Selasa, 24 Februari 2015

PEMBINAAN MAJALAH SEKOLAH (Memahami Tujuan Pembinaan Majalah Sekolah)



MEMAHAMI TUJUAN PEMBINAAN MAJALAH SEKOLAH

A.    Fungsi Majalah Sekolah dan Majalah Dinding Sekolah
Keberadaan majalah atau Mading di sekolah terkadang di anggap kurang penting dan juga tidak begitu terurus. Padahal majalah atau Mading mempunyai banyak fungsi bagi para siswa/siswi. Berikut beberapa fungsi majalah dan Mading di lingkungan sekolah:
1.      Sebagai media informasi. Maksudnya majalah atau Mading dapat di jadikan sebagai sarana media informasi bagi para siswa/siswi, selain itu informasi lewat mading mudah di lakukan dan tidak memakan banyak biaya.
2.      Sebagai wadah kreatifitas siswa/siswi. Maksudnya majalah atau Mading juga berfungsi sebagai penyalur kreatifitas para siswa/siswi di lingkungan sekolah tersebut baik berupa puisi, cerpen, pantun, atau karya sastra tulis lainya.
3.      Sebagai penumbuh minat para siswa/siswi dalam berkreatifitas. Dengan adanya majalah atau Mading, maka secara tidak langsung dapat mendorong para siswa dan siswi untuk berkreatifitas.
4.      Sebagai media pendorong siswa dan siswi untuk membaca, menilai dan menanggapi. Dalam hal ini majalah atau Mading juga harus menyediakan tempat berkomentar mengenai karya karya tersebut. Agar si pembuat karya bisa membuat lebih baik.
 
Ada beberapa hal yang harus di perhatikan dalam pengelolaan mading dan penerbitan majalah sekolah, antara lain:
a)      Harus unik dan menarik.
b)      Menempatkan mading pada tempat yang sesuai
c)      Menempatkan majalah sekolah sebagai bahan informasi dan media pendukung bagi siswa dan jajaran guru.
d)     Harus ada pengelola, yang dikelola langsung oleh organisasi siswa (OSIS)
e)      Harus ada yang mendanai dalam penerbitan majalah dan mading.

B.     Tujuan Majalah Sekolah dan Majalah Dinding Sekolah
Majalah sekolah atau majalah dinding sekolah mempunyai tujuan khusus dalam mengembangkan kemampuan minat siswa, khususnya pengembangan bahasa Indonesia. Adapun tujuannya, antara lain:
1.      Sebagai media komunikasi
Majalah  dinding/majalah sekolah yang dipasang dan diterbitkan di sekolah merupakan  media komunikasi yang termurah untuk menciptakan komunikasi antar warga sekolah.  Melalui majalah dan Mading setiap warga sekolah dapat menuangkan gagasan dan idenya melalui berbagai macam ragam tulisan sehingga dapat dibaca oleh warga sekolah yang lain. Penerbitan majalah dan pemasangan majalah dinding merupakan komunikasi yang praktis  mengingat bahan dan volume tulisan dapat diatur secara elastis, disesuaikan dengan tema  dan kondisi atau keperluan yang aktual. Bila tema atau isu yang berkembang masalah lingkungan hidup, sangat mungkin majalah dinding yang ada di sekolah akan lebih banyak didominasi oleh tulisan, gambar, puisi, cerpen dan lain-lain yang berisi tentang lingkungan hidup.
Dengan adanya majalah dinding, bermacam informasi dapat disebarkan secara mudah  ke seluruh wilayah sekolah tersebut dan akan banyak hal yang semula tidak diketahui  akhirnya menjadi perbendaharaan pengetahuan, baik yang bersifat praktis maupun yang perlu perenungan.
2.      Sebagai media kreativitas
Siswa sebagai anak muda tidak pernah sepi dan kaya dengan kreativitas, termasuk aktivitas ekpresi tulis. Melalui karya tulis pada  majalah/Mading dapat memberikan manfaat ganda, yaitu (a) dari sisi penulis, majalah/Mading merupakan tempat untuk mencurahkan berbagai macam ide, beragam gagasan, pikiran, daya cipta bahkan fantasi yang mengiringi perkembangan jiwanya perlu penyaluran dan media untuk menuangkannya. Oleh sebab itu majalah/Mading merupakan wadah kreativitas bagi siswa karena didukung oleh sifatnya yang mudah dilaksanakan dengan biaya yang cukup murah, (b) dari sisi pembaca akan mendapatkan penyaluran yang berkaitan dengan keinginan, cita-cita, kecintaan, kerinduan, keprihatinan dan berbagai pikiran lain yang tidak dapat disalurkannya sendiri. Dengan membaca tulisan-tulisan teman atau orang lain, terlepaslah ia dari berbagai gejolak yang  ada dalam dirinya. Majalah/Mading dapat menjadi tuangan aspirasi diri bagi pembaca yang telah dituliskan oleh orang lain dan menjadi sarana bersama penulisnya untuk berpendapat tentang  sesuatu, berkeinginan, berkomentar, berolok-olok, mengkritik serta masih banyak lagi yang lain.
3.      Sebagai media untuk meningkatkan keterampilan menulis
Melalui  majalah/ Mading, setiap siswa memiliki kesempatan yang sama untuk melatih diri dalam membuat tulisan. Kebiasaan dan keterampilan menulis tidak terjadi dalam seketika atau secara otomatis, melainkan terjadi melalui proses pembelajaran dan latihan. Siswa yang memiliki kebiasaan dan keterampilan menulis, cenderung memiliki wawasan dan cara berpikir yang sistematis, kritis dan analitis. 
4.      Sebagai media untuk membangun kebiasaan membaca
Jika majalah dinding dikemas dengan baik, akan dapat menarik perhatian siswa untuk melihat dan membacanya sehingga majalah/Mading dapat dipakai sebagai satu media untuk meningkatkan kebiasaan membaca. Jika hal tersebut terjadi, maka majalah/Mading tidak akan pernah sepi dari siswa-siswa yang akan membacanya dan terbuka peluang bagi siswa tidak hanya sekedar untuk membaca, namun dapat menimbulkan insipirasi bagi siswa untuk menuangkan gagasan, ide dan kreativitasnya dalam  majalah/Mading. Dengan demikian siswa tidak hanya sebagai pembaca tetapi juga sebagai penulis.
5.      Sebagai pengisi waktu
Majalah/Mading dinding dapat dimanfaatkan sebagai satu sarana oleh siswa untuk mengisi waktu luangnya, di saat ada jam-jam kosong atau pada saat istirahat dan selesai mengikuti semua pelajaran. Waktu-waktu luang dapat dimanfatkan oleh siswa dengan membaca berbagai macam tulisan yang dapat memperkaya pengetahuan dan wawasannya.
6.      Sebagai media untuk melatih kecerdasan berpikir
Majalah dinding dapat membangkitkan gairah siswa untuk mencari bacaan lain lewat “umpan“ yang disajikan dalam majalah dinding. Sangat mungkin sajian-sajian majalah/Mading itu belum sepenuhnya memenuhi selera pembacanya. Hal ini akan menjadikan majalah/Mading dinding berperan sebagai perangsang bagi siswa untuk mencari bahan bacaan lain yang lebih lengkap.
Kebiasaan membaca akan menambah pengetahuan siswa dalam berbagai bidang. Semakin banyak membaca, pengetahuan siswa akan bertambah dan secara tidak langsung akan menjadi pendorong bertambahnya kecerdasan siswa. Dengan demikian majalah /Mading berperan sebagai “terminal awal“ yang dapat menjembatani lahirnya pengetahuan, ketangkasan berpikir dan terbentuknya kecerdasan.
7.      Sebagai media untuk melatih berorganisasi
Penyelenggaraan majalah/Mading jelas merupakan kerja tim yang membutuhkan proses  perencanaan, pengorganisasian dan pengawasan. Oleh sebab itu diperlukan suatu keterampilan untuk berorganisasi sebagai satu wadah untuk mencapai tujuan. Penyelenggaraan majalah dinding merupakan perwujudan kerja tim atau kerja kelompok  yang perlu saling mematuhi kesepakatan, aturan yang telah ditetapkan, kedisiplinan diri dan kesungguhan bekerja.

Pada dasarnya tujuan diterbitkannya majalah sekolah seperti yang dikemukakan di atas tadi, bahwa tujuan yang sebenarnya adalah (1) melatih mengembangkan penalaran siswa melalui karya tulis, (2) mengembangkan keterampilan melaporkan hasil penelitian dalam bentuk laporan ilmiah populer, (3) mengembangkan kemampuan kreatif atau mengarang sastra, (4) melatih berorganisasi para pendukung penerbit majalah sekolah, dan (5) melatih siswa mengelola penerbitan majalah sekolah.

C.    Sasaran Majalah Sekolah dan Majalah Dinding Sekolah
Sasaran kegiatan penerbitan majalah sekolah atau Mading (kegiatan ekstrakurikuler) adalah seluruh peserta didik di sekolah, madrasah, maupun lembaga-lembaga pendidikan nonformal lainnya, seperti pesantren. Pengelolaannya diutamakan ditangani oleh peserta didik itu sendiri, dengan tidak menutup kemungkinan bagi keterlibatan guru atau pihak-pihak lain jika diperlukan sebagai pembimbing.
Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan di luar jam pelajaran atau di luar kelas. Kegiatan ini sebaiknya juga dilakukan lintas kelas. Namun untuk hal-hal tertentu yang berkaitan dengan aplikasi dan praktik materi pelajaran di kelas, maka kegiatan ini dilaksanakan dan diikuti secara tertib oleh mereka yang satu kelas dan satu tingkat.
Bentuk-bentuk kegiatannya juga perlu dikembangkan dengan mempertimbangkan tingkat pemahaman dan kemampuan peserta didik serta tuntutan-tuntutan lokal dimana sekolah maupun madrasah berada. Sehingga ,elalui kegiatan yang diikutinya, peserta didik  mampu belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang berkembang di lingkungannya dengan tetap tidak melupakan masalah-masalah global tertentu saja yang juga harus pula diketahui oleh peserta didik.
Peran yang paling penting dalam penerbitan majalah saekolah atau mading, tidak lain adalah orang yang sangat mendukung dalam mengembangkan kreativitas siswa dalam menulis dan membaca. Salah satu sasarannya adalah (1) Guru, (2) Pelajar, (3) Kakitangan bukan guru, (4) Ibu dan bapak, dan (5) Komuniti penduduk keseluruhannya.

D.    Kelayakan Terbit Majalah Sekolah
Majalah sekolah itu disebut sebagai layak terbit jika majalah itu memiliki faktor rasa puas pembaca. Di dalamnya terdapat pernyataan yang menggugah keingintahuan pembaca. Lalu, majalah sekolah itu juga harus memberikan manfaat di kelas sebagai media pergaulan antar siswa. Penerbitan majalah sekolah mampu meningkatkan keakraban dan kedekatan antar siswa.
Ada lima ciri majalah sekolah yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1.      Majalah sekolah diterbitkan di lingkungan sekolah yang Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP) dan Surat Izin Terbit (SIT) cukup diberikan oleh kepala sekolah.
2.      Upaya penerbitan majalah sekolah biasanya dikoordinasi dalam satu seksi kegiatan ekstrakurikuler OSIS.
3.      Sasaran pembaca majalah sekolah adalah siswa di lingkungan sekolah.
4.      Isi pernyataan yang ada dalam majalah sekolah itu lebih mengutamakan kepentingan publikasi pendidikan dan pengajaran di sekolah.
5.      Penampilan fisik majalah sekolah tidak porno.

Kelayakan terbit suatu buku, majalah, dan sebagainya di penerbitan didasarkan kondisi bahwa buku atau tulisan tersebut tidak mengganggu ketertiban umum. Hal yang mengganggu ketenteraman umum itu adalah
1.      Bertentangan dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2.      Mengandung dan menyebarkan ajaran/paham Marxisme/Leninisme/Komunisme yang dilarang dengan TAP MPR Nomor XXV/MPR/1966.
3.      Merusak kesatuan dan persatuan masyarakat, bangsa, dan negara kesatuan Republik Indonesia.
4.      Merusak kepercayaan masyarakat terhadap kepemimpinan nasional.
5.      Tulisan dan gambar yang merusak akhlak dan memajukan percabulan atau Porno.
6.      Memberi kesan anti-Tuhan, anti agama, dan penghinaan terhadap salah satu agama yang diakui di Indonesia sehingga merupakan penodaan serta merusak kerukunan hidup beragama.
7.      Merugikan dan merusak pelaksanaan pembangunan.
8.      Menimbulkan pertentangan.
9.      Bertentangan dengan undang-undang yang berlaku.

E.     Macam-macam Media di Sekolah
Banyak macam dan ragamnya media sekolah.Ada media sekolah yang sifatnya permanen, tidak berubah-ubah tempatnya. Ada pula media yang dapat dibawa keman-mana.Ada media dalam bentuk tulis atau cetak, ada pula media dalam bentuk elektronika. Majalah dinding sebagai media sekolah permanen yang sering menempel di dinding sekolah sering dijumpai. Ada yang dikemas cukup sederhana, ada pula yang dikemas sedemikian rupa sehingga enak dibaca.
Ada juga media sekolah yang mudah dibawa ke sana ke mari, misalnya bulletin sekolah atau juga majalah sekolah. Seperti halnya majalah dinding, bulletin dan majalah sekolah ada yang dikemas dalam bentuk yang sangat menarik.Ada bulletin atau majalah yang menjadi bacaan anak-anak saja, ada pula yang difungsikan untuk bacaan orang tua.Semua itu bergantung dari tujuan diadakannya media sekolah.
1.      Majalah Dinding
Majalah dinding bukan hal baru dalam dunia pendidikan.Majalah dinding sudah sering kita dengar. Majalah dinding merupakan bentuk karya tulis yang ditempelkan pada dinding. Bentuk karya tulis ini tidak mudah untuk dipindah-pindah tempatnya.Kalaulah dipindah, maka harus bersama dengan papan tempat menempel karya tulis tersebut.
Majalah yang dibuat di sekolah terdapat berbagai jenis.Ada majalah dinding sekolah yang menjadi informasi sekolah dan ditempel di tempat strategis atau di luar kelas agar dapat dibaca semua siswa. Majalah dinding semacam ini lebih banyak berisi beita tentang sekolah. Majalah seperti ini bersifat umum, artinya semua siswa diperkenankan untuk memberikan karyanya tana dibatasi oleh kelas khusus.
Beda halnya dengan majalah dinding kelas. Majalah dinding kelas adalah majalah dinding yang dikelola oleh setiap kelas. Penempatan majalah dinding ini biasanya di dinding bagian luar kelas. Info yang disampaikan dalam majalah dinding kelas merupakan info kelas itu sendiri.Begitu pula karya-karya yang dipajang juga karya-karya kelas tersebut.
Banyak juga dijumpai sekolah-sekolah yang menggunakan majalah dinding sekolah dalam bentuk kelompok. Artinya, kelas itu tidak hanya membuat satu majalah dinding yang di tempel di bagian luar dinding kelas, tetapi siswa di kelas itu dibagi menjadi beberapa kelompok, bisa tiga, empat, atau sampai lima. Masing-masing kelompok memunyai papan sendiri yang diletakkan di dalam kelas.Setiap kelompok merancang bentuk majalah dinding kelompok kelas.
Setiap sekolah seharusnya sudah mampu mengembangkan media sekolah, minimal membuat majalah dinding. Selain biayanya yang relatif murah dan dapat dijangkau oleh sekolah, manfaatnya cukup efektif untuk memotivasi siswa dalam menumbuhkembangkan minat membaca dan menulis. Selain itu, dengan majalah dinding, informasi sekolah juga bisa tersosialisasi dengan cepat. Anak juga lebih apresiatif terhadap karya tulis yang dibaca di majalah dinding yang telah dibuat oleh teman-temannya.
Dengan majalah dinding, anak dilatih untuk bertanggung jawab mengelola sebaik baiknya. Peran guru hanyalah sebagai motivator dan fasilitator serta pembimbing agar minat anak terus tumbuh untuk mengembangkan kreativitasnya di bidang karya tulis.Untuk itulah, meskipun majalah dinding ini merupakan media yang cukup sederhana, namun perlu dikelola dengan sebaik-baiknya. Hal ini untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Membuat majalah dinding, tidak jauh berbeda dengan membuat media yang lainnya. Semua membutuhkan kesiapan.Hanya saja, untuk majalah dinding ini persiapannya tidak terlalu rumit. Kesungguhan dan kemauan adalah modal yang paling utama untuk merancang sebuah media sekolah. Kemauan dan kesungguhan itu muncul dari pimpinan sekolah, guru, dan siswa. Pimpinan sekolah sebagai pengambil kebijakan seharusnya peduli terhadap pengadaan majalah dinding.Begitu pula guru, seharusnya mampu memberikan motivasi. Lebih penting lagi siswa mempunyai kemauan untuk membuat majalah dinding ini.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat majalah dinding. Mulailah dari hal-hal yang cukup sederhana. Jika dimulai dari hal yang cukup sederhana. Jika dimulai dari hal-hal yang cukup sederhana anak akan merasa santai membacanya. Sedangkan pembuatan tersebut, ada hal-hal yang perlu diperhatiakan, salah satunya:
a)      Persiapan
b)      Menyiapkan papan madding
c)      Menyiapkan guru Pembina
d)     Menyiapkan tim redaksi
e)      Pelaksanaan
f)       Menentukan isi/kolom majalah dinding. Isi kolom dalam majalah dinding biasanya berisi tentang Salam redaksi, Profil, Opini, Pengetahuan, Berita, Agama, Seni, Mutiara kata, dan Gambar.
g)      Menentukan jadwal terbit
h)      Evaluasi
Dalam setiap penerbitan selalu ada evaluasi. Evaluasi dimaksudkan agar bulletin yang diterbitkan dapat berjalan dengan lancar dan memberikan manfaat yang besar. Evaluasi yang dilakukan ini tentunya bersama dengan Pembina.
Guru Pembina melihat cara kerja tim redaksi. Apakah semua bekerja sesuai dengan yang diharapkan atau mungkin ada yang efektif. Selain itu, evaluasi tentang kolom yang ada juga perlu dilakukan. Hal ini untuk memberikan pelajaran kepada tim redaksi, termasuk penulis-penulis yang tidak tergabung dalam tim redaksi.
Untuk evaluasi dibutuhkan waktu khusus. Tentunya, waktu yang tidak mengganggu pelajaran sekolah. Dapat pula mengadakan pertemuan rutin bagi tim redaksi.

2.      Buletin Sekolah
Salah satu bentuk media informasi dan komunikasi yang lain adalah bulletin. Bulletin sangat sederhana, bentuknya lembaran-lembaran yang terdiri dari beberapa halaman saja sehingga informasi yang dimuat tidak terlalu banyak. Meskipun demikian, bulletin sangat berarti bagi sekolah karena sekolah dapat menginformasikan apa yang perlu disampaikan kepada siswa atau orang tua. Selian itu, dengan bulletin ini siswa lebih berkreasi dalam membuat karya tulis.
Garan Meskipun bentuknya sangat sederhana, bulletin perlu ditangani secara serius. Lebih-lebih bulletin merupakan informasi tulis yang dapat dibawa ke mana-mana, maka sudah seyogyanya ditangani sebaik-baiknya.
Jika majalah dinding tidak banyak membutuhkan biaya, maka bulletin ini sudah harus ada anggaran khusus karena setiap terbit harus melalui percetakan. Selain itu, naskah yang dimuat juga melalui editor. Artinya, naskah itu juga perlu diedit dulu. Hal ini untukn menghindari salah konsep atau adanya kesalahpahaman isi yang dikeluarkan dala bulletin tersebut.
Bulein yang sering dijumpai saat ini adalah bulletin yang dikeluarkan di masjid-masjid, dan masih dalam bentuk lembaran-lembaran. Isinya pun lebih pada artikel berkaitan dengan agama. Beda halnya dengan bulletin yang dijumpai di sekolah-sekolah yang memuat tentang pendidikan. Selain dalam bentuk lembaran-lembaran, ada juga sekolah yang mengeluarkan bulletin dalam bentuk yang sudah dibukukan, bukan hanya lembaran-lembaran. Tentunya banyak materi yang dimuat di dalamnya. Ini membuka peluang bagi siswa untuk lebih kreatif dalam membuat karya tulis yang dimuat di bulletin tersebut.

3.      Majalah Sekolah
Mendengar kata “majalah”, gambaran yang muncul dalam pikiran kita adalah majalah yang saat ini sudah beredar di tengah-tengah masyarakat, misalnya majalah “Mentari”, “Aku Anak Soleh”, “Bobo”, “Gadis”, dan lain-lain. Jika dilihat dari bentuknya, memang seperti itulah majalah. Ada sampul (Cover), ada daftar isi, ada banyak kolom yang harus diisi.
Majalah sekolah berbeda dengan majalah dinding dan bulletin. Untuk membuat majalah sekolah, banyak perangkat yang perlu dipersiapkan. Hal ini karena menyangkut bnayak hal, antara lain, dana, tenaga, dan perangkat lain.
Dana menjadi pembahasan pertama dalam membuat majalah sekolah. Mengapa? hal itu karena dana diperlukan untuk beberapa hal sebagai berikut:
a)      Dana untuk percetakan
b)      Dana untuk penulis
c)      Dana untuk operasional lainnya.

Sebagai sekolah yang hendak membuat majalah sekolah, maka ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola sebuah majalah sekolah, antara lain sebagai berikut:
a)      Membuat struktur organisasi majalah sekolah (Tim Redaksi)
b)      Menentukan ukuran majalah sekolah
c)      Menentukan isi majalah
d)     Menentukan sampul majalah
e)      Menentukan jadwal terbit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar