Merusak kepercayaan
masyarakat terhadap kepemimpinan nasional.
5.
Tulisan dan
gambar yang merusak akhlak dan memajukan percabulan atau Porno.
6.
Memberi kesan
anti-Tuhan, anti agama, dan penghinaan terhadap salah satu agama yang diakui di
Indonesia sehingga merupakan penodaan serta merusak kerukunan hidup beragama.
7.
Merugikan dan
merusak pelaksanaan pembangunan.
8.
Menimbulkan
pertentangan.
9.
Bertentangan
dengan undang-undang yang berlaku.
E.
Macam-macam Media di Sekolah
Banyak macam dan ragamnya media sekolah.Ada media sekolah yang
sifatnya permanen, tidak berubah-ubah tempatnya. Ada pula media yang dapat
dibawa keman-mana.Ada media dalam bentuk tulis atau cetak, ada pula media dalam
bentuk elektronika. Majalah dinding sebagai media sekolah permanen yang sering
menempel di dinding sekolah sering dijumpai. Ada yang dikemas cukup sederhana,
ada pula yang dikemas sedemikian rupa sehingga enak dibaca.
Ada juga media sekolah yang mudah dibawa ke sana ke mari,
misalnya bulletin sekolah atau juga majalah sekolah. Seperti halnya majalah
dinding, bulletin dan majalah sekolah ada yang dikemas dalam bentuk yang sangat
menarik.Ada bulletin atau majalah yang menjadi bacaan anak-anak saja, ada pula
yang difungsikan untuk bacaan orang tua.Semua itu bergantung dari tujuan
diadakannya media sekolah.
1.
Majalah Dinding
Majalah dinding bukan hal baru dalam dunia pendidikan.Majalah
dinding sudah sering kita dengar. Majalah dinding merupakan bentuk karya tulis
yang ditempelkan pada dinding. Bentuk karya tulis ini tidak mudah untuk
dipindah-pindah tempatnya.Kalaulah dipindah, maka harus bersama dengan papan
tempat menempel karya tulis tersebut.
Majalah yang dibuat di sekolah terdapat berbagai jenis.Ada
majalah dinding sekolah yang menjadi informasi sekolah dan ditempel di tempat
strategis atau di luar kelas agar dapat dibaca semua siswa. Majalah dinding
semacam ini lebih banyak berisi beita tentang sekolah. Majalah seperti ini
bersifat umum, artinya semua siswa diperkenankan untuk memberikan karyanya tana
dibatasi oleh kelas khusus.
Beda halnya dengan majalah dinding kelas. Majalah dinding
kelas adalah majalah dinding yang dikelola oleh setiap kelas. Penempatan
majalah dinding ini biasanya di dinding bagian luar kelas. Info yang
disampaikan dalam majalah dinding kelas merupakan info kelas itu sendiri.Begitu
pula karya-karya yang dipajang juga karya-karya kelas tersebut.
Banyak juga dijumpai sekolah-sekolah yang menggunakan
majalah dinding sekolah dalam bentuk kelompok. Artinya, kelas itu tidak hanya
membuat satu majalah dinding yang di tempel di bagian luar dinding kelas,
tetapi siswa di kelas itu dibagi menjadi beberapa kelompok, bisa tiga, empat,
atau sampai lima. Masing-masing kelompok memunyai papan sendiri yang diletakkan
di dalam kelas.Setiap kelompok merancang bentuk majalah dinding kelompok kelas.
Setiap sekolah seharusnya sudah mampu mengembangkan media
sekolah, minimal membuat majalah dinding. Selain biayanya yang relatif murah
dan dapat dijangkau oleh sekolah, manfaatnya cukup efektif untuk memotivasi
siswa dalam menumbuhkembangkan minat membaca dan menulis. Selain itu, dengan
majalah dinding, informasi sekolah juga bisa tersosialisasi dengan cepat. Anak
juga lebih apresiatif terhadap karya tulis yang dibaca di majalah dinding yang
telah dibuat oleh teman-temannya.
Dengan majalah dinding, anak dilatih untuk bertanggung jawab
mengelola sebaik baiknya. Peran guru hanyalah sebagai motivator dan fasilitator
serta pembimbing agar minat anak terus tumbuh untuk mengembangkan
kreativitasnya di bidang karya tulis.Untuk itulah, meskipun majalah dinding ini
merupakan media yang cukup sederhana, namun perlu dikelola dengan
sebaik-baiknya. Hal ini untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Membuat majalah dinding, tidak jauh berbeda dengan membuat
media yang lainnya. Semua membutuhkan kesiapan.Hanya saja, untuk majalah
dinding ini persiapannya tidak terlalu rumit. Kesungguhan dan kemauan adalah
modal yang paling utama untuk merancang sebuah media sekolah. Kemauan dan
kesungguhan itu muncul dari pimpinan sekolah, guru, dan siswa. Pimpinan sekolah
sebagai pengambil kebijakan seharusnya peduli terhadap pengadaan majalah
dinding.Begitu pula guru, seharusnya mampu memberikan motivasi. Lebih penting
lagi siswa mempunyai kemauan untuk membuat majalah dinding ini.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat
majalah dinding. Mulailah dari hal-hal yang cukup sederhana. Jika dimulai dari
hal yang cukup sederhana. Jika dimulai dari hal-hal yang cukup sederhana anak
akan merasa santai membacanya. Sedangkan pembuatan tersebut, ada hal-hal yang
perlu diperhatiakan, salah satunya:
a) Persiapan
b) Menyiapkan papan madding
c) Menyiapkan guru Pembina
d) Menyiapkan tim redaksi
e) Pelaksanaan
f) Menentukan isi/kolom majalah dinding.
Isi kolom dalam majalah dinding biasanya berisi tentang Salam redaksi, Profil,
Opini, Pengetahuan, Berita, Agama, Seni, Mutiara kata, dan Gambar.
g) Menentukan jadwal terbit
h) Evaluasi
Dalam setiap penerbitan selalu ada evaluasi. Evaluasi
dimaksudkan agar bulletin yang diterbitkan dapat berjalan dengan lancar dan memberikan
manfaat yang besar. Evaluasi yang dilakukan ini tentunya bersama dengan
Pembina.
Guru Pembina melihat cara kerja tim redaksi. Apakah semua
bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau mungkin ada yang efektif. Selain
itu, evaluasi tentang kolom yang ada juga perlu dilakukan. Hal ini untuk
memberikan pelajaran kepada tim redaksi, termasuk penulis-penulis yang tidak
tergabung dalam tim redaksi.
Untuk evaluasi dibutuhkan waktu khusus. Tentunya, waktu yang
tidak mengganggu pelajaran sekolah. Dapat pula mengadakan pertemuan rutin bagi
tim redaksi.
2.
Buletin Sekolah
Salah satu bentuk media informasi dan komunikasi yang lain
adalah bulletin. Bulletin sangat sederhana, bentuknya lembaran-lembaran yang
terdiri dari beberapa halaman saja sehingga informasi yang dimuat tidak terlalu
banyak. Meskipun demikian, bulletin sangat berarti bagi sekolah karena sekolah
dapat menginformasikan apa yang perlu disampaikan kepada siswa atau orang tua.
Selian itu, dengan bulletin ini siswa lebih berkreasi dalam membuat karya tulis.
Garan Meskipun bentuknya sangat sederhana, bulletin perlu
ditangani secara serius. Lebih-lebih bulletin merupakan informasi tulis yang
dapat dibawa ke mana-mana, maka sudah seyogyanya ditangani sebaik-baiknya.
Jika majalah dinding tidak banyak membutuhkan biaya, maka
bulletin ini sudah harus ada anggaran khusus karena setiap terbit harus melalui
percetakan. Selain itu, naskah yang dimuat juga melalui editor. Artinya, naskah
itu juga perlu diedit dulu. Hal ini untukn menghindari salah konsep atau adanya
kesalahpahaman isi yang dikeluarkan dala bulletin tersebut.
Bulein yang sering dijumpai saat ini adalah bulletin yang
dikeluarkan di masjid-masjid, dan masih dalam bentuk lembaran-lembaran. Isinya
pun lebih pada artikel berkaitan dengan agama. Beda halnya dengan bulletin yang
dijumpai di sekolah-sekolah yang memuat tentang pendidikan. Selain dalam bentuk
lembaran-lembaran, ada juga sekolah yang mengeluarkan bulletin dalam bentuk
yang sudah dibukukan, bukan hanya lembaran-lembaran. Tentunya banyak materi yang
dimuat di dalamnya. Ini membuka peluang bagi siswa untuk lebih kreatif dalam
membuat karya tulis yang dimuat di bulletin tersebut.
3.
Majalah Sekolah
Mendengar kata “majalah”, gambaran yang muncul dalam pikiran
kita adalah majalah yang saat ini sudah beredar di tengah-tengah masyarakat,
misalnya majalah “Mentari”, “Aku Anak Soleh”, “Bobo”, “Gadis”, dan lain-lain.
Jika dilihat dari bentuknya, memang seperti itulah majalah. Ada sampul (Cover),
ada daftar isi, ada banyak kolom yang harus diisi.
Majalah sekolah berbeda dengan majalah dinding dan bulletin.
Untuk membuat majalah sekolah, banyak perangkat yang perlu dipersiapkan. Hal
ini karena menyangkut bnayak hal, antara lain, dana, tenaga, dan perangkat
lain.
Dana menjadi pembahasan pertama dalam membuat majalah
sekolah. Mengapa? hal itu karena dana diperlukan untuk beberapa hal sebagai
berikut:
a)
Dana
untuk percetakan
b)
Dana
untuk penulis
c)
Dana
untuk operasional lainnya.
Sebagai sekolah yang hendak membuat majalah sekolah, maka
ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola sebuah majalah
sekolah, antara lain sebagai berikut:
a)
Membuat
struktur organisasi majalah sekolah (Tim Redaksi)
b)
Menentukan
ukuran majalah sekolah
c)
Menentukan
isi majalah
d)
Menentukan
sampul majalah
e)
Menentukan
jadwal terbit
Tidak ada komentar:
Posting Komentar