Senin, 02 Juli 2012

STUDI SEJARAH PERADABAN ISLAM


MASUKNYA ISLAM KE INDIA DAN AFGHANISTAN

A.    Pengantar
Sejarah perkembangan Islam selama ini bersifat too Politically, terlalu berorientik politik, dan too Middle East Oriented, terlalu berorientasi Timut Tengah. Kedua kecenderungan tersebut membawa beberapa sisi kelemahan sejarah Islam. Orientasi politik merekonstruksi kehidupan elite politik dan pola-pola perebutan kekuasaan, peperangan dan pertumpahan darah yang akhirnya menegaskan citra Islam sebagai “agama warior” (agama perang), bukan sebagai agama rahmat.
Orientasi tersebut juga mengabaikan kesejarahan aspek-aspek kultural Islam seperti pendidikan, perekonomian, keberagaman, dan lainnya. Sementara, orientasi Timur Tengah mereduksi pengetahuan kita dari perkembangan sejarah di belahan dunia Muslim lainnya. Karena seolah-olah ia menjadi satu-satunya model sejarah Islam yang tunggal, yang akhirnya menegaskan bingkai sejarah Islam yang sempit dan tidak mengenal keragamannya.
Dari uraian di atas, penulis ingin mengsingkronasikan sekaligus menemukan titik temu dengan sejarah perkembangan Islam di India dan Afghanistan, yang tak luput dari istilah teologi dan politik yang mengakibatkan adanya pemerosotan dan hancurnya suatu kekerajaan. Itu semua ada beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Islam di India dan Afghanistan.

B.     Identifikasi Masalah
Dalam membahas masuknya Islam ke India dan Afghanistan tentu sangat luas dan kompleks. Hal ini patut dikemukakan latar belakang masuknya Islam ke India dan Afghanistan. Menurut hemat penulis, perlu adanya identifikasi permasalahan dari masa ke masa.
Oleh sebab itu patutlah kiranya disampaikan alur permasalahan dengan identifikasi sebagai berikut:
1.    Latar belakang masuknya Islam ke India dan Afghanistan
2.    Faktor-faktor perkembangan Islam di India dan Afghanistan
3.    Faktor-faktor kemunduran Islma di India dan Afhanistan
4.    Masa-masa perkembangan dan kemunduran Islam di India dan Afghanistan

C.    Rumusan Masalah
1.    Bagaimana sejarah masuknya agama Islam ke India dan Afghanistan?
2.    Faktor-faktor yang mempengaruhi berkembanganya kerajaan Islam di India dan Afghanistan?
3.    Faktor-faktor yang mempengaruhi runtuhnya kerajaan Islam di India dan Afghanistan?

D.    Tujuan
1.    Untuk mengetahui awal masuknya Islam ke India
2.    Untuk mengetahui awal masuknya Islam ke Afghanistan
3.    Untuk memahami latar belakang runtuhnya kerajaan Islam di India dan Afghanistan

E.     Metode Penelitian dan Tehnik Analisa
Dalam penelitian ini, merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan kesejarahan (Historycal Approach).[1] Adapun tehnik analisa sebagai alat analisis menggunakan tehnik analisis deskriptif, yakni menganalisa semua hasil eksplorasi pembahasan.

F.     Kerangka Pemikiran
Banyak pemikir dan sarjana Islam yang telah memberikan penjelasan tentang masa masuknya Islam di India dan Afghanistan. Seperti yang telah diuraikan dalam bahasan diatas, bahwa awal mula masuknya Islam di India dan Afghanistan berawal dari masuknya orang Arab ke sana untuk berdagang, dan membawa suatu budaya Islam, selain itu ada unsur Islamisai serta perluasan kekuasaan Islam saat itu.
Dengan ini, orang Arab bisa menyebarkan agama Islam. Tetapi setelah Islam menguasai tanah India dan Afghanistan, terjadilah perang saudara yang dilandaskan adanya perebutan kekuasaan. Dengan kejadian ini, orang-orang non Islam memanfaatkannya sehingga kerajaan-kerajaan Islam runtuh.
Secara drastis orang non Islam mengubah tatanan pemerintahannya, dan mencampuradukkan ajarannya dengan ajaran Islam, sehingga terjadinya sesuatu pemberontakan dari kalangan masyarakat dan pemuka agama. Menurut Crane Brinton dalam Muhdzar (1998:84), ada 4 ciri yang menjadi indentitas revolusi suara negara yaitu:
1.    Bahwa pada masa sebelum revolusi ideologi yang berkuasa mendapat kritik keras dari masyarakat disebabkan kekecewaan penderitaan masyarakat yang disebabkan ketimpangan-ketimpangan dari ideologi yang berkuasa itu.
2.    Mekanisme pemerintah tidak efesien karena kelalaiannya menyesuaikan lembaga-lembaga sosial yang ada dengan perkembangan keadaan dan tuntunan zaman.
3.    Terjadinya penyebrangan kaum intelektual dari mendukung ideologi yang berkuasa pada wawasan baru yang ditawarkan oleh para kritikus.
4.    Revolusi itu pada umumnya bukan hanya dipelopori dan digerakkan oleh orang-orang lemah dan kaum bawahan, melaikan dilakukan oleh penguasa karena hal-hal tertentu yang merasa tidak puas dengan sistem yang ada.[2]
 

G.    Masuknya Islam Ke India
Sebelum Islam masuk ke India, Islam terlebih dahulu masuk ke Banglades. Karena Negara tersebut merupakan negara Islam yang terletak di kawasan Asia Selatan dekat dengan Pakistan, India, dan Myanmar. Disanalah Agama Islam berkembang pesat pada abad ke-12 ketika banyak pedagang Arab Gujarat dan ahlli sufi mendatangi Asia untuk berdagang sekaligus menyebarkan Agama Islam. Populasi penduduknya dikenal sebagai negara Bengali yang terbesar ke-6, yaitu sebanyak 147 jiwa dengan 1000 orang yang menempati setiap 1 km bagian wilayahnya. Sekitar 89,7 % penduduknya memeluk Agama Islam dengan aliran Sunni. Di ikuti dengan aliran Syi’ah yang di anut oleh Etnis Indo-Arya dan Ahmadiyah. Agama terbesar kedua adalah Hindu yang di anut oleh 9,2 %, dan Agama Budha Madzhab Teravadha sebanyak 0,7 %, serta Animisme 0,1 %. Masuknya Islam pertamakali pada tahun 637 M ketika masa Khalifah Umar bin Khattab yang menaklukkan wilayah Indo-Pakistan. Pada masa kekhalifahan ke 6 Dinasti Umayyah yang dipimpin oleh Walid bin Abdul Malik memerintah tentara Islam yang dikomandoi oleh Muhammad bin Qassim untuk menaklukan wilayah Sind, Pakistan Barat. Di sinilah awal mula masuknya Islam ke India, setelah Islam tersebar luas di Banglades dan Pakistan.[3] 
Islam diperkirakan masuk India pada abad ke-7 melalui jalur perdagangan. Dalam rangka perluasan wilayah Islam, Khalifah Umar bin Khattab dan Usman bin Affan pernah merencanakan untuk menaklukan India. Namun rencana ini baru bisa dilaksanakan secara efektif pada masa pemerintahan Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada masa itulah awal dari kekuasaan Islam di India. Bermula dari gubernur Irak bernama Hajjaj bin Yusuf as-Saqafi pada masa Khalifah Umayyah, al-Walid bin Abdul Malik, yang mengirimkan ekspedisi untuk menangani perampokan kapal yang dilakukan oleh suatu kelompok yang didukung oleh Raja Dahir (salah seorang penguasa Sind) pada tahun 706 di Dybul (dekat Karachi sekarang).[4]
Kapal-kapal yang dirampok tersebut berisi hadiah tanda persahabatan Raja Sri Lanka kepada Khalifah al-Walid bin Abdul Malik. Ekspedisi ini dipimpin seorang jenderal perang berusia 17 tahun bernama Muhammad bin Qasim yang berhasil menguasai Dybul dan membebaskan para sandera. Sedangkan Raja Dahir terbunuh disaat pertempuran tersebut.
Pada tahun 713, wilayah Multan dapat dikuasai oleh Muhammad bin Qasim, dan beliau menjadi gubernur Sind saat pemerintahan Umayyah. Kecakapannya dalam memimpin, beliau dapat mendorong banyak orang untuk masuk Islam.
Setelah pemerintahannya beliau, ada 10 gubernur dari pemerintah Umayyah dan 30 gubernur dari pemerintah Abbasiyah yang melanjutkan kekuasaan Islam di India. Namun dalam melanjutkan Islamisasi, ada pemberontakan dari penguasa Hindu dan penguasa Islam di berbagai wilayah India. Adapun endingnya, terjadilah peperangan yang membuat terpecah belahnya kekuasaan Islam di India.

H.     Kerajaan-kerajaan Islam di India
1.   Kesultanan Delhi
Sejarah anak muslin di benua ini bermula dari periode Chaostik yang mengiringi imperium kehancuran Abbasiyah pada pertengahan abad ke-10. Ghaznawiyah menundukkan Lahore pada 1030 dan menghancurkan wilayah utara India. Pada akhir abad 12, kedudukan beliau digantikan oleh kesukuan wilayah pegunungan setempat di bawah pimpinan dinasti Gurdiyah yang mengawali penaklukan sistematik pada India. Antara tahun 1175-1192. Pada tahun 1206, salah seorang Jenderal Guridiyah, Qutb al-Din Aybeg, sang penakluk Delhi, menjadikan dirinya sebagai penguasa independen dan membentuk dinasti Delhi (1206-1526).
Hal ini menyebabkan sebuah komunitas elit penguasa, yang terdiri dari sejumlah panglima militer Afghanistan atau Asia Tengah Turki dan klien mereka. Ingin merebut kekuasaan, yang berlangsung terus-menerus, sampai ke anak cucunya. Tetapi misinya tidak maksimal, karena mereka tidak mencapai kekuasaan politik yang Absolut. Akhirnya masing-masing menghadapi problem pembentukan Negara Islam di dalam sebuah daerah yang sangat menonjol kultur Budha dan Hindunya. Dari pencapaian kolektif mereka tebentuklah sebuah peradaban Muslim yang khas.[5]
Contohnya masa Dinasti Khilji (1296-1316) yang memperkokoh kembali imperialnya dan memperluas kekuasaannya. Terbukti dengan loyalitas yang dibuktikan dari para petani, mereka mau membayar sejumlah pajak kepada pemerintah. Namun Dinasti tersebut runtuh karena pemimpinnya meninggal dunia, dan kemudian digantikan kepada Dinasti Tugluq. 
2.    Dinasti Tughluq
Dinasti ini mengisytiharkan (memproklamerkan) dirinya sebagai Sultan Delhi setelah Dinasti Khilji tamat. Tampuk kekuasaan ini dipimpin oleh seorang Raja Ghiyasuddin Tughluq, ia seorang hamba Balban berbangsa Turki, akan tetapi ibunya keturunan Jat India. Dalam pemerintahannya, beliau menunjukkan kecakapannya sebagai panglima perang dan pemimpin yang cakap serta adil. Selain itu, ia dapat mengembalikan keamanan dan memperkokoh pertahanannya dari serangan musuh. Ia terbunuh ketika meraihkan kemenangan bersama putranya pada tahun 1325. Dan tampuk kekuasaannya diberikan kepada putranya, Jumna Khan dengan gelar Sultan Mujahid Muhammad Tughluq.[6]
Beliau seorang sarjana terkemuka, pakar kaligrafi, ahli pidato yang handal, ahli falsafah, fasih dalam bahasa Arab dan Parsi, serta berminat terhadap matematika dan sains fisik. Ia seorang Muslim yang wara’, tidak pernah meninggalkan shalat dan tidak pernah minum arak. Ia juga telah membina banyak sekolah, rumah sakit, dan ia sering mengulurkan sedekah.
Masa pemerintahannya, ia membereskan pemberontakan yang dimotori sepupunya sendiri (Bahauddin Gurshasp) dan gubernur Multan. Semua itu dapat dipadamkan dengan sukses oleh beliau. Selain itu, ia memperkenalkan pembaharuan dalam pentadbiran negaranya. Adapun rancangannya:
5.    Memperbaiki sistem pencukaian dan menambah pendapatan kerajaan.
6.    Memajukan bidang pertanian
7.    Memperluas pentadbiran kekuasaannya
8.    Mewujudkan kewenangan negara
9.    Membantu penderitaan rakyatnya
10.               Menjalin hubungan baik dengan Cina.[7]
Sedangkan orang-orang Hindu mencari kesempatan untuk bangun pemberontakan dan menumbuhkan kerajaan Bahmani di Dekan, sehingga bisa merampas kekuasaan orang Islam. Dengan kejadian ini, beliau sakit dan akhirnya wafat di tebing sungai Indus pada 20 Maret 1351. Sedangkan tampuk kekuasaannya diberikan kepada sepupunya Firuz Syah yang merupakan anak saudara Ghiyasuddin Tughluq. Sebenarnya ia tidak ingin, tetapi ketika melihat keberadaan kerajaan kocar kacir, maka ia menerimanya. Dan beliau bisa mengembalikan kekuasaanya kembali pada orang-orang Islam.
Selama 37 tahun, tidak ada satupun yang memberontak, karena beliau terlatih sebagai seorang panglima perang. Ia begitu lemah lembut, lebih suka memaafkan daripada menghukum, dan menggantirugi yang dirasakan telah teraniaya dalam masa sebelumnya. Selain itu beliau membuka kota baru, yaitu Fathabad, Azadpur, Firozabad, Jaumpur, Hisar Firoza, dan Firozabad yang kedua dibina di Tebing Jumna.
Ia membina dan memperbaiki tidak kurang takungan air 845 pekerja untuk memperbaiki empang, takungan air, jembatan, masjid, madrasah, hospital, benteng, rumah tummpangan jemaah Haji, dan bangunan-bangunan lama. Walaupun ia Berjaya, tapi tidak tamak akan kuasa, dan kekuasaannya diturunkan kepada putranya Muhammad Khan (1387 M) dengan gelar Sultan Nasiruddin Muhammad. Namun peragai Muhammad tidak baik, sehingga Firuz mengambil alih kekuasaannya lagi, sehingga Firuz meninggal dunia pada 23 Oktober 1388 ketika berumur 90 tahun.
Kekuasaanya diberikan kepada cucunya Ghiyasuddin Tughluq II. Beliau seorang yang lemah dan zalim, yang menimbulkan perkara dan perbutan kekuasaan oleh adiknya dan sepupunya. Keadaan hura-hura dapat dilengserkan oleh sepupunya yang juga cucu Firuz Abu Bakar. Ketika Abu Bakar wafat, tahtanya direbut kembali oleh Humayyun (Putra Nasiruddin), karena ia menuntut atas penyelewengan Abu Bakar melengserkan pemimpin sebelumnya. Humayyun hanya memerintah selama 45 hari saja, dan digantikan kekuasaan kepada adiknya Mahmud Tughluq, yang bisa memerintah hingga tahun 1412.
Setelah beliau menjabat, gubernur-gubernur wilayah dan peimpin-pemimpin Hindu kerajaan sendiri terpecah belah. Sehingga orang mongol menyerang India, dan bisa mengusir Mahmud dari India. Setelah itu ia mengisytiharkan diri sebagai Maharaja seluruh Hindustan. Namun ia tidak berlama-lama di India, karena ia menyususn satu angkatan untuk menyerang Cina. Di sanalah, Mahmud bisa mengembalikan kekuasaannya hingga wafat (1412), dan kekuasaannya diberikan kepada menterinya sendiri Syeid Daulat Khan, atau kita kenal dengan Dinasti Syeid..
3.      Dinasti Syeid
Dinasti ini tidak penting menguasai Delhi, walaupun ia menduduki tahta selama 36 tahun. Karena ia tidak pernah mengisytiharkan dirinya sebagai Sultan, mereka menganggap dirinya sebagai Amir dan wakil Timur. Bil alih Kekuasaanya ini, turun-temurun dipegang oleh putra-putra Syeid yaitu : Syeid Mubarq (masa pemerintahannya 13 tahun) yang menggantikan posisi ayahnya setelaha wafat (20 Mei 1421). Tapi dalam ia terbunuh oleh pegawai-pegawainya sendiri ketika bersembahyang disebuah masjid. Kekuasaanya di ambil alih oleh adiknya Syeid Muhammad dan Syeid Alauddin Alam Syah.[8]
Akhir Dinasti ini karena ada desakan dari pembesar-pembesarnya, hingga terjadi pertumpahan darah. Dan akhirnya Dinasti ini jatuh di tangan anak angkatnya Bahlul Lodi (Dinasti Lodi).
4.      Dinasti Lodi
Dinasti ini seperti juga Dinasti Syeid bukanlah daripada keturunan Turki, akan tetapi seorang bagsawan Afghan. Bahlul Lodi (1451-1488) sebelum diangkat meenjadi Sultan Delhi, ia merupakan gubenur Punjab. Beliau bisa menyatukan dan mengembalikan kekuasaannya India. Dan kekuasaanya diberikan kepada putranya setelah wafat. Nizam Khan dengan gelar Sikunder Lodi (1489-1517). Ia bisa mengembbalikan kesultanan Delhi ke atas Jaunpur, dan menyerang Tirhut serta memaksa Rajanya membayar ufti. Selain itu, beliau telah menumbuhkan kota baru di selatan Delhi ialah Agra, sehingga beliau dikatakan sultan yang teragung saat Dinasti Lodi.
Setelah ia wafat, posisinya digantikan oleh puteranya Ibrahim Lodi (1517-1526). Dengan kemangkatan Ibrahim, pemerintah Delhi telah mengangkat adiknya Jalal Khan sebagai sultan yang memerintah di Jaunpur. Hal ini membuat Ibrahim marah, karena tidak ada pemberitahuna kepadanya. Dengan kejadian ini, terjadilah peperangan antar saudara. Kejadian ini di manfaatkan oleh orang Mongol atau Mogul, sehingga Dinasti Lodi jatuh ditangannya, perang ini dipimpin oleh Baber seorang penggagas kerajaan Mogul India.[9]
5.      Kerajaan Mogul
1.   Asal-usul Mogul
Mogul adalah sebuah dinasti yang diperintah oleh raja-raja yang berasal dari daerah Asia Tengah, keturunan Timur Lenk, seorang Turki-Mogul yang lahir di Kesh di Transoksania (Turkistan) pada tahun 1336. Pemimpinya dikenala sebagai seorang muslim fanatik, dan pertama kali melakukan penyerangan ke India pada tahun 1398. Selain itu, beliau mengangkat Khizer Khan sebagai gubenur di Multan sekalugus wakilnya untuk India.[10]
Beliau meninggal pada usia 70 tahun (1405), tahtanya diberikan kepada anaknya Syah Rukh Mirza. Tapi sebenarnya, India dapat ditaklukan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, salah satu keturunan Timur Lenk pada tahun 1503. Beliau adalah generasi ke-5 Timur Lenk. Beliau lahir pada 14 Februari 1483 hari Jum’at di Faeghana di bagian utara Transoksania (kini Uzbekistan). Babur diangkat menjadi raja saat berusia 11 tahun. Saat ia menjabat, pamannya sebagai musuhnya yang berusaha merubut tahtanya. Babur tidak berhasil mempertahankan kekuasaannya di Farghana, dan perubatannya berlangsung selama 20 tahun lamanya.Dengan kegagalan ini, beliau berambisi untuk menaklukan India. Pertama kali yang ditaklukan adalah Punjab, kemudian menuju ke Delhi. Ia menghadapi Dinasti Lody yang terakhir (Ibrahim Lody) yang tentaranya berjumlah 40.000 orang diluar kota Panipat pada April 1526. Dalam peperangan ini, Lody terbunuh dan Babur menguasai Delhi dan Agra.
Mogul adalah negeri yang kaya dengan hasil pertanian. Hal itu mendukung Eropa yang sedang mengalami kemajuan untuk berdagang kesana. Di awal abad ke-17 M, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan kaki di India. Pada tahun 1611 M, Inggris mendapatkan izin menanamkan modal dan berdagang.[11] Pada Beliau dikenal sebagai seorang raja yang gemar menulis, terutama puisi, dalam bahasa Turki dan Persia. Bahkan ia menulis biografi dan pengalamnya dalam buku Tuzk-i-Baburi. Babur meninggal pada tahun 1530 di Agra dekat Delhi. Sesuai wasiatnya jenazah dimakamkan di Kabul, Afghanistan.
2.   Ekspansi Kerajan Mogul
Babur mempunyai empat orang putra, yaitu Humayyun, Kamran, Hindal, dan Aksari. Di antara empat anaknya ini, hanya Humayyun yang melanjutkan kekuasaan ayahnya. Beliau lahir pada Maret 1508 di Kabul (Afghanistan). Ketika kecil ia mempelajari bahasa Arab, Turki, dan Persia. Ketiak berusia 20 tahun, ia berkuasa di Badakhshan,  saat ayahnya masih masih memegang tampuk kekuasaannya. dalam pemerintahannya, ia bias menguasai Kalanjir, Chunar, Malwa, dan Gurajat (1531).[12]
Setelah perluasan daerah kekuasaannya, ia menaklukkan penyerangan di Bengal untuk membantu penguasa daerah itu (Sultan Mahmud) yang sedang melawan Sher Syah Syah Suri. Ketika peperangan terjadi, beliau kehilangan kontak untuk mengontrol kekuasaannya di Delhi dan Agra. Ternyata kedua wilayah tersebut dikendalikan oleh saudaranya (Hindal). Peperangan tersebut mengalami kekalahan. Pasukan beliau dipukul mundur oleh Sher Syah, hingga melarikan diri ke Iran pada Juli 1543 untuk meminta bantuan dari raja Persia (Syah Tahmasp). Raja Persia membantu beliau dan bisa menaklukan Qandahar dan Kabul.
Di luar India Syah Syah Suri memperkokoh kekuasaanya dan melakukan pembaruan dibidang administrasi, keuangan, perdagangan, komunikasi keadilan, perpajakan, dan pertanian. Namun ia wafat pada 22 Mei 1545. Tahtanya digantikan kepada putranya Ismail Syah yang memerintah dari 1545-1553. Ia tidak sesukses ayahnya, setelah ia wafat. Tahtanya digantikan kepada anaknya Firuz yang masih muda, berumur 12 tahun. Namun ia dibunuh oleh pamannya sendiri, Mubariz Khan, yang menjadi penguasa meskipun menghadapi tantangan.
Humayyun memanfa’atkan kekacauan pemerintahan musuhnya, sehingga bisa merebut kembali Delhi dan Arga. Namun ia wafat karena kecelakaan, jatuh dari lantai dua perpustakaan Sher Mandal, di Delhi, pada Januai 1556. Kekuasaannya dikendalikan oleh anaknya yang tertua Akbar Yang Agung (1556-1605). Pada saat pengangkatan Akbar, kekuasaan terancam dan dapat dikuasai oleh serangan Hemu, seorang mentri dari Adil Syah (penguasa India Utara). Akbar hanya bisa menguasai Punjab saja, itupun mendapat tantangan. Dengan dukungan pendukungnya, beliau menyusun strategi untuk merebut kekuasaanya, sehingga peperanganpun terjadi pada 5 November 1556. Hemu kekuatannya 30.000 tentara dan 1.500 ekor gajah menyerah kaum Mogul. Beliau hampir mengalami kekalahan, namun tiba-tiba mata Himu tersobek oleh panah. Keadaan tersebut di manfaaatkan untuk memukul mundur tentara Himu, dan perang inidimenangkan oleh Mogul. Setelah peristiwa tersebut, tidak ada lagi kekuasaan atas India yang diakui keuali kekuasaan Akbar.
Pada tahun 1562 ada 3 peristiwa yang cukup bersejarah. Pertama, Akbar menikahi putri Raja Bharmal dari Amber. Dari perkawinan ini lahir anak pertama bernama Jahagir yang kelak menjadi pewarisnya. Kedua, Akbar menaklukkan daerah Merta di Rajistan. Ketiga, Maham Anga dan anaknya membunuh membunuh perdana mentrinya. Beliau bisa mengunkap peristiwa tersebut, dan Akbar membunuh Maham.
Pada tahun 1465, orang Uzbek melakukan pemberontakan. Mirza Sulaiman dari Badakhshan, misalnya menyerang Kabul. Ia gubernur Kabul yang merupakan saudara Akbar dari lain Ibu lain. Kejadian ini dapat diselesaikan oleh beliau. Selain itu beliau bisa menaklukan Rajasthan (daerah orang-orang Rajput), Kashmir (1591), dan Gurajat yang kaya dengan sumber alam. Pada tahun 1581, Akba menyerang Kabul yang saat itu dikuasai saudara tirinya, Muhammad Hakim yang melakukan pemberontakan. Setelah ditaklkan beliau mengankat saudara tirinya Bakhtum Nisa sebagai gubernur Kabul.
Penaklukan yang terakhir adalah Baluchistan (1595) yang dipimpin oleh Mir Masum Khan. Selain itu penaklukan Qandahar (1595) yang saat itu dipimpin oleh Muzaffar Hussain Mirza. Penaklukan tersebut terhenti dikarenakan Akbar sendiri sakit dan kemudian meninggal dunia pada 25 Oktober 1605, setelah menderita sakit selama 22 hari. Semasa hidupnya, beliau dikenal karena ajaran Din-I llahi, yaitu ajaran atau paham agama yang diterapkan oleh Akbar yang merupakan campuran berbagai unsur kepercayaan Hindu.[13] Sebetulnya Akbar sebagai penganut Mazhab Sunni, karena beliau sering mendatangi atau mengundang wali dan sufi. Sejumlah makam para ulam sufi ia ziarahi, dan menghormati para wali Allah, serta mengunjungi rumah para ulama untuk belajar agama.
Ajaran ini tidak berkembang setelah Akbar wafat, pelanjutnya Salim yang dikelanal Jahangir (Penguasa Dunia, dari tahun 1605-1627), mulai membersihkan agama Islam dari campuran-campuran tersebut. Ia tidak membiarkan orang Hindu mencampuradukkan Islam dengan Hindu. Beliau memperbanyak masjid serta membersihkan agama Islam dari campuran tradisi lokal. Awal menjabat, beliau menghadapi pemberontakan yang dilancarkan oleh Khusraw di Lahore. Dan menaklukkan k bebagai daerah antara lain Byapur, Golconda, dan Mewar (Rana Amar Singh). Hal ini merupakan kemenangan terbesar dikarenakan ayahnya sendiri belum berhasil menaklukan Mewar. Selain itu beliau menguasai Kangra termasuk Kuil Suci Jawalamukhi.
Dua tahun kemudian 1622, Syah Abas dari Persia menguasai Qandahar, tetapi Jahangir tidak bisa merebutnya sampai ia meninggal. Berbagai usahapun tidak bisa dan menahan Nur Jahan (istri Jahagir) selama 2 bulan, bahkan jenderalnya beliau membrontak. Pada tahun 1627 beliau meniggal dunia di dekat Bhimbar (Punjab). Kekuasaannya dikendalikan oleh Syah Jehan dari 1627-1658.
Semasa pemerintahannya, ia menghadapi pemberontakan yang dilancarkan oleh Khan Jahan Lodi gubernur Deccan, dan beliau memukul mundur serta membunuhnya di Banda (Uttar Pradesh). Pada 1632 terjadi sengketa dengan orang Portugis di kota Hoogly (Bengal) karena melakukan pemerasan dan menculik dua gadis budak Mogul. Namun beliau bisa meredam permasalahan ini, dan menangkan serta menangkap 400 orang Portugis. Mereka menolak masuk Islam, mereka lalu dipenjara. Qandahar dapat ditaklukan kembali oleh beliau. Syah Jehan jatuh sakit pada September 1657 dan meninggal dunia. Kekuasaannya dilimpahkan kepada anaknya yang bernama Dara. Semantara itu, anak-anaknya yang lain yaitu Shuja, Aurangzeb, dan Murad.
Dalam menjalankan pemerintahannya, ada perebutan kekuasaan antar saudara. Sehingga Dara dapat dibunuh oleh saudaranya sendiri yaitu Aurangzeb, dan kekuasaannya dapat dikendalikannya. Selain itu, ayahnya ditahan hingga wafat di penjara. Aurangzeb, menerapkan aturan-aturan Islam, antara lain melarang minum-inuma keras, perjudian, dan perbuatan-perbuatan menyimpang lainnya. Ia juga mewajibkan puasa dan shalat bagi muslim serta memberlakukan zakat serta jizyah (pajak bagi non muslim). Beliau memerintah dari tahun 1712-1713, ia tidak kuat dari pada penguasa sebelumnya. Ada beberapa tantangan yang membuat ia lengser dan terbunuh oleh pejabat pemerintahannya. Itu semua karena ada bantuan dari Sayyid Bersaudara (Abdullah Khan dan Hussain Wazir)
Sayyid bersaudara mengankat Rawshan Akhtar (Muhammad Syah) cucu Bahadur Syah sebagai Raja, tetapi mereka dapat mengendalikan kerajaan. Pemerintahannya Muahaamd Syah tidak lama, karena dibawah kendalai Sayyid bersaudara dan pemberontakan kaum syiah (bangsa Peshwa). Setelah Muhammad meninggal pada April 1748, kekuasaan Mogul dipegang oleh anaknya Ahmad Syah. Ia menjadi raja saat berusia 21 tahun. Masa kekuasaannya 6 tahun.
Kuasaannya jatuh ketika ia tidak bisa menghadapi pemberontakan dari wazirnya yang bersekongkol dengan orang Maratha, dan terjadilah peperangan. Ahmad Zyah dapat dipukul mundur, sehingga kekuasaannya digantikan oleh Alamgir II adalah putra Jihandar Syah. Ia berkuasa selama 5 tahun (1754-1759). Namun kekuasaannya lengser ketika putrid Almagir II di nikahi oleh Ahmad Syah Abdali. Moment perluasan daerah kekuasaan, dapat di manfaatkan oleh Ahmad, dan ia meninggalkan Almagir II kepada wazirnya dan jenderalnya. Mereka berdua memperlakukan Raja dengan cara tidak baik dan Almagir dibunuh oleh Imadul Mulk (29 November 1759).
Setelah tewasnya Almagir II, Imadul Mulk mengangkat Muhiul Millat sebagai raja Mogul dengan gelar Syah Jehan III pada tahun 1760. Namun kekuasaanya berlangsung sebentar, karena diturunkan oleh Sadashiv Rao Bhao pimpinan militer yang dikirim penguasa wilayah Peshwa. Pemerintah tidak tinggal diam, dan bisa memukul mundur Bhao, Imadul Mulk menjadi pemimpin perang, sedangkan Bhao dapat dibunuh oleh Mulk. Setelah kejadian ini, maka Syah Alam di angkat menjadi raja dan Imadul Mulk sebagai wazirnya.
Pada 23 Oktober 1764 terjadi peperangan dengan Inggris dan dapat mengalahkan Mogul. Semenjak itu kekuasaannya di Bengal, Orrisa, dan Bihar jatuh ditangan Inggris. Di masa inilah kekuasaan dinasti Mogul runtuh di tangan Inggris, karena ia bisa mengadu domba antara Islam dan Hindu. 

I.    Masuknya Islam ke Afghanistan
1.   Awal-mula Islam Masuk Ke Afghanistan
Islam masuk di Afganistan sejak masa khalifah Utsman bin Affan (644-656 M). Pada tahun 647 M pasukan Islam mengadakan perluasan daerah ke Khurasan dipimpin oleh Panglima Sa'ad bin Al-Ash. Setelah terjadi pertempuran yang sangat sengit akhirnya kemenangan dipihak pasukan Islam. Khurasan adalah suatu daerah yang terdapat disebelah tenggara Iran berbatasan dengan bekas Uni Sovyet. Bagian timur dan selatan daerah ini merupakan rangkaian pegunungan dan di sebelah barat merupakan bagian dari gurun-gurun posyt-i-kevir.
Pada mulanya sebutan Afganistan ini belum begitu dikenal sebagaimana sekarang. Yang lebih populer ialah sebutan Khurasaan. Pada tahun 1737 seorang penguasa di Afganistan bernama Nadir Syah dapat menaklukkan seluruh Afganistan sebagai wilayah Afganistan sekarang ini. Sepuluh tahun kemudian pemerintah tertinggi dipegang oleh Ahmed Khan menjadikan daerah itu suatu emirat yang berdiri sendiri. Pada tahun 1938 muncul ekspedisi Inggris yang pertamma di Afganistan. Orang-orang Afganistan sebagaimana orang-orang India dan Pakistan sangat giat mengadakan da’wah baik dari dalam maupun di luar negeri. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa Islam menerangi kehidupan rakyat Afganistan sejak tahun 647 M, maka perkembangan seni budaya yang bercorak Islam mengalami kemajuan yang cukup pesat.[14]
2.   Ekspansi kerajaan Islam dalam Suatu Periode
Ø  Periode Sebelum tahun 651 M Afghanistan sebelum Islam.
Iskandar Agung atau Alexandria atau Alexander the Great pada tahun 328 sebelum Masehi telah menguasai daerah yang sekarang dinamakan dengan Afghanistan, bagian wilayah kerajaan Persia, dan menduduki daerah Bactria yang sekarang dinamakan Balkh. Seterusnya Afghanistan juga pernah dikuasi oleh bangsa Scythian dari Negeri Scythia dari daerah Eurasia yang terletak di daerah Altai yaitu daerah Siberia barat dan Mongolia sekarang. Juga Afghanistan pernah dikuasai oleh bangsa Hua putih yang dipanggil dengan Hua atau Huer dan juga dikenal dengan nama Hephthalite yang berasal dari kata Yunani atau dengan kata Hayathelite yang dipergunakan dalam bahasa Persia yang merujuk kepada nama Kerajaan pada abad ke-6. Orang yang hampir mirip dengan orang Hua Putih ini adalah orang Korea yang tinggal di Eurasia Tengah.
Selanjutnya Afghanistan ini juga pernah dikuasai oleh bangsa Gokturk atau Kokturk dari negeri Turki yang berdiri sekitar tahun 552 M yang berada dibawah pimpinan Bumin atau Tuman Khan atau Khaghan yang meninggal pada tahun 552 M, yang seterusnya dipimpin oleh anaknya Tuman Khan yang selanjutnya wilayah kekuasaannya meluas di Asia Tengah. Nama Afghanistan ini diambil dari nama seorang raja dari bangsa Hua Putih dari kerajaan Hun Putih.
Ø  Periode tahun 642 M - 1747 M Afghanistan dibawah pengaruh Islam.
Pada tahun 642 M ketika Khulafaur Rasyidin memegang kekuasaan di Negeri Arab dan sekitarnya, pengaruh Islam melebar melalui orang-orang Arab yang dating ke Afghanistan. Karena kerajaan Persia yang juga menguasai wilayah Afghanistan jatuh ke tangan Khalifah Umar bin Khattab, maka Afghanistan bebas dan dikuasai oleh kerajaan Ghaznavid pada tahun 998. Raja Mahmud dari kerajaan Ghaznavid (998 M - 1030 M) mengadakan konsolidasi dan kerjasama dengan raja-raja sebelumnya dari Persia dan membentuk pusat kebudayaan Islam yang pengaruhnya meluas sampai ke India.
Dinasti Ghaznavid pada tahun 1146 dikuasai oleh Dinasti Ghurid atau Ghor. Beberapa putra mahkota dan orang seljuk Turki telah memerintah sampai Shah Muhammad II dari Dinasti Khwarezmid menguasai seluruh Persia pada tahun 1205. Pada tahun 1219 Kekuasaan dinasti Khwarezmid jatuh ketangan Mongol dibawah pimpinan Jengis Khan. Ketika Jengis Khan menyerang Khwarezmid sebagian besar penduduknya disembelih dan bangunan-bangunan dihancurkan termasuk daerah Herat, Ghazni dan Balkh. Ketika Jengis Khan meninggal pada tahun 1227, diteruskan oleh keturunannya, yaitu Timur Lenk yang memasukkan Afghanistan kedalam wilayah kekuasaan Kerajaannya di Asia. Kemudian oleh Babur, keturunan Timur Lenk, pendiri kerajaan Moghul pada awal abad ke-14 menjadikan Kabul sebagai ibu kota Afghanistan.
Ø  Periode tahun 1747 M - 1826 M Afghanistan dibawah Kekuasaan Dinasti
Durrani.
Pada tahun 1747, Ahmad Shah Durrani mendirikan kerajaan Afghanistan. Ahmad Shah Durrani adalah dari suku Pashtun, yang dipilih menjadi Raja oleh Loya Jirga (Dewan Tradisional) setelah Nadir Shah penguasa Persia dibunuh di Khabushan dalam tahun yang sama. Ahmad Shah Durrani mengkonsolidasikan daerah, wilayah, propinsi yang ada di Afghanistan kedalam satu Negeri. Dimana wilayah Afghanistan meluas dari mulai Mashad di sebelah barat sampai ke Kashmir dan Delhi di Timur. Dari mulai Sungai Amu Darya di sebelah utara sampai ke Laut Arab di sebelah selatan.
Dari sejak Ahmad Shah Durrani memegang kekuasaan di Afghanistan, hampir semua penguasa yang memimpin Afghanistan berasal dari suku Pashtun, kecuali pada tahun 1929 selama 9 bulan lepas kekuasaan dari suku Pashtun. Tetapi setelah 9 bulan, kembali lagi kekuasaan dipegang oleh suku Pashtun sampai tahun 1978 ketika kaum Marxis yang didukung oleh Uni Soviet melakukan kudeta terhadap Dinasti Durranni Pashtun ini.
Ø  Periode tahun 1826 M - 1919 M Afghanistan dibawah pengaruh Eropa.
Ketika Muhammad Khan berkuasa di Kabul. Telah terjadi perbenturan dua kekuasaan, yaitu Inggris dan Kekaisaran Rusia yang sangat mempengaruhi Afghanistan pada abad 19. Dimana Inggris yang telah meluaskan kekuasaannya ke Asia Tengah dan ke Persia telah menimbulkan pecah perang Inggris Afghanistan. Perang pertama antara Inggris dan Afghanistan antara tahun 1839 - 1842 yang berakibat kekalahan pasukan angkatan perang Inggris.
Kemudian 36 tahun kemudian disusul dengan perang kedua antara Inggris Afghanistan pada tahun 1878 - 1880 yang diakibatkan Amir Sher Ali menolak untuk menerima Misi Inggris di Kabul. Timbulnya perang ini ternyata jatuhnya Amir Sher Ali dan naiknya Amir Abdur Rahman ke kursi kerajaan Afghanistan. Dimana Inggris bisa menguasai politik luar Negeri Afghanistan. Selama Amir Abdur Rahman berkuasa pada tahun 1880 - 1901, Inggris dan Rusia telah mematoki wilayah perbatasan Afghanistan sebagaimana yang eksis sampai sekarang ini. Selama Afghanistan dibawah Amir Abdur Rahman Inggris mengontrol penuh politik luar negeri Afghanistan.
Ketika pecah Perang Dunia I, pihak Jerman telah membangkitkan semangat anti Inggris dari pihak para gerilyawan Afghanistan yang ada disepanjang perbatasan India. Disamping itu kebijaksanaan politik Habibullah, putra Amir Abdur Rahman, yang menyatakan Afghanistan netral tidak begitu popular diantara rakyat Afghanistan.
Ketika Habibullah dibunuh pada tahun 1919 oleh anggota keluarga yang menentang pengaruh Inggris, digantikan oleh Amanullah putra ketiga Abdur Rahman. Dimana Amanullah inilah yang tampil memimpin perang Afghanistan Inggris ke tiga. Setelah perang tahun 1919 inilah Afghanistan mendapat lagi kekuasaan untuk menguasai politik luar negerinya dengan menandatangani Perjanjian Rawalpindi pada tanggal 19 Agustus 1919. Pada tanggal 19 Agustus 1919 inilah Afghanistan menyatakan hari kemerdekaan dari Inggris.
Ø  Periode tahun 1919 M - 1929 M reformasi Amanullah Khan dan perang
saudara.
Raja Amanullah Khan yang berkuasa dari 1919 - 1929 yang telah berhasil mengalahkan Ingris dan mendapat kemerdekaan politik luar negeri Afghanistan dari Inggris, telah melakukan diplomasi untuk menjalin hubungan internasional dengan negara-negara lain. Ketika Raja Amanullah Khan melakukan kunjungan ke Negara negara Eropah dan Turki ternyata situasi dan politik Eropah dan Turki telah mempengaruhi banyak pemikiran Raja Amanullah Khan ini. Misalnya Aminullah Khan membebaskan memakai tudung dan cadar bagi wanita muslim, sekolah-sekolah umum dibangun. Tetapi kebijaksanaan politik yang radikal ini ternyata mendapat tantangan dari kaum ulama, para pimpinan muslim, dan pasukan angkatan bersenjata, sehingga Raja Amanullah Khan dipaksa turun tahta pada bulan Januari 1929 setelah ibu kota Kabul jatuh menyusul setelah Bacha i Saqao dapat diduduki.
Ø  Periode tahun 1929 M - 1973 M Dinasti Nadir Shah dan Zahir Shah.
Setelah Raja Amanullah Khan dijatuhkan, muncullah sepupu Amanullah Khan,
Putra Mahkota Nadir Khan dari suku Pashtun naik ke atas tahta kerajaan Afghanistan pada bulan Oktober 1929 dan dideklarkan sebagai Raja Afghanistan. Dimana Raja Nadir Khan ini mengembalikan kembali kebijaksanaan politik sekular yang telah dijalankan oleh Raja Amanullah Khan. Tetapi 4 tahun kemudian pada tahun 1933 Raja Nadir Khan dibunuh oleh seorang pelajar dari Kabul.
Pengganti Raja diangkat Mohammad Zahir Shah, putra Nadir Khan yang masih berusia 19 tahun untuk memegang tahta kerajaan Afghanistan dari tahun 1933-1973. Sampai tahun 1946 Mohammad Zahir Shah dalam memimpin Kerajaan Afghanistan dibantu oleh pamannya Mohammad Hashim yang memegang jabatan sebagai Perdana Menteri. Kemudian dari sejak tahun 1946 jabatan Perdana Menteri dipegang oleh pamannya Mohammad Zahir Shah yang lain, yaitu Shah Mahmud. Pada tahun 1953 jabatan Perdana Menteri digantikan oleh Mohammad Daud Khan, sepupu Raja Mohammad Zahir Shah.
Mohammad Daud Khan ini mempunyai hubungan erat dengan Uni Soviet dan sangat antipati kepada Pakistan. Ketika adanya pertentangan dengan Pakistan, yang menimbulkan krisis ekonomi di Afghanistan, maka Perdana Menteri Mohammad Daud Khan diminta untuk mengundurkan diri pada tahun 1963. Kemudian dari tahun 1963 sampai tahun 1973 Raja Mohammad Zahir Shah sendiri yang memegang kendali kerajaan.
Pada tahun 1964 Raja Mohammad Zahir Shah membentuk dua kamar lembaga legislatif dimana sepertiga dari kedua kamar legislatif itu diangkat oleh Raja. Sepertiga anggota legislatif dipilih rakyat, dan sepertiganya lagi dipilih tidak langsung oleh anggota majelis dari tiap Propinsi. Lalu membuat konstitusi baru.
Pada masa kekuasaan Raja Mohammad Zahir Shah inilah diberikan kebebasan membentuk partai politik. Diantaranya partai komunis demokrasi rakyat Afghanistan yang mempunyai hubungan erat dengan Uni Soviet. Pada tahun 1967 partai komunis demokrasi rakyat Afghanistan pecah menjadi dua bagian. Faksi Khalq yang dipimpin oleh Nur Muhammad Taraki dan Hafizullah Amin yang didukung oleh elemen-elemen dari angkatan bersenjata Afghanistan. Dan faksi Parcham yang dipimpin oleh Babrak Karmal.



Ø  Periode 1973 M - 1978 M Republik Afghanistan Daud.
Ketika Afghanistan dilanda musim kemarau yang panjang, timbulnya banyak
korupsi diantara keluarga Raja, dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh keluarga Raja, maka pada tanggal 17 Juli 1973 mantan Perdana Menteri Mohammad Daud Khan melakukan kudeta dan Raja Mohammad Zahir Shah terbang meninggalkan Afghanistan dan mendapat perlindungan politik di Italia.
Seterusnya Mohammad Daud Khan menghapuskan Kerajaan dan konstitusi yang
dibuat pada tahun 1964 dibekukan, dan mendeklarkan dirinya sebagai Presiden dan Perdana Menteri. Mohammad Daud Khan berusaha untuk memperbaiki situasi ekonomi negara. Pada bulan Februari 1977 dibuat konstitusi baru. Tetapi gagal menciptakan kestabilan politik dalam negeri. Sehingga pada tanggal 27 April 1978 partai komunis demokrasi rakyat Afghanistan dari Faksi Khalq yang dipimpin oleh Nur Muhammad Taraki melakukan kudeta, Mohammad Daud Khan dan hampir semua keluarganya dibunuh. Kemudian Nur Muhammad Taraki Sekretaris Jenderal partai komunis demokrasi rakyat Afghanistan menjadi Presiden Dewan Revolusi dan merangkap sebagai Perdana Menteri Republik Demokrasi Afghanistan yang baru dibentuk.
Ø  Periode 1978 M - 1992 M intervensi Sovjet Union.
Setelah Nur Muhammad Taraki memegang Jabatan Presiden dan merangkap Perdana Menteri Republik Demokrasi Afghanistan, dengan partai komunis demokrasi rakyat Afghanistan telah melakukan perobahan besar-besaran, dimana mendeklarkan membebaskan riba, melarang kawin paksa, memberikan kebebasan bagi anak-anak perempuan untuk masuk sekolah umum, mengakui hak perempuan ikut pemilihan, menggantikan dasar dan sumber hukum Islam dengan dasar hokum sekular, melarang pelaksanaan hukum adat dan melarang reformasi hak tanah milik pribadi.
Pemerintah Republik Demokrasi Afghanistan mengundang Pemerintah Uni Soviet untuk membantu memoderenisasikan infra struktur ekonomi seperti menyangkut masalah eksplorasi dan penyulingan mineral dan gas alam. Pemerintah Uni Soviet mengirimkan kontraktor-kontraktor untuk membangun jalan, rumah sakit, sekolah, penyaluran air, dan melatih serta memperlengkapi perlengkapan perang angkatan bersenjata Afghanistan.
Ternyata modernisasi dan sekularisasi yang dijalankan oleh Pemerintah
Republik Demokrasi Afghanistan dibawah Presiden Nur Muhammad Taraki ternyata membawa akibat negatif, dimana pihak ulama dan kaum muslimin Afghanistan sangat menentang terhadap kebijaksanaan sekularisasi yang dijalankan oleh Pemerintah yang berhaluan kepada komunis Uni Soviet ini.
Perlawanan yang digerakkan oleh kaum ulama dan mujahidin ini untuk melawan
Pemerintah Nur Muhammad Taraki dan pihak pendukungnya Pemerintah Uni Soviet dengan komunisnya, terus makin gencar dijalankan. Gerakan perlawanan kaum mujahidin Afghanistan ini berlangsung dari sejak 1979 sampai Februari 1989, dimana ketika pasukan angkatan bersenjata Uni Soviet ditarik dari Kabul. Bantuan ekonomi dan militer yang diberikan kepada kaum mujahidin Afghanistan ini diperoleh dari Kerajaan Saudi dan Amerika melalui CIA-nya.
Walaupun Uni Soviet telah menarik pasukannya dari Afghanistan, tetapi
bantuan pemerintah Uni Soviet masih terus berlangsung kepada Pemerintah Republik Demokrasi Afghanistan yang dipimpin oleh Mohammad Najibullah yang menggantikan Nur Muhammad Taraki. Setelah Uni Soviet runtuh, pada tanggal 18 April 1992 Mohammad Najibullah bisa dijatuhkan.
Kemudian Abdul Rashid Dostum yang bersekutu dengan Ahmad Shah Massoud
mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, dan dideklarkan bahwa Afghanistan menjadi Negara Islam Afghanistan.[15]

J.    Analisis Pembahasan
Seperti yang telah disinggung diatas, bahwa permulaan masuknya Islam ke India dan Afghanistan. Ini menunjukkan Islamisasi dan perluasan kekuasaan suatu kerajaan Islam di zaman dahulu. Ini semua berawal dari proses perdagangan bebas di pesisir pantai, karena dengan media ini orang-orang Arab bisa menaklukkan kekuasaan orang-orang non Arab.
Setelah merengkuh kekuasaan yang ada di tanah India dan Afghanistan, ada beberapa gejolak yang membuat runtuhnya kerajaan Islam, di antaranya perebutan kekuasaan dari sanak family dan keluarga besar kerajaan, yang membuat suatu pemberontakan. Hal seperti ini, orang-orang non Islam, menjadikan moment berharga untuk merebut kembali kekuasaannya dari orang Islam.
Adapun analisa dari pendukung Islam di India sebagai berikut:
1.    Ekonomi
Disaat kesultanan Delhi, ekonomi melambung naik. Karena pertanaian merupakan perusahaan utama India, terdapat juga perdagangan dalam negeri dan luar negeri yang aktif. Sind dan Punjab merupakan wilayah utama dalam menghasilkan tanaman makanan seperti gandum dan sekoi, tetapi juga menghasilkan tanaman wang seperti tebu dan kapas. Para pedagang-pedagang asing banyak berdagang di masa itu, sebagian besarnya terdiri dari orang-orang Arab, Parsi, dan Cina.
2.    Seni Bina
Kubah dan menara adalah hasil ciptaan orang Islam yang dibawa ke India oleh orang Islam. Meperkenalkan penggunaan konkrit dan motar serta alat-alat geometri dalam pembinaan bangunan dan penulisaan inskripsi pada bangunan diberbagai masjid da candi.
3.    Pendidikan
Madrasah dan zawiyah oleh pemerintah dijadikan tempat pendidikan. Di antaranya pembinaan institut pendidikan, pesantrean (khanaqah), pembinaan pusat pendidikan seperti maktab (kuttab) untuk belajar anak-anak Islam. Tak luput juga masjid bukan hanya tempat beribadah, akan tetapu masjid bisa dijadikan tempat memberikan pendidiakan.
4.    Keksusatraan
Penakluk India bisa kita kategorikan penakluk yang bengis, akan tetapi ramai juga di antara mereka yang mencintai seni dan sastera. Meminati keindahan seni sastera Arab dan Parsi, telah menaungi para pecinta ilmu di istana berbondong-bondong ingin mempelajari seni ini. Sehingga hasil dari jerih payah mereka bisa membuahkan hasil berupa Biografi dan perjalanan pengalaman seorang raja yang dibkukan oleh para pecinta seni ini.



5.    Aliran-aliran Agama
Keberadaan tasawuf, ajaran-ajara filsafat, wirid-wirid, dzikir-dzikir, cara mendapatkan ma’rifat dan fana’ diambil dari aliran-aliran India. kTasawuf berasal dari India sebagai berikut :
Ø  Sebagian besar orang-orang sufi generalisasi pertama adalah orang-orang non Arab.
Ø  Pertama kali muncul di Khurasan
Ø  Turkistan sebelum masuk Islam adalah pusat pertemuan agama-agama dan budaya Barat dan Timur. Ketika Turkistan masuk Islam, mereka mengemas Islam dengan sufi klasik.
Ø  Zuhud Islam yang pertama kali adalah membentuk ala India dalam kebiasaan dan tata caranya.[16]
Dengan ini wajarlah di masa kesultanan dan mogul, banyak bemunculan aliran-aliran yang menyimpang dari ajaran Islam dan meriwayatkan hadis palsu yang diatas namakan kepada Rasulullah, contohnya Din-I-Llahi (Ajaran Raja Akbar), serta muncul tokoh-tokoh sufi seperti: Abu Al-Abbas Atha’, Abu Yazid Al-Busthami, An-Nafzi Ar-Randi, As-Sulami, Asy-Sya’rani, dan Al-Ghazali.
6.      Struktur dan Adminstrasi Pemerintah
Secara administratif terdiri dari kekuasaan pusat adalah kekuasan yang dipegang secara mutlaq oleh seorang raja, yang disebut dengan Padsyah (artinya: Penguasa Mutlak/berasal dari bahasa Parsi), propinsi (subah), kabupaten (sarkar), dan kecamatan (perganah).
Selain itu di tempat tinggal raja terdapat beberapa bagia, antara lain :
1.    Jarokah-i-darshan (tempat memandang rakyat). Di tempat ini Raja duduk dan rakyat melihatnya.
2.    Diwan-i aam (bagian umum). Di bagian ini masalah-masalah umum didiskusikan di hadapan Raja dan dicarikan pemecahannya.
3.    Diwan-i khas (bagia khusus). Di tmpat ini raja beristirahat, mandi, bahkan menerima tamu-tamu penting.
4.    Syahi burj (tempat rahasia). Seperti diwan-i khas, tempat ini hanya bisa dikunjungi oleh orang-orang tertentu.
5.    Khilwat kadah-i khas (tempat istirahat khusus).  Ini adalah tempat khusus raja berteamu dengan ulama dan para pemimpin.[17]
Selain itu, ada instansi lain kerajaan adalah pengadilan (adalat), antara lain :
1.    Pengadilan agama. Ini berdasarkan kepada agama Islam
2.    Pengadilan biasa yang tidak didasarkan kepada agama islam.
3.    Pengadilan politik. Ini mengenai perkara-perkara seperti penghianatan
Untuk pelanggarannya ada emapat macam, antara lain :
1.    Denda atau hadd. Bagi yang melanggar hokum Islam
2.    Ta’azir (muhasabah atau kemarahan rakyat)
3.    Qisas (hokum mati)
4.    Tashhir (dipamerkan atau diarak)

Adapun uraian-uraian ini dapat dianalisa sebagai berikut :
1.    Islam diperkenalkan di anak benua dalam bentuk sebuah peradaban yang telah berkembang yang diwarnai dengan budaya (agrikultural), urbanisasi, dan keagamaan yang terorganisir secara mapan. Sementara itu peradaban India diwarnai dengan sistem kasta, Hindunisme Brahmatik dan keyakinan Budha, dan diwarnai dengan dominasi elit politik Hindu lainnya.
2.    Pada masa silam India dan Afhganistan terdapat beberapa imperium besar, tetapi menjelang invansi Muslim India dan Aghanistan terpecah-pecah menjadi sejumlah pemerintah lokal.
3.    Penaklukan muslim melahirkan sebuah elite baru dan sebuah tingkat intregarasi politik, dan menandai awal proses berkembangnya sebuah peradaban Muslim yang khas.
4.    Kultur negara dan elite politik menjadi model percampuran antara konsep-konsep universal muslim dan symbol kenegaraan, pencapaian artistic cosmopolitan seperti arsitektur dan lukisan, dan beberapa motif regional.
5.    Orientasi komunal keagamaan muslim mencakup seluruh varies utama Islam, dan scholastisisme ulama, serta sintesa sufi syaiah, pemujaan tempat keramat, dan Islam reformis.
6.    Masyarakat di India dan Afghanistan keagamaannya yang pluralistic (majemuk) menghilangkan model birokrasi dan kontrol kenegaraan.
7.    Terjadinya perebutan suatu kekuasaan antar sesame saudara dan lemahnya management pemerintahannya, dijadikan alat untuk mengadu domba serta merebut kekuasaan Islam oleh orang-orang non Islam atau orang non Islam yang memeluk agama Islam (ajang balas dendam).
8.    Kualitas yang khas dalam peradaban, dan kecenderungan keagamaan menjadikan sebuah varian yang khas dari pola universal.


K.    Kesimpulan
Islam diperkirakan masuk India pada abad ke-7 melalui jalur perdagangan. Dalam rangka perluasan wilayah Islam, saat masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattan dan Usman bin Affan pernah merencanakan untuk menaklukan India. Namun rencana tersebut dapat terlaksana, ketika pemerintahan al-Walid ibnu Abdul Malik berhasil membantu masyarakat India ketika perahu-perahu India dirampok oleh para perompak kapal. Hal tersebut merupakan awal berdirinya suatu kerajaan Islam di India, dan para penerusnya bisa melanjutkan perjuangan beliau sehingga terbentuklah suatu kerajaan di India, antara lain:
1.    Kesultanan Delhi
2.    Dinasti thugluq
3.    Dinasti Syeid
4.    Dinasti Lodi
5.    Dinasti Mogul
Kelima kerajaan Islam tersbut hancur yang dilator belakangi dengan adanya suatu perebutan kekuasaan oleh para kerabat kerajaan, para pengemuka agama (ulama kerajaan), dan para gubernur-gubernur kerajaan. Kejadian ini, dapat dimanfaatkan oleh orang non Islam untuk menghancurkannya, dalam artian ingin membalas dendam kepada orang Islam.
Sedangkan Islam masuk di Afganistan sejak masa Khalifah Utsman bin Affan (644-656 M). Pada tahun 647 M pasukan Islam mengadakan perluasan daerah ke Khurasan dipimpin oleh Panglima Sa'ad bin Al-Ash. Khurasanlah merupakan daerah Islamisasi yang pertama kali dilakukan oleh kaum Islam. Orang Afghanistan sangat giat dalam mengadakan da’wah baik dari dalam maupun di luar negeri. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa Islam menerangi kehidupan rakyat Afganistan sejak tahun 647 M, maka perkembangan seni budaya yang bercorak Islam mengalami kemajuan yang cukup pesat. Adapun masa-masa periode perkembangan Afghanistan:
1.    Periode Sebelum tahun 651 M Afghanistan sebelum Islam, yang dpimpin oleh Raja Iskandar Agung atau Alexandria atau Alexander the Great.
2.    Periode tahun 642 M - 1747 M Afghanistan dibawah pengaruh Islam, yang dipimpin oleh para Khulafaur Rasyidin.
3.    Periode tahun 1919 M - 1929 M reformasi Amanullah Khan, yang dipimpin oleh Raja Amanullah Khan.
4.    Periode tahun 1929 M - 1973 M Dinasti Nadir Shah dan Zahir Shah, yang dipimpin oleh raja sepupu Amanullah Khan Nadir Khan.
5.    Periode 1973 M - 1978 M Republik Afghanistan Daud, yang dipimpin oleh raja Mohammad Daud Khan.
6.    Periode 1978 M - 1992 M intervensi Sovjet Union, yang dipimpin oleh Raja Nur Muhammad Taraki.
Keenam periode ini merupakan masa transisi suatu kerajaan Islam menjadi suatu menjadi Negara. Tetapi dalam menjalankan pemerintahannya, seorang Raja banyak menghadapi suatu polemic yang diantaranya konflik perebutan kekuasaan antara para pemuka-pemuka kerajaan. Konflik tersebut dapat di manfaatkan oleh orang non Islam untuk menghancurkannya. 

L. DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian P3M, Jurnal Penelitian Agama, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1999)
Dhahir, Ilahi, Ihsan. Sejarah Hitam Tasawuf  Latar Belakang Kesesatan Kaum Sufi, (Jakarta, Darul Falah, 2001).
Hasan, Ibrahim, Hasan. Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta, Kalam  Mulia, 2006).
Iqbal, Zafar. Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve).
Lapidus, M. Sejarah Sosial Ummat Islam bagian Kesatu dan dua, (Jakarta, PT. Grafindo Persada, 1999).
Ma’arif, Syafi’e, Ahmad dan Abdullah, Amin. M, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, 2007), Cet. I.
Masuk dan Berkembangnya Islam di Afganistan, http://jurie-mulex.blogspot.com/2009/01/masuk-dan berkembangnya-islam-di.html, ditebitkan pada 17 Januari 2009.
Menyorot Sekilas Pertumbuhan dan Perkembangan Negara Islam Afghanist, http://groups.yahoo.com/group/PPDi/message/7616, diterbitkan pada  21 September 2004.
Perkembangan Islam di Banglades, http://www.anneahira.com/islam-bangladesh.htm.(AnneAhira.com untuk Indonesia).
Yahaya, Mahayudin dan Jelani Halimi, Ahmad. Sejarah Islam, (Kuala Lumpur, Fajar Bakti SDN. BHD, 1993).
Yatim, Badrim. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2003).




[1] Historical Approach adalah sebuah cara menempatkan diri pada ruang dan waktu di dalam sejarah peradaban manusia. Caranya tidak lain adalah dengan mempelajari sejarah sebagai satu kesatua yang utuh, tidak terkotak oleh batas-batas politik dan agama, bahkan batasan waktu. Dengan ini diharapkan kita dapat mengembangkan sebuah rasa “memiliki dan menjadi manusia”. Lihat, Balai Penelitian P3M, Jurnal Penelitian Agama, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1999), Didigitalkan 24 Juni 2009.
[2] Ahmad Syafi’e Ma’arif, M. Amin Abdullah, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, 2007), Cet. I, hlm, 144.
[3] Perkembangan Islam di Banglades, http://www.anneahira.com/islam-bangladesh.htm.(AnneAhira.com untuk Indonesia).
[4] Zafar Iqbal. Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve), hlm, 281.
[5] M. Lapidus. Sejarah Sosial Ummat Islam bagian Kesatu dan dua, (Jakarta, PT. Grafindo Persada, 1999), hlm, 672-674.
[6] Mahayudin Yahaya dan Ahmad Jelani Halimi. Sejarah Islam, (Kuala Lumpur, Fajar Bakti SDN. BHD, 1993), hlm, 476.
[7] Mahayudin Yahaya dan Ahmad Jelani Halimi. Sejarah Islam, (Kuala Lumpur, Fajar Bakti SDN. BHD, 1993), hlm, 477-488.
[8] Mahayudin Yahaya dan Ahmad Jelani Halimi. Sejarah Islam, (Kuala Lumpur, Fajar Bakti SDN. BHD, 1993), hlm, 482.
[9] Mahayudin Yahaya dan Ahmad Jelani Halimi. Sejarah Islam, (Kuala Lumpur, Fajar Bakti SDN. BHD, 1993), hlm, 483-484.
[10] Zafar Iqbal. Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve), hlm, 282.
[11] Badrim Yatim. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II, (Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2003), hlm, 175-176.
[12] Zafar Iqbal. Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve), hlm, 283.
[13] Zafar Iqbal. Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve), hlm, 284.
[14] Masuk dan Berkembangnya Islam di Afganistan, http://jurie-mulex.blogspot.com/2009/01/masuk-dan berkembangnya-islam-di.html, ditebitkan pada 17 Januari 2009.
[15] Menyorot Sekilas Pertumbuhan dan Perkembangan Negara Islam Afghanist, http://groups.yahoo.com/group/PPDi/message/7616, diterbitkan pada  21 September 2004.
[16] Ihsan Ilahi Dhahir. Sejarah Hitam Tasawuf  Latar Belakang Kesesatan Kaum Sufi, (Jakarta, Darul Falah, 2001), hlm, 104-105.
[17] Hasan Ibrahim Hasan. Sejarah dan Kebudayaan Islam, (Jakarta, Kalam  Mulia, 2006), hlm, 303-306.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar