MASUKNYA ISLAM KE INDIA DAN AFGHANISTAN
A.
Pengantar
Sejarah perkembangan Islam selama
ini bersifat too Politically, terlalu berorientik politik, dan too
Middle East Oriented, terlalu berorientasi Timut Tengah. Kedua
kecenderungan tersebut membawa beberapa sisi kelemahan sejarah Islam. Orientasi
politik merekonstruksi kehidupan elite politik dan pola-pola perebutan
kekuasaan, peperangan dan pertumpahan darah yang akhirnya menegaskan citra
Islam sebagai “agama warior” (agama perang), bukan sebagai agama rahmat.
Orientasi tersebut juga mengabaikan
kesejarahan aspek-aspek kultural Islam seperti pendidikan, perekonomian,
keberagaman, dan lainnya. Sementara, orientasi Timur Tengah mereduksi
pengetahuan kita dari perkembangan sejarah di belahan dunia Muslim lainnya.
Karena seolah-olah ia menjadi satu-satunya model sejarah Islam yang tunggal,
yang akhirnya menegaskan bingkai sejarah Islam yang sempit dan tidak mengenal
keragamannya.
Dari uraian di atas, penulis ingin
mengsingkronasikan sekaligus menemukan titik temu dengan sejarah perkembangan
Islam di India dan Afghanistan, yang tak luput dari istilah teologi dan politik
yang mengakibatkan adanya pemerosotan dan hancurnya suatu kekerajaan. Itu semua
ada beberapa faktor yang menyebabkan runtuhnya kerajaan Islam di India dan
Afghanistan.
B.
Identifikasi Masalah
Dalam membahas masuknya Islam ke
India dan Afghanistan tentu sangat luas dan kompleks. Hal ini patut dikemukakan
latar belakang masuknya Islam ke India dan Afghanistan. Menurut hemat penulis,
perlu adanya identifikasi permasalahan dari masa ke masa.
Oleh sebab itu patutlah kiranya
disampaikan alur permasalahan dengan identifikasi sebagai berikut:
1.
Latar
belakang masuknya Islam ke India dan Afghanistan
2.
Faktor-faktor
perkembangan Islam di India dan Afghanistan
3.
Faktor-faktor
kemunduran Islma di India dan Afhanistan
4.
Masa-masa perkembangan dan kemunduran Islam di
India dan Afghanistan
C.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
sejarah masuknya agama Islam ke India dan Afghanistan?
2.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi berkembanganya kerajaan Islam di India dan Afghanistan?
3.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi runtuhnya kerajaan Islam di India dan Afghanistan?
D.
Tujuan
1.
Untuk
mengetahui awal masuknya Islam ke India
2.
Untuk
mengetahui awal masuknya Islam ke Afghanistan
3.
Untuk
memahami latar belakang runtuhnya kerajaan Islam di India dan Afghanistan
E.
Metode Penelitian dan Tehnik Analisa
Dalam penelitian ini, merupakan
penelitian kualitatif dengan pendekatan kesejarahan (Historycal Approach).[1] Adapun tehnik analisa sebagai alat analisis menggunakan tehnik
analisis deskriptif, yakni menganalisa semua hasil eksplorasi pembahasan.
F.
Kerangka Pemikiran
Banyak pemikir dan sarjana Islam
yang telah memberikan penjelasan tentang masa masuknya Islam di India dan
Afghanistan. Seperti yang telah diuraikan dalam bahasan diatas, bahwa awal mula
masuknya Islam di India dan Afghanistan berawal dari masuknya orang Arab ke
sana untuk berdagang, dan membawa suatu budaya Islam, selain itu ada unsur
Islamisai serta perluasan kekuasaan Islam saat itu.
Dengan ini, orang Arab bisa
menyebarkan agama Islam. Tetapi setelah Islam menguasai tanah India dan
Afghanistan, terjadilah perang saudara yang dilandaskan adanya perebutan
kekuasaan. Dengan kejadian ini, orang-orang non Islam memanfaatkannya sehingga
kerajaan-kerajaan Islam runtuh.
Secara drastis orang non Islam
mengubah tatanan pemerintahannya, dan mencampuradukkan ajarannya dengan ajaran
Islam, sehingga terjadinya sesuatu pemberontakan dari kalangan masyarakat dan
pemuka agama. Menurut Crane Brinton dalam Muhdzar (1998:84), ada 4 ciri yang
menjadi indentitas revolusi suara negara yaitu:
1.
Bahwa
pada masa sebelum revolusi ideologi yang berkuasa mendapat kritik keras dari
masyarakat disebabkan kekecewaan penderitaan masyarakat yang disebabkan
ketimpangan-ketimpangan dari ideologi yang berkuasa itu.
2.
Mekanisme
pemerintah tidak efesien karena kelalaiannya menyesuaikan lembaga-lembaga
sosial yang ada dengan perkembangan keadaan dan tuntunan zaman.
3.
Terjadinya
penyebrangan kaum intelektual dari mendukung ideologi yang berkuasa pada
wawasan baru yang ditawarkan oleh para kritikus.
4.
Revolusi itu
pada umumnya bukan hanya dipelopori dan digerakkan oleh orang-orang lemah dan
kaum bawahan, melaikan dilakukan oleh penguasa karena hal-hal tertentu yang
merasa tidak puas dengan sistem yang ada.[2]
G.
Masuknya Islam Ke India
Sebelum Islam masuk ke India, Islam
terlebih dahulu masuk ke Banglades. Karena Negara tersebut merupakan negara
Islam yang terletak di kawasan Asia Selatan dekat dengan Pakistan, India, dan
Myanmar. Disanalah Agama Islam berkembang pesat pada abad ke-12 ketika banyak
pedagang Arab Gujarat dan ahlli sufi mendatangi Asia untuk berdagang sekaligus
menyebarkan Agama Islam. Populasi penduduknya dikenal sebagai negara Bengali
yang terbesar ke-6, yaitu sebanyak 147 jiwa dengan 1000 orang yang menempati
setiap 1 km bagian wilayahnya. Sekitar 89,7 % penduduknya memeluk Agama Islam
dengan aliran Sunni. Di ikuti dengan aliran Syi’ah yang di anut oleh Etnis
Indo-Arya dan Ahmadiyah. Agama terbesar kedua adalah Hindu yang di anut oleh
9,2 %, dan Agama Budha Madzhab Teravadha sebanyak 0,7 %, serta Animisme 0,1 %.
Masuknya Islam pertamakali pada tahun 637 M ketika masa Khalifah Umar bin
Khattab yang menaklukkan wilayah Indo-Pakistan. Pada masa kekhalifahan ke 6
Dinasti Umayyah yang dipimpin oleh Walid bin Abdul Malik memerintah tentara
Islam yang dikomandoi oleh Muhammad bin Qassim untuk menaklukan wilayah Sind,
Pakistan Barat. Di sinilah awal mula masuknya Islam ke India, setelah Islam
tersebar luas di Banglades dan Pakistan.[3]
Islam diperkirakan masuk India pada
abad ke-7 melalui jalur perdagangan. Dalam rangka perluasan wilayah Islam,
Khalifah Umar bin Khattab dan Usman bin Affan pernah merencanakan untuk
menaklukan India. Namun rencana ini baru bisa dilaksanakan secara efektif pada
masa pemerintahan Bani Umayyah yang berpusat di Damaskus. Pada masa itulah awal
dari kekuasaan Islam di India. Bermula dari gubernur Irak bernama Hajjaj bin
Yusuf as-Saqafi pada masa Khalifah Umayyah, al-Walid bin Abdul Malik, yang
mengirimkan ekspedisi untuk menangani perampokan kapal yang dilakukan oleh
suatu kelompok yang didukung oleh Raja Dahir (salah seorang penguasa Sind) pada
tahun 706 di Dybul (dekat Karachi sekarang).[4]
Kapal-kapal yang dirampok tersebut
berisi hadiah tanda persahabatan Raja Sri Lanka kepada Khalifah al-Walid bin
Abdul Malik. Ekspedisi ini dipimpin seorang jenderal perang berusia 17 tahun
bernama Muhammad bin Qasim yang berhasil menguasai Dybul dan membebaskan para
sandera. Sedangkan Raja Dahir terbunuh disaat pertempuran tersebut.
Pada tahun 713, wilayah Multan dapat
dikuasai oleh Muhammad bin Qasim, dan beliau menjadi gubernur Sind saat
pemerintahan Umayyah. Kecakapannya dalam memimpin, beliau dapat mendorong
banyak orang untuk masuk Islam.
Setelah pemerintahannya beliau, ada
10 gubernur dari pemerintah Umayyah dan 30 gubernur dari pemerintah Abbasiyah
yang melanjutkan kekuasaan Islam di India. Namun dalam melanjutkan Islamisasi,
ada pemberontakan dari penguasa Hindu dan penguasa Islam di berbagai wilayah
India. Adapun endingnya, terjadilah peperangan yang membuat terpecah belahnya
kekuasaan Islam di India.
H.
Kerajaan-kerajaan Islam di India
1.
Kesultanan
Delhi
Sejarah
anak muslin di benua ini bermula dari periode Chaostik yang mengiringi imperium
kehancuran Abbasiyah pada pertengahan abad ke-10. Ghaznawiyah menundukkan
Lahore pada 1030 dan menghancurkan wilayah utara India. Pada akhir abad 12,
kedudukan beliau digantikan oleh kesukuan wilayah pegunungan setempat di bawah
pimpinan dinasti Gurdiyah yang mengawali penaklukan sistematik pada India. Antara
tahun 1175-1192. Pada tahun 1206, salah seorang Jenderal Guridiyah, Qutb al-Din
Aybeg, sang penakluk Delhi, menjadikan dirinya sebagai penguasa independen dan
membentuk dinasti Delhi (1206-1526).
Hal
ini menyebabkan sebuah komunitas elit penguasa, yang terdiri dari sejumlah
panglima militer Afghanistan atau Asia Tengah Turki dan klien mereka. Ingin merebut kekuasaan, yang berlangsung
terus-menerus, sampai ke anak cucunya. Tetapi misinya tidak maksimal, karena
mereka tidak mencapai kekuasaan politik yang Absolut. Akhirnya masing-masing
menghadapi problem pembentukan Negara Islam di dalam sebuah daerah yang sangat
menonjol kultur Budha dan Hindunya. Dari pencapaian kolektif mereka tebentuklah
sebuah peradaban Muslim yang khas.[5]
Contohnya
masa Dinasti Khilji (1296-1316) yang memperkokoh kembali imperialnya dan
memperluas kekuasaannya. Terbukti dengan loyalitas yang dibuktikan dari para
petani, mereka mau membayar sejumlah pajak kepada pemerintah. Namun Dinasti
tersebut runtuh karena pemimpinnya meninggal dunia, dan kemudian digantikan
kepada Dinasti Tugluq.
2.
Dinasti Tughluq
Dinasti ini mengisytiharkan (memproklamerkan) dirinya sebagai Sultan Delhi
setelah Dinasti Khilji tamat. Tampuk kekuasaan ini dipimpin oleh seorang Raja
Ghiyasuddin Tughluq, ia seorang hamba Balban berbangsa Turki, akan tetapi
ibunya keturunan Jat India. Dalam pemerintahannya, beliau menunjukkan
kecakapannya sebagai panglima perang dan pemimpin yang cakap serta adil. Selain
itu, ia dapat mengembalikan keamanan dan memperkokoh pertahanannya dari
serangan musuh. Ia terbunuh ketika meraihkan kemenangan bersama putranya pada
tahun 1325. Dan tampuk kekuasaannya diberikan kepada putranya, Jumna Khan
dengan gelar Sultan Mujahid Muhammad Tughluq.[6]
Beliau seorang sarjana terkemuka,
pakar kaligrafi, ahli pidato yang handal, ahli falsafah, fasih dalam bahasa
Arab dan Parsi, serta berminat terhadap matematika dan sains fisik. Ia seorang
Muslim yang wara’, tidak pernah
meninggalkan shalat dan tidak pernah minum arak. Ia juga telah membina banyak
sekolah, rumah sakit, dan ia sering mengulurkan sedekah.
Masa pemerintahannya, ia membereskan
pemberontakan yang dimotori sepupunya sendiri (Bahauddin Gurshasp) dan gubernur
Multan. Semua itu dapat dipadamkan dengan sukses oleh beliau. Selain itu, ia
memperkenalkan pembaharuan dalam pentadbiran
negaranya. Adapun rancangannya:
5.
Memperbaiki
sistem pencukaian dan menambah pendapatan kerajaan.
6.
Memajukan
bidang pertanian
7.
Memperluas
pentadbiran kekuasaannya
8.
Mewujudkan
kewenangan negara
9.
Membantu
penderitaan rakyatnya
Sedangkan orang-orang Hindu mencari
kesempatan untuk bangun pemberontakan dan menumbuhkan kerajaan Bahmani di
Dekan, sehingga bisa merampas kekuasaan orang Islam. Dengan kejadian ini,
beliau sakit dan akhirnya wafat di tebing sungai Indus pada 20 Maret 1351.
Sedangkan tampuk kekuasaannya diberikan kepada sepupunya Firuz Syah yang
merupakan anak saudara Ghiyasuddin Tughluq. Sebenarnya ia tidak ingin, tetapi
ketika melihat keberadaan kerajaan kocar kacir, maka ia menerimanya. Dan beliau
bisa mengembalikan kekuasaanya kembali pada orang-orang Islam.
Selama 37 tahun, tidak ada satupun
yang memberontak, karena beliau terlatih sebagai seorang panglima perang. Ia
begitu lemah lembut, lebih suka memaafkan daripada menghukum, dan menggantirugi
yang dirasakan telah teraniaya dalam masa sebelumnya. Selain itu beliau membuka
kota baru, yaitu Fathabad, Azadpur, Firozabad, Jaumpur, Hisar Firoza, dan
Firozabad yang kedua dibina di Tebing Jumna.
Ia membina dan memperbaiki tidak
kurang takungan air 845 pekerja untuk memperbaiki empang, takungan air,
jembatan, masjid, madrasah, hospital, benteng, rumah tummpangan jemaah Haji,
dan bangunan-bangunan lama. Walaupun ia Berjaya, tapi tidak tamak akan kuasa,
dan kekuasaannya diturunkan kepada putranya Muhammad Khan (1387 M) dengan gelar
Sultan Nasiruddin Muhammad. Namun peragai Muhammad tidak baik, sehingga Firuz
mengambil alih kekuasaannya lagi, sehingga Firuz meninggal dunia pada 23
Oktober 1388 ketika berumur 90 tahun.
Kekuasaanya diberikan kepada cucunya
Ghiyasuddin Tughluq II. Beliau seorang yang lemah dan zalim, yang menimbulkan
perkara dan perbutan kekuasaan oleh adiknya dan sepupunya. Keadaan hura-hura
dapat dilengserkan oleh sepupunya yang juga cucu Firuz Abu Bakar. Ketika Abu
Bakar wafat, tahtanya direbut kembali oleh Humayyun (Putra Nasiruddin), karena
ia menuntut atas penyelewengan Abu Bakar melengserkan pemimpin sebelumnya.
Humayyun hanya memerintah selama 45 hari saja, dan digantikan kekuasaan kepada
adiknya Mahmud Tughluq, yang bisa memerintah hingga tahun 1412.
Setelah beliau menjabat,
gubernur-gubernur wilayah dan peimpin-pemimpin Hindu kerajaan sendiri terpecah
belah. Sehingga orang mongol menyerang India, dan bisa mengusir Mahmud dari
India. Setelah itu ia mengisytiharkan diri sebagai Maharaja seluruh Hindustan. Namun
ia tidak berlama-lama di India, karena ia menyususn satu angkatan untuk
menyerang Cina. Di sanalah, Mahmud bisa mengembalikan kekuasaannya hingga wafat
(1412), dan kekuasaannya diberikan kepada menterinya sendiri Syeid Daulat Khan,
atau kita kenal dengan Dinasti Syeid..
3.
Dinasti Syeid
Dinasti
ini tidak penting menguasai Delhi, walaupun ia menduduki tahta selama 36 tahun.
Karena ia tidak pernah mengisytiharkan dirinya sebagai Sultan, mereka
menganggap dirinya sebagai Amir dan wakil Timur. Bil alih Kekuasaanya ini,
turun-temurun dipegang oleh putra-putra Syeid yaitu : Syeid Mubarq (masa
pemerintahannya 13 tahun) yang menggantikan posisi ayahnya setelaha wafat (20
Mei 1421). Tapi dalam ia terbunuh oleh pegawai-pegawainya sendiri ketika
bersembahyang disebuah masjid. Kekuasaanya di ambil alih oleh adiknya Syeid
Muhammad dan Syeid Alauddin Alam Syah.[8]
Akhir
Dinasti ini karena ada desakan dari pembesar-pembesarnya, hingga terjadi
pertumpahan darah. Dan akhirnya Dinasti ini jatuh di tangan anak angkatnya
Bahlul Lodi (Dinasti Lodi).
4.
Dinasti Lodi
Dinasti
ini seperti juga Dinasti Syeid bukanlah daripada keturunan Turki, akan tetapi seorang
bagsawan Afghan. Bahlul Lodi (1451-1488) sebelum diangkat meenjadi Sultan
Delhi, ia merupakan gubenur Punjab. Beliau bisa menyatukan dan mengembalikan
kekuasaannya India. Dan kekuasaanya diberikan kepada putranya setelah wafat.
Nizam Khan dengan gelar Sikunder Lodi (1489-1517). Ia bisa mengembbalikan
kesultanan Delhi ke atas Jaunpur, dan menyerang Tirhut serta memaksa Rajanya
membayar ufti. Selain itu, beliau telah menumbuhkan kota baru di selatan Delhi
ialah Agra, sehingga beliau dikatakan sultan yang teragung saat Dinasti Lodi.
Setelah
ia wafat, posisinya digantikan oleh puteranya Ibrahim Lodi (1517-1526). Dengan
kemangkatan Ibrahim, pemerintah Delhi telah mengangkat adiknya Jalal Khan
sebagai sultan yang memerintah di Jaunpur. Hal ini membuat Ibrahim marah,
karena tidak ada pemberitahuna kepadanya. Dengan kejadian ini, terjadilah
peperangan antar saudara. Kejadian ini di manfaatkan oleh orang Mongol atau
Mogul, sehingga Dinasti Lodi jatuh ditangannya, perang ini dipimpin oleh Baber
seorang penggagas kerajaan Mogul India.[9]
5.
Kerajaan Mogul
1.
Asal-usul Mogul
Mogul adalah sebuah dinasti yang
diperintah oleh raja-raja yang berasal dari daerah Asia Tengah, keturunan Timur
Lenk, seorang Turki-Mogul yang lahir di Kesh di Transoksania (Turkistan) pada
tahun 1336. Pemimpinya dikenala sebagai seorang muslim fanatik, dan pertama
kali melakukan penyerangan ke India pada tahun 1398. Selain itu, beliau
mengangkat Khizer Khan sebagai gubenur di Multan sekalugus wakilnya untuk
India.[10]
Beliau meninggal pada usia 70 tahun
(1405), tahtanya diberikan kepada anaknya Syah Rukh Mirza. Tapi sebenarnya,
India dapat ditaklukan oleh Zahiruddin Muhammad Babur, salah satu keturunan
Timur Lenk pada tahun 1503. Beliau adalah generasi ke-5 Timur Lenk. Beliau
lahir pada 14 Februari 1483 hari Jum’at di Faeghana di bagian utara
Transoksania (kini Uzbekistan). Babur diangkat menjadi raja saat berusia 11
tahun. Saat ia menjabat, pamannya sebagai musuhnya yang berusaha merubut
tahtanya. Babur tidak berhasil mempertahankan kekuasaannya di Farghana, dan
perubatannya berlangsung selama 20 tahun lamanya.Dengan kegagalan ini, beliau
berambisi untuk menaklukan India. Pertama kali yang ditaklukan adalah Punjab,
kemudian menuju ke Delhi. Ia menghadapi Dinasti Lody yang terakhir (Ibrahim
Lody) yang tentaranya berjumlah 40.000 orang diluar kota Panipat pada April
1526. Dalam peperangan ini, Lody terbunuh dan Babur menguasai Delhi dan Agra.
Mogul adalah negeri yang kaya dengan
hasil pertanian. Hal itu mendukung Eropa yang sedang mengalami kemajuan untuk
berdagang kesana. Di awal abad ke-17 M, Inggris dan Belanda mulai menginjakkan
kaki di India. Pada tahun 1611 M, Inggris mendapatkan izin menanamkan modal dan
berdagang.[11]
Pada Beliau dikenal sebagai seorang raja yang gemar menulis, terutama
puisi, dalam bahasa Turki dan Persia. Bahkan ia menulis biografi dan
pengalamnya dalam buku Tuzk-i-Baburi. Babur meninggal pada tahun 1530 di Agra
dekat Delhi. Sesuai wasiatnya jenazah dimakamkan di Kabul, Afghanistan.
2.
Ekspansi Kerajan Mogul
Babur mempunyai empat orang putra,
yaitu Humayyun, Kamran, Hindal, dan Aksari. Di antara empat anaknya ini, hanya
Humayyun yang melanjutkan kekuasaan ayahnya. Beliau lahir pada Maret 1508 di
Kabul (Afghanistan). Ketika kecil ia mempelajari bahasa Arab, Turki, dan
Persia. Ketiak berusia 20 tahun, ia berkuasa di Badakhshan, saat ayahnya masih masih memegang tampuk
kekuasaannya. dalam pemerintahannya, ia bias menguasai Kalanjir, Chunar, Malwa,
dan Gurajat (1531).[12]
Setelah perluasan daerah
kekuasaannya, ia menaklukkan penyerangan di Bengal untuk membantu penguasa
daerah itu (Sultan Mahmud) yang sedang melawan Sher Syah Syah Suri. Ketika
peperangan terjadi, beliau kehilangan kontak untuk mengontrol kekuasaannya di Delhi
dan Agra. Ternyata kedua wilayah tersebut dikendalikan oleh saudaranya
(Hindal). Peperangan tersebut mengalami kekalahan. Pasukan beliau dipukul
mundur oleh Sher Syah, hingga melarikan diri ke Iran pada Juli 1543 untuk
meminta bantuan dari raja Persia (Syah Tahmasp). Raja Persia membantu beliau dan bisa
menaklukan Qandahar dan Kabul.
Di luar India Syah Syah Suri memperkokoh kekuasaanya dan melakukan
pembaruan dibidang administrasi, keuangan, perdagangan, komunikasi keadilan,
perpajakan, dan pertanian. Namun ia wafat pada 22 Mei 1545. Tahtanya digantikan
kepada putranya Ismail Syah yang memerintah dari 1545-1553. Ia tidak sesukses
ayahnya, setelah ia wafat. Tahtanya digantikan kepada anaknya Firuz yang masih
muda, berumur 12 tahun. Namun ia dibunuh oleh pamannya sendiri, Mubariz Khan,
yang menjadi penguasa meskipun menghadapi tantangan.
Humayyun memanfa’atkan kekacauan pemerintahan musuhnya, sehingga bisa
merebut kembali Delhi dan Arga. Namun ia wafat karena kecelakaan, jatuh dari
lantai dua perpustakaan Sher Mandal, di Delhi, pada Januai 1556. Kekuasaannya
dikendalikan oleh anaknya yang tertua Akbar Yang Agung (1556-1605). Pada saat
pengangkatan Akbar, kekuasaan terancam dan dapat dikuasai oleh serangan Hemu,
seorang mentri dari Adil Syah (penguasa India Utara). Akbar hanya bisa
menguasai Punjab saja, itupun mendapat tantangan. Dengan dukungan pendukungnya,
beliau menyusun strategi untuk merebut kekuasaanya, sehingga peperanganpun
terjadi pada 5 November 1556. Hemu kekuatannya 30.000 tentara dan 1.500 ekor gajah
menyerah kaum Mogul. Beliau hampir mengalami kekalahan, namun tiba-tiba mata
Himu tersobek oleh panah. Keadaan
tersebut di manfaaatkan untuk memukul mundur tentara Himu, dan perang
inidimenangkan oleh Mogul. Setelah peristiwa tersebut, tidak ada lagi kekuasaan
atas India yang diakui keuali kekuasaan Akbar.
Pada tahun 1562 ada 3 peristiwa yang
cukup bersejarah. Pertama, Akbar menikahi putri Raja Bharmal dari Amber. Dari perkawinan ini lahir
anak pertama bernama Jahagir yang kelak menjadi pewarisnya. Kedua, Akbar
menaklukkan daerah Merta di Rajistan. Ketiga, Maham Anga dan anaknya
membunuh membunuh perdana mentrinya. Beliau bisa mengunkap peristiwa tersebut,
dan Akbar membunuh Maham.
Pada tahun 1465, orang Uzbek melakukan pemberontakan. Mirza Sulaiman dari
Badakhshan, misalnya menyerang Kabul. Ia gubernur Kabul yang merupakan saudara
Akbar dari lain Ibu lain. Kejadian ini dapat diselesaikan oleh beliau. Selain
itu beliau bisa menaklukan Rajasthan (daerah orang-orang Rajput), Kashmir
(1591), dan Gurajat yang kaya dengan sumber alam. Pada tahun 1581, Akba
menyerang Kabul yang saat itu dikuasai saudara tirinya, Muhammad Hakim yang
melakukan pemberontakan. Setelah ditaklkan beliau mengankat saudara tirinya
Bakhtum Nisa sebagai gubernur Kabul.
Penaklukan yang terakhir adalah
Baluchistan (1595) yang dipimpin oleh Mir Masum Khan. Selain itu penaklukan
Qandahar (1595) yang saat itu dipimpin oleh Muzaffar Hussain Mirza. Penaklukan
tersebut terhenti dikarenakan Akbar sendiri sakit dan kemudian meninggal dunia
pada 25 Oktober 1605, setelah menderita sakit selama 22 hari. Semasa hidupnya,
beliau dikenal karena ajaran Din-I llahi, yaitu ajaran atau paham agama yang
diterapkan oleh Akbar yang merupakan campuran berbagai unsur kepercayaan Hindu.[13]
Sebetulnya Akbar sebagai penganut Mazhab Sunni, karena beliau sering mendatangi
atau mengundang wali dan sufi. Sejumlah makam para ulam sufi ia ziarahi, dan
menghormati para wali Allah, serta mengunjungi rumah para ulama untuk belajar agama.
Ajaran ini tidak berkembang setelah
Akbar wafat, pelanjutnya Salim yang dikelanal Jahangir (Penguasa Dunia, dari
tahun 1605-1627), mulai membersihkan agama Islam dari campuran-campuran
tersebut. Ia tidak membiarkan orang Hindu mencampuradukkan Islam dengan Hindu.
Beliau memperbanyak masjid serta membersihkan agama Islam dari campuran tradisi
lokal. Awal menjabat, beliau menghadapi pemberontakan yang dilancarkan oleh
Khusraw di Lahore. Dan menaklukkan k bebagai daerah antara lain Byapur,
Golconda, dan Mewar (Rana Amar Singh). Hal ini merupakan kemenangan terbesar
dikarenakan ayahnya sendiri belum berhasil menaklukan Mewar. Selain itu beliau
menguasai Kangra termasuk Kuil Suci Jawalamukhi.
Dua tahun kemudian 1622, Syah Abas
dari Persia menguasai Qandahar, tetapi Jahangir tidak bisa merebutnya sampai ia
meninggal. Berbagai usahapun tidak bisa dan menahan Nur Jahan (istri Jahagir)
selama 2 bulan, bahkan jenderalnya beliau membrontak. Pada tahun 1627 beliau
meniggal dunia di dekat Bhimbar (Punjab). Kekuasaannya dikendalikan oleh Syah
Jehan dari 1627-1658.
Semasa pemerintahannya, ia
menghadapi pemberontakan yang dilancarkan oleh Khan Jahan Lodi gubernur Deccan,
dan beliau memukul mundur serta membunuhnya di Banda (Uttar Pradesh). Pada 1632
terjadi sengketa dengan orang Portugis di kota Hoogly (Bengal) karena melakukan
pemerasan dan menculik dua gadis budak Mogul. Namun beliau bisa meredam permasalahan ini,
dan menangkan serta menangkap 400 orang Portugis. Mereka menolak masuk Islam,
mereka lalu dipenjara. Qandahar dapat ditaklukan kembali oleh beliau. Syah
Jehan jatuh sakit pada September 1657 dan meninggal dunia. Kekuasaannya
dilimpahkan kepada anaknya yang bernama Dara. Semantara itu, anak-anaknya yang
lain yaitu Shuja, Aurangzeb, dan Murad.
Dalam menjalankan pemerintahannya,
ada perebutan kekuasaan antar saudara. Sehingga Dara dapat dibunuh oleh
saudaranya sendiri yaitu Aurangzeb, dan kekuasaannya dapat dikendalikannya.
Selain itu, ayahnya ditahan hingga wafat di penjara. Aurangzeb, menerapkan
aturan-aturan Islam, antara lain melarang minum-inuma keras, perjudian, dan
perbuatan-perbuatan menyimpang lainnya. Ia juga mewajibkan puasa dan shalat
bagi muslim serta memberlakukan zakat serta jizyah (pajak bagi non muslim). Beliau
memerintah dari tahun 1712-1713, ia tidak kuat dari pada penguasa sebelumnya.
Ada beberapa tantangan yang membuat ia lengser dan terbunuh oleh pejabat
pemerintahannya. Itu semua karena ada bantuan dari Sayyid Bersaudara (Abdullah
Khan dan Hussain Wazir)
Sayyid bersaudara mengankat Rawshan
Akhtar (Muhammad Syah) cucu Bahadur Syah sebagai Raja, tetapi mereka dapat
mengendalikan kerajaan. Pemerintahannya Muahaamd Syah tidak lama, karena
dibawah kendalai Sayyid bersaudara dan pemberontakan kaum syiah (bangsa
Peshwa). Setelah Muhammad meninggal pada April 1748, kekuasaan Mogul dipegang
oleh anaknya Ahmad Syah. Ia menjadi raja saat berusia 21 tahun. Masa
kekuasaannya 6 tahun.
Kuasaannya jatuh ketika ia tidak
bisa menghadapi pemberontakan dari wazirnya yang bersekongkol dengan orang
Maratha, dan terjadilah peperangan. Ahmad Zyah dapat dipukul mundur, sehingga
kekuasaannya digantikan oleh Alamgir II adalah putra Jihandar Syah. Ia berkuasa
selama 5 tahun (1754-1759). Namun kekuasaannya lengser ketika putrid Almagir II
di nikahi oleh Ahmad Syah Abdali. Moment perluasan daerah kekuasaan, dapat di
manfaatkan oleh Ahmad, dan ia meninggalkan Almagir II kepada wazirnya dan
jenderalnya. Mereka berdua memperlakukan Raja dengan cara tidak baik dan
Almagir dibunuh oleh Imadul Mulk (29 November 1759).
Setelah tewasnya Almagir II, Imadul
Mulk mengangkat Muhiul Millat sebagai raja Mogul dengan gelar Syah Jehan III
pada tahun 1760. Namun kekuasaanya berlangsung sebentar, karena diturunkan oleh
Sadashiv Rao Bhao pimpinan militer yang dikirim penguasa wilayah Peshwa.
Pemerintah tidak tinggal diam, dan bisa memukul mundur Bhao, Imadul Mulk
menjadi pemimpin perang, sedangkan Bhao dapat dibunuh oleh Mulk. Setelah
kejadian ini, maka Syah Alam di angkat menjadi raja dan Imadul Mulk sebagai
wazirnya.
Pada 23 Oktober 1764 terjadi
peperangan dengan Inggris dan dapat mengalahkan Mogul. Semenjak itu
kekuasaannya di Bengal, Orrisa, dan Bihar jatuh ditangan Inggris. Di masa
inilah kekuasaan dinasti Mogul runtuh di tangan Inggris, karena ia bisa mengadu
domba antara Islam dan Hindu.
I.
Masuknya Islam ke Afghanistan
1.
Awal-mula Islam Masuk Ke Afghanistan
Islam
masuk di Afganistan sejak masa khalifah Utsman bin Affan (644-656 M). Pada
tahun 647 M pasukan Islam mengadakan perluasan daerah ke Khurasan dipimpin oleh
Panglima Sa'ad bin Al-Ash. Setelah terjadi pertempuran yang sangat sengit
akhirnya kemenangan dipihak pasukan Islam. Khurasan adalah suatu daerah yang
terdapat disebelah tenggara Iran berbatasan dengan bekas Uni Sovyet. Bagian
timur dan selatan daerah ini merupakan rangkaian pegunungan dan di sebelah
barat merupakan bagian dari gurun-gurun posyt-i-kevir.
Pada
mulanya sebutan Afganistan ini belum begitu dikenal sebagaimana sekarang. Yang
lebih populer ialah sebutan Khurasaan. Pada tahun 1737 seorang penguasa di
Afganistan bernama Nadir Syah dapat menaklukkan seluruh Afganistan sebagai
wilayah Afganistan sekarang ini. Sepuluh tahun kemudian pemerintah tertinggi
dipegang oleh Ahmed Khan menjadikan daerah itu suatu emirat yang berdiri
sendiri. Pada tahun 1938 muncul ekspedisi Inggris yang pertamma di Afganistan.
Orang-orang Afganistan sebagaimana orang-orang India dan Pakistan sangat giat
mengadakan da’wah baik dari dalam maupun di luar negeri. Sebagaimana telah
dikemukakan bahwa Islam menerangi kehidupan rakyat Afganistan sejak tahun 647
M, maka perkembangan seni budaya yang bercorak Islam mengalami kemajuan yang
cukup pesat.[14]
2.
Ekspansi kerajaan Islam dalam Suatu Periode
Ø Periode Sebelum tahun 651 M Afghanistan sebelum Islam.
Iskandar Agung atau Alexandria atau
Alexander the Great pada tahun 328 sebelum Masehi telah menguasai daerah yang
sekarang dinamakan dengan Afghanistan, bagian wilayah kerajaan Persia, dan
menduduki daerah Bactria yang sekarang dinamakan Balkh. Seterusnya Afghanistan
juga pernah dikuasi oleh bangsa Scythian dari Negeri Scythia dari daerah
Eurasia yang terletak di daerah Altai yaitu daerah Siberia barat dan Mongolia
sekarang. Juga Afghanistan pernah dikuasai oleh bangsa Hua putih yang dipanggil
dengan Hua atau Huer dan juga dikenal dengan nama Hephthalite yang berasal dari
kata Yunani atau dengan kata Hayathelite yang dipergunakan dalam bahasa Persia
yang merujuk kepada nama Kerajaan pada abad ke-6. Orang yang hampir mirip
dengan orang Hua Putih ini adalah orang Korea yang tinggal di Eurasia Tengah.
Selanjutnya Afghanistan ini juga
pernah dikuasai oleh bangsa Gokturk atau Kokturk dari negeri Turki yang berdiri
sekitar tahun 552 M yang berada dibawah pimpinan Bumin atau Tuman Khan atau
Khaghan yang meninggal pada tahun 552 M, yang seterusnya dipimpin oleh anaknya
Tuman Khan yang selanjutnya wilayah kekuasaannya meluas di Asia Tengah. Nama
Afghanistan ini diambil dari nama seorang raja dari bangsa Hua Putih dari
kerajaan Hun Putih.
Ø Periode tahun 642 M - 1747 M Afghanistan dibawah pengaruh Islam.
Pada tahun 642 M ketika Khulafaur
Rasyidin memegang kekuasaan di Negeri Arab dan sekitarnya, pengaruh Islam
melebar melalui orang-orang Arab yang dating ke Afghanistan. Karena kerajaan
Persia yang juga menguasai wilayah Afghanistan jatuh ke tangan Khalifah Umar bin
Khattab, maka Afghanistan bebas dan dikuasai oleh kerajaan Ghaznavid pada tahun
998. Raja Mahmud dari kerajaan Ghaznavid (998 M - 1030 M) mengadakan
konsolidasi dan kerjasama dengan raja-raja sebelumnya dari Persia dan membentuk
pusat kebudayaan Islam yang pengaruhnya meluas sampai ke India.
Dinasti Ghaznavid pada tahun 1146
dikuasai oleh Dinasti Ghurid atau Ghor. Beberapa putra mahkota dan orang seljuk
Turki telah memerintah sampai Shah Muhammad II dari Dinasti Khwarezmid menguasai
seluruh Persia pada tahun 1205. Pada tahun 1219 Kekuasaan dinasti Khwarezmid
jatuh ketangan Mongol dibawah pimpinan Jengis Khan. Ketika Jengis Khan menyerang
Khwarezmid sebagian besar penduduknya disembelih dan bangunan-bangunan
dihancurkan termasuk daerah Herat, Ghazni dan Balkh. Ketika Jengis Khan
meninggal pada tahun 1227, diteruskan oleh keturunannya, yaitu Timur Lenk yang
memasukkan Afghanistan kedalam wilayah kekuasaan Kerajaannya di Asia. Kemudian
oleh Babur, keturunan Timur Lenk, pendiri kerajaan Moghul pada awal abad ke-14
menjadikan Kabul sebagai ibu kota Afghanistan.
Ø Periode tahun 1747 M - 1826 M Afghanistan dibawah Kekuasaan Dinasti
Durrani.
Durrani.
Pada tahun 1747, Ahmad Shah Durrani mendirikan kerajaan Afghanistan. Ahmad Shah
Durrani adalah dari suku Pashtun, yang dipilih menjadi Raja oleh Loya Jirga
(Dewan Tradisional) setelah Nadir Shah penguasa Persia dibunuh di Khabushan
dalam tahun yang sama. Ahmad Shah Durrani mengkonsolidasikan daerah, wilayah,
propinsi yang ada di Afghanistan kedalam satu Negeri. Dimana wilayah
Afghanistan meluas dari mulai Mashad di sebelah barat sampai ke Kashmir dan
Delhi di Timur. Dari mulai Sungai Amu Darya di sebelah utara sampai ke Laut
Arab di sebelah selatan.
Dari sejak Ahmad Shah Durrani memegang kekuasaan di Afghanistan, hampir
semua penguasa yang memimpin Afghanistan berasal dari suku Pashtun, kecuali
pada tahun 1929 selama 9 bulan lepas kekuasaan dari suku Pashtun. Tetapi
setelah 9 bulan, kembali lagi kekuasaan dipegang oleh suku Pashtun sampai tahun
1978 ketika kaum Marxis yang didukung oleh Uni Soviet melakukan kudeta terhadap
Dinasti Durranni Pashtun ini.
Ø Periode tahun 1826 M - 1919 M Afghanistan dibawah pengaruh Eropa.
Ketika Muhammad Khan berkuasa di
Kabul. Telah terjadi perbenturan dua kekuasaan, yaitu Inggris dan Kekaisaran
Rusia yang sangat mempengaruhi Afghanistan pada abad 19. Dimana Inggris yang
telah meluaskan kekuasaannya ke Asia Tengah dan ke Persia telah menimbulkan
pecah perang Inggris Afghanistan. Perang pertama antara Inggris dan Afghanistan
antara tahun 1839 - 1842 yang berakibat kekalahan pasukan angkatan perang
Inggris.
Kemudian 36 tahun kemudian disusul
dengan perang kedua antara Inggris Afghanistan pada tahun 1878 - 1880 yang
diakibatkan Amir Sher Ali menolak untuk menerima Misi Inggris di Kabul. Timbulnya
perang ini ternyata jatuhnya Amir Sher Ali dan naiknya Amir Abdur Rahman ke
kursi kerajaan Afghanistan. Dimana Inggris bisa menguasai politik luar Negeri
Afghanistan. Selama Amir Abdur Rahman berkuasa pada tahun 1880 - 1901, Inggris
dan Rusia telah mematoki wilayah perbatasan Afghanistan sebagaimana yang eksis
sampai sekarang ini. Selama Afghanistan dibawah Amir Abdur Rahman Inggris mengontrol
penuh politik luar negeri Afghanistan.
Ketika pecah Perang Dunia I, pihak Jerman
telah membangkitkan semangat anti Inggris dari pihak para gerilyawan Afghanistan
yang ada disepanjang perbatasan India. Disamping itu kebijaksanaan politik
Habibullah, putra Amir Abdur Rahman, yang menyatakan Afghanistan netral tidak
begitu popular diantara rakyat Afghanistan.
Ketika Habibullah dibunuh pada tahun
1919 oleh anggota keluarga yang menentang pengaruh Inggris, digantikan oleh
Amanullah putra ketiga Abdur Rahman. Dimana Amanullah inilah yang tampil
memimpin perang Afghanistan Inggris ke tiga. Setelah perang tahun 1919 inilah
Afghanistan mendapat lagi kekuasaan untuk menguasai politik luar negerinya
dengan menandatangani Perjanjian Rawalpindi pada tanggal 19 Agustus 1919. Pada
tanggal 19 Agustus 1919 inilah Afghanistan menyatakan hari kemerdekaan dari
Inggris.
Ø Periode tahun 1919 M - 1929 M reformasi Amanullah Khan dan perang
saudara.
saudara.
Raja Amanullah Khan yang berkuasa
dari 1919 - 1929 yang telah berhasil mengalahkan Ingris dan mendapat
kemerdekaan politik luar negeri Afghanistan dari Inggris, telah melakukan
diplomasi untuk menjalin hubungan internasional dengan negara-negara lain.
Ketika Raja Amanullah Khan melakukan kunjungan ke Negara negara Eropah dan
Turki ternyata situasi dan politik Eropah dan Turki telah mempengaruhi banyak
pemikiran Raja Amanullah Khan ini. Misalnya Aminullah Khan membebaskan memakai
tudung dan cadar bagi wanita muslim, sekolah-sekolah umum dibangun. Tetapi
kebijaksanaan politik yang radikal ini ternyata mendapat tantangan dari kaum
ulama, para pimpinan muslim, dan pasukan angkatan bersenjata, sehingga Raja
Amanullah Khan dipaksa turun tahta pada bulan Januari 1929 setelah ibu kota
Kabul jatuh menyusul setelah Bacha i Saqao dapat diduduki.
Ø Periode tahun 1929 M - 1973 M Dinasti Nadir Shah dan Zahir Shah.
Setelah Raja Amanullah Khan
dijatuhkan, muncullah sepupu Amanullah Khan,
Putra Mahkota Nadir Khan dari suku Pashtun naik ke atas tahta kerajaan Afghanistan pada bulan Oktober 1929 dan dideklarkan sebagai Raja Afghanistan. Dimana Raja Nadir Khan ini mengembalikan kembali kebijaksanaan politik sekular yang telah dijalankan oleh Raja Amanullah Khan. Tetapi 4 tahun kemudian pada tahun 1933 Raja Nadir Khan dibunuh oleh seorang pelajar dari Kabul.
Putra Mahkota Nadir Khan dari suku Pashtun naik ke atas tahta kerajaan Afghanistan pada bulan Oktober 1929 dan dideklarkan sebagai Raja Afghanistan. Dimana Raja Nadir Khan ini mengembalikan kembali kebijaksanaan politik sekular yang telah dijalankan oleh Raja Amanullah Khan. Tetapi 4 tahun kemudian pada tahun 1933 Raja Nadir Khan dibunuh oleh seorang pelajar dari Kabul.
Pengganti Raja diangkat Mohammad
Zahir Shah, putra Nadir Khan yang masih berusia 19 tahun untuk memegang tahta
kerajaan Afghanistan dari tahun 1933-1973. Sampai tahun 1946 Mohammad Zahir
Shah dalam memimpin Kerajaan Afghanistan dibantu oleh pamannya Mohammad Hashim
yang memegang jabatan sebagai Perdana Menteri. Kemudian dari sejak tahun 1946
jabatan Perdana Menteri dipegang oleh pamannya Mohammad Zahir Shah yang lain,
yaitu Shah Mahmud. Pada tahun 1953 jabatan Perdana Menteri digantikan oleh
Mohammad Daud Khan, sepupu Raja Mohammad Zahir Shah.
Mohammad Daud Khan ini mempunyai hubungan
erat dengan Uni Soviet dan sangat antipati kepada Pakistan. Ketika adanya pertentangan
dengan Pakistan, yang menimbulkan krisis ekonomi di Afghanistan, maka Perdana
Menteri Mohammad Daud Khan diminta untuk mengundurkan diri pada tahun 1963.
Kemudian dari tahun 1963 sampai tahun 1973 Raja Mohammad Zahir Shah sendiri
yang memegang kendali kerajaan.
Pada tahun 1964 Raja Mohammad Zahir
Shah membentuk dua kamar lembaga legislatif dimana sepertiga dari kedua kamar
legislatif itu diangkat oleh Raja. Sepertiga anggota legislatif dipilih rakyat,
dan sepertiganya lagi dipilih tidak langsung oleh anggota majelis dari tiap
Propinsi. Lalu membuat konstitusi baru.
Pada masa kekuasaan Raja Mohammad Zahir Shah inilah diberikan
kebebasan membentuk partai politik. Diantaranya partai komunis demokrasi rakyat
Afghanistan yang mempunyai hubungan erat dengan Uni Soviet. Pada tahun 1967 partai
komunis demokrasi rakyat Afghanistan pecah menjadi dua bagian. Faksi Khalq yang
dipimpin oleh Nur Muhammad Taraki dan Hafizullah Amin yang didukung oleh
elemen-elemen dari angkatan bersenjata Afghanistan. Dan faksi Parcham yang dipimpin
oleh Babrak Karmal.
Ø Periode 1973 M - 1978 M Republik Afghanistan Daud.
Ketika Afghanistan dilanda musim
kemarau yang panjang, timbulnya banyak
korupsi diantara keluarga Raja, dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh keluarga Raja, maka pada tanggal 17 Juli 1973 mantan Perdana Menteri Mohammad Daud Khan melakukan kudeta dan Raja Mohammad Zahir Shah terbang meninggalkan Afghanistan dan mendapat perlindungan politik di Italia.
korupsi diantara keluarga Raja, dan penyalahgunaan kekuasaan yang dilakukan oleh keluarga Raja, maka pada tanggal 17 Juli 1973 mantan Perdana Menteri Mohammad Daud Khan melakukan kudeta dan Raja Mohammad Zahir Shah terbang meninggalkan Afghanistan dan mendapat perlindungan politik di Italia.
Seterusnya Mohammad Daud Khan
menghapuskan Kerajaan dan konstitusi yang
dibuat pada tahun 1964 dibekukan, dan mendeklarkan dirinya sebagai Presiden dan Perdana Menteri. Mohammad Daud Khan berusaha untuk memperbaiki situasi ekonomi negara. Pada bulan Februari 1977 dibuat konstitusi baru. Tetapi gagal menciptakan kestabilan politik dalam negeri. Sehingga pada tanggal 27 April 1978 partai komunis demokrasi rakyat Afghanistan dari Faksi Khalq yang dipimpin oleh Nur Muhammad Taraki melakukan kudeta, Mohammad Daud Khan dan hampir semua keluarganya dibunuh. Kemudian Nur Muhammad Taraki Sekretaris Jenderal partai komunis demokrasi rakyat Afghanistan menjadi Presiden Dewan Revolusi dan merangkap sebagai Perdana Menteri Republik Demokrasi Afghanistan yang baru dibentuk.
dibuat pada tahun 1964 dibekukan, dan mendeklarkan dirinya sebagai Presiden dan Perdana Menteri. Mohammad Daud Khan berusaha untuk memperbaiki situasi ekonomi negara. Pada bulan Februari 1977 dibuat konstitusi baru. Tetapi gagal menciptakan kestabilan politik dalam negeri. Sehingga pada tanggal 27 April 1978 partai komunis demokrasi rakyat Afghanistan dari Faksi Khalq yang dipimpin oleh Nur Muhammad Taraki melakukan kudeta, Mohammad Daud Khan dan hampir semua keluarganya dibunuh. Kemudian Nur Muhammad Taraki Sekretaris Jenderal partai komunis demokrasi rakyat Afghanistan menjadi Presiden Dewan Revolusi dan merangkap sebagai Perdana Menteri Republik Demokrasi Afghanistan yang baru dibentuk.
Ø Periode 1978 M - 1992 M intervensi Sovjet Union.
Setelah Nur Muhammad Taraki memegang
Jabatan Presiden dan merangkap Perdana Menteri Republik Demokrasi Afghanistan,
dengan partai komunis demokrasi rakyat Afghanistan telah melakukan perobahan
besar-besaran, dimana mendeklarkan membebaskan riba, melarang kawin paksa,
memberikan kebebasan bagi anak-anak perempuan untuk masuk sekolah umum,
mengakui hak perempuan ikut pemilihan, menggantikan dasar dan sumber hukum
Islam dengan dasar hokum sekular, melarang pelaksanaan hukum adat dan melarang
reformasi hak tanah milik pribadi.
Pemerintah Republik Demokrasi
Afghanistan mengundang Pemerintah Uni Soviet untuk membantu memoderenisasikan
infra struktur ekonomi seperti menyangkut masalah eksplorasi dan penyulingan
mineral dan gas alam. Pemerintah Uni Soviet mengirimkan kontraktor-kontraktor
untuk membangun jalan, rumah sakit, sekolah, penyaluran air, dan melatih serta
memperlengkapi perlengkapan perang angkatan bersenjata Afghanistan.
Ternyata modernisasi dan
sekularisasi yang dijalankan oleh Pemerintah
Republik Demokrasi Afghanistan dibawah Presiden Nur Muhammad Taraki ternyata membawa akibat negatif, dimana pihak ulama dan kaum muslimin Afghanistan sangat menentang terhadap kebijaksanaan sekularisasi yang dijalankan oleh Pemerintah yang berhaluan kepada komunis Uni Soviet ini.
Republik Demokrasi Afghanistan dibawah Presiden Nur Muhammad Taraki ternyata membawa akibat negatif, dimana pihak ulama dan kaum muslimin Afghanistan sangat menentang terhadap kebijaksanaan sekularisasi yang dijalankan oleh Pemerintah yang berhaluan kepada komunis Uni Soviet ini.
Perlawanan yang digerakkan oleh kaum
ulama dan mujahidin ini untuk melawan
Pemerintah Nur Muhammad Taraki dan pihak pendukungnya Pemerintah Uni Soviet dengan komunisnya, terus makin gencar dijalankan. Gerakan perlawanan kaum mujahidin Afghanistan ini berlangsung dari sejak 1979 sampai Februari 1989, dimana ketika pasukan angkatan bersenjata Uni Soviet ditarik dari Kabul. Bantuan ekonomi dan militer yang diberikan kepada kaum mujahidin Afghanistan ini diperoleh dari Kerajaan Saudi dan Amerika melalui CIA-nya.
Pemerintah Nur Muhammad Taraki dan pihak pendukungnya Pemerintah Uni Soviet dengan komunisnya, terus makin gencar dijalankan. Gerakan perlawanan kaum mujahidin Afghanistan ini berlangsung dari sejak 1979 sampai Februari 1989, dimana ketika pasukan angkatan bersenjata Uni Soviet ditarik dari Kabul. Bantuan ekonomi dan militer yang diberikan kepada kaum mujahidin Afghanistan ini diperoleh dari Kerajaan Saudi dan Amerika melalui CIA-nya.
Walaupun Uni Soviet telah menarik
pasukannya dari Afghanistan, tetapi
bantuan pemerintah Uni Soviet masih terus berlangsung kepada Pemerintah Republik Demokrasi Afghanistan yang dipimpin oleh Mohammad Najibullah yang menggantikan Nur Muhammad Taraki. Setelah Uni Soviet runtuh, pada tanggal 18 April 1992 Mohammad Najibullah bisa dijatuhkan.
bantuan pemerintah Uni Soviet masih terus berlangsung kepada Pemerintah Republik Demokrasi Afghanistan yang dipimpin oleh Mohammad Najibullah yang menggantikan Nur Muhammad Taraki. Setelah Uni Soviet runtuh, pada tanggal 18 April 1992 Mohammad Najibullah bisa dijatuhkan.
Kemudian Abdul Rashid Dostum yang
bersekutu dengan Ahmad Shah Massoud
mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, dan dideklarkan bahwa Afghanistan menjadi Negara Islam Afghanistan.[15]
mengambil alih kekuasaan di Afghanistan, dan dideklarkan bahwa Afghanistan menjadi Negara Islam Afghanistan.[15]
J.
Analisis Pembahasan
Seperti yang telah disinggung
diatas, bahwa permulaan masuknya Islam ke India dan Afghanistan. Ini
menunjukkan Islamisasi dan perluasan kekuasaan suatu kerajaan Islam di zaman
dahulu. Ini semua berawal dari proses perdagangan bebas di pesisir pantai,
karena dengan media ini orang-orang Arab bisa menaklukkan kekuasaan orang-orang
non Arab.
Setelah merengkuh kekuasaan yang ada
di tanah India dan Afghanistan, ada beberapa gejolak yang membuat runtuhnya
kerajaan Islam, di antaranya perebutan kekuasaan dari sanak family dan keluarga
besar kerajaan, yang membuat suatu pemberontakan. Hal seperti ini, orang-orang
non Islam, menjadikan moment berharga untuk merebut kembali kekuasaannya dari
orang Islam.
Adapun analisa dari pendukung Islam
di India sebagai berikut:
1.
Ekonomi
Disaat
kesultanan Delhi, ekonomi melambung naik. Karena pertanaian merupakan
perusahaan utama India, terdapat juga perdagangan dalam negeri dan luar negeri
yang aktif. Sind dan Punjab merupakan wilayah utama dalam menghasilkan tanaman
makanan seperti gandum dan sekoi, tetapi juga menghasilkan tanaman wang seperti
tebu dan kapas. Para pedagang-pedagang asing banyak berdagang di masa itu,
sebagian besarnya terdiri dari orang-orang Arab, Parsi, dan Cina.
2.
Seni Bina
Kubah
dan menara adalah hasil ciptaan orang Islam yang dibawa ke India oleh orang
Islam. Meperkenalkan penggunaan konkrit dan motar serta alat-alat geometri dalam
pembinaan bangunan dan penulisaan inskripsi pada bangunan diberbagai masjid da
candi.
3.
Pendidikan
Madrasah
dan zawiyah oleh pemerintah dijadikan tempat pendidikan. Di antaranya pembinaan
institut pendidikan, pesantrean (khanaqah), pembinaan pusat pendidikan
seperti maktab (kuttab) untuk belajar anak-anak Islam. Tak luput juga masjid
bukan hanya tempat beribadah, akan tetapu masjid bisa dijadikan tempat
memberikan pendidiakan.
4.
Keksusatraan
Penakluk India
bisa kita kategorikan penakluk yang bengis, akan tetapi ramai juga di antara
mereka yang mencintai seni dan sastera. Meminati keindahan seni sastera Arab
dan Parsi, telah menaungi para pecinta ilmu di istana berbondong-bondong ingin
mempelajari seni ini. Sehingga hasil dari jerih payah mereka bisa membuahkan
hasil berupa Biografi dan perjalanan pengalaman seorang raja yang dibkukan oleh
para pecinta seni ini.
5.
Aliran-aliran Agama
Keberadaan
tasawuf, ajaran-ajara filsafat, wirid-wirid, dzikir-dzikir, cara mendapatkan
ma’rifat dan fana’ diambil dari aliran-aliran India. kTasawuf berasal dari
India sebagai berikut :
Ø Sebagian besar orang-orang sufi generalisasi pertama adalah
orang-orang non Arab.
Ø Pertama kali muncul di Khurasan
Ø Turkistan sebelum masuk Islam adalah pusat pertemuan agama-agama
dan budaya Barat dan Timur. Ketika Turkistan masuk Islam, mereka mengemas Islam
dengan sufi klasik.
Dengan
ini wajarlah di masa kesultanan dan mogul, banyak bemunculan aliran-aliran yang
menyimpang dari ajaran Islam dan meriwayatkan hadis palsu yang diatas namakan
kepada Rasulullah, contohnya Din-I-Llahi (Ajaran Raja Akbar), serta muncul
tokoh-tokoh sufi seperti: Abu Al-Abbas Atha’, Abu Yazid Al-Busthami, An-Nafzi
Ar-Randi, As-Sulami, Asy-Sya’rani, dan Al-Ghazali.
6.
Struktur dan
Adminstrasi Pemerintah
Secara
administratif terdiri dari kekuasaan pusat adalah kekuasan yang dipegang secara
mutlaq oleh seorang raja, yang disebut dengan Padsyah (artinya: Penguasa
Mutlak/berasal dari bahasa Parsi), propinsi (subah), kabupaten (sarkar),
dan kecamatan (perganah).
Selain itu di tempat tinggal raja terdapat beberapa
bagia, antara lain :
1.
Jarokah-i-darshan (tempat memandang rakyat). Di tempat ini Raja duduk dan rakyat melihatnya.
2.
Diwan-i
aam (bagian umum). Di bagian ini masalah-masalah umum didiskusikan di
hadapan Raja dan dicarikan pemecahannya.
3.
Diwan-i
khas (bagia khusus). Di tmpat ini raja beristirahat, mandi, bahkan menerima
tamu-tamu penting.
4.
Syahi burj (tempat rahasia). Seperti diwan-i khas, tempat ini hanya bisa dikunjungi oleh
orang-orang tertentu.
5.
Khilwat
kadah-i khas (tempat
istirahat khusus). Ini adalah tempat khusus raja berteamu dengan
ulama dan para pemimpin.[17]
Selain itu, ada instansi lain kerajaan adalah pengadilan
(adalat), antara lain :
1. Pengadilan agama. Ini berdasarkan kepada agama Islam
2. Pengadilan biasa yang tidak didasarkan kepada agama islam.
3. Pengadilan politik. Ini mengenai perkara-perkara seperti penghianatan
Untuk pelanggarannya ada emapat macam, antara lain :
1. Denda atau hadd. Bagi yang melanggar hokum Islam
2. Ta’azir (muhasabah atau kemarahan rakyat)
3. Qisas (hokum mati)
4. Tashhir (dipamerkan atau diarak)
Adapun uraian-uraian ini dapat dianalisa
sebagai berikut :
1.
Islam diperkenalkan di anak benua dalam bentuk
sebuah peradaban yang telah berkembang yang diwarnai dengan budaya (agrikultural),
urbanisasi, dan keagamaan yang terorganisir secara mapan. Sementara itu
peradaban India diwarnai dengan sistem kasta, Hindunisme Brahmatik dan
keyakinan Budha, dan diwarnai dengan dominasi elit politik Hindu lainnya.
2.
Pada masa silam India dan Afhganistan terdapat
beberapa imperium besar, tetapi menjelang invansi Muslim India dan Aghanistan
terpecah-pecah menjadi sejumlah pemerintah lokal.
3.
Penaklukan muslim melahirkan sebuah elite baru
dan sebuah tingkat intregarasi politik, dan menandai awal proses berkembangnya
sebuah peradaban Muslim yang khas.
4.
Kultur negara dan elite politik menjadi model percampuran
antara konsep-konsep universal muslim dan symbol kenegaraan, pencapaian
artistic cosmopolitan seperti arsitektur dan lukisan, dan beberapa motif
regional.
5.
Orientasi komunal keagamaan muslim mencakup
seluruh varies utama Islam, dan scholastisisme ulama, serta sintesa sufi
syaiah, pemujaan tempat keramat, dan Islam reformis.
6.
Masyarakat di India dan Afghanistan
keagamaannya yang pluralistic (majemuk) menghilangkan model birokrasi dan
kontrol kenegaraan.
7.
Terjadinya perebutan suatu kekuasaan antar sesame
saudara dan lemahnya management pemerintahannya, dijadikan alat untuk mengadu
domba serta merebut kekuasaan Islam oleh orang-orang non Islam atau orang non
Islam yang memeluk agama Islam (ajang balas dendam).
8.
Kualitas yang khas dalam peradaban, dan kecenderungan
keagamaan menjadikan sebuah varian yang khas dari pola universal.
K. Kesimpulan
Islam diperkirakan masuk India pada abad ke-7 melalui jalur
perdagangan. Dalam rangka perluasan wilayah Islam, saat masa pemerintahan
Khalifah Umar bin Khattan dan Usman bin Affan pernah merencanakan untuk
menaklukan India. Namun rencana tersebut dapat terlaksana, ketika pemerintahan
al-Walid ibnu Abdul Malik berhasil membantu masyarakat India ketika
perahu-perahu India dirampok oleh para perompak kapal. Hal tersebut merupakan
awal berdirinya suatu kerajaan Islam di India, dan para penerusnya bisa
melanjutkan perjuangan beliau sehingga terbentuklah suatu kerajaan di India,
antara lain:
1. Kesultanan Delhi
2. Dinasti thugluq
3. Dinasti Syeid
4. Dinasti Lodi
5. Dinasti Mogul
Kelima kerajaan Islam tersbut hancur yang
dilator belakangi dengan adanya suatu perebutan kekuasaan oleh para kerabat
kerajaan, para pengemuka agama (ulama kerajaan), dan para gubernur-gubernur
kerajaan. Kejadian ini, dapat dimanfaatkan
oleh orang non Islam untuk menghancurkannya, dalam artian ingin membalas dendam
kepada orang Islam.
Sedangkan Islam masuk di Afganistan sejak masa Khalifah Utsman bin
Affan (644-656 M). Pada tahun 647 M pasukan Islam mengadakan perluasan daerah
ke Khurasan dipimpin oleh Panglima Sa'ad bin Al-Ash. Khurasanlah merupakan
daerah Islamisasi yang pertama kali dilakukan oleh kaum Islam. Orang
Afghanistan sangat giat dalam mengadakan da’wah baik dari dalam maupun di luar
negeri. Sebagaimana telah dikemukakan bahwa Islam menerangi kehidupan rakyat
Afganistan sejak tahun 647 M, maka perkembangan seni budaya yang bercorak Islam
mengalami kemajuan yang cukup pesat. Adapun masa-masa periode perkembangan
Afghanistan:
1.
Periode
Sebelum tahun 651 M Afghanistan sebelum Islam, yang dpimpin oleh Raja Iskandar
Agung atau Alexandria atau Alexander the Great.
2.
Periode
tahun 642 M - 1747 M Afghanistan dibawah pengaruh Islam, yang dipimpin oleh
para Khulafaur Rasyidin.
3.
Periode
tahun 1919 M - 1929 M reformasi Amanullah Khan, yang dipimpin oleh Raja
Amanullah Khan.
4.
Periode
tahun 1929 M - 1973 M Dinasti Nadir Shah dan Zahir Shah, yang dipimpin oleh
raja sepupu Amanullah Khan Nadir Khan.
5.
Periode
1973 M - 1978 M Republik Afghanistan Daud, yang dipimpin oleh raja Mohammad
Daud Khan.
6.
Periode
1978 M - 1992 M intervensi Sovjet Union, yang dipimpin oleh Raja Nur Muhammad
Taraki.
Keenam periode
ini merupakan masa transisi suatu kerajaan Islam menjadi suatu menjadi Negara.
Tetapi dalam menjalankan pemerintahannya, seorang Raja banyak menghadapi suatu
polemic yang diantaranya konflik perebutan kekuasaan antara para pemuka-pemuka
kerajaan. Konflik tersebut dapat di manfaatkan oleh orang non Islam untuk
menghancurkannya.
L. DAFTAR
PUSTAKA
Balai
Penelitian P3M, Jurnal Penelitian Agama, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga,
1999)
Dhahir, Ilahi, Ihsan. Sejarah Hitam Tasawuf Latar Belakang Kesesatan Kaum Sufi,
(Jakarta, Darul Falah, 2001).
Hasan, Ibrahim, Hasan. Sejarah dan Kebudayaan Islam,
(Jakarta, Kalam Mulia, 2006).
Iqbal, Zafar. Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta, PT.
Ichtiar Baru Van Hoeve).
Lapidus, M. Sejarah Sosial Ummat Islam
bagian Kesatu dan dua, (Jakarta, PT. Grafindo Persada, 1999).
Ma’arif, Syafi’e, Ahmad dan Abdullah, Amin. M,
Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam,
(Yogyakarta : Pustaka Book Publisher, 2007), Cet. I.
Masuk dan Berkembangnya Islam di Afganistan, http://jurie-mulex.blogspot.com/2009/01/masuk-dan
berkembangnya-islam-di.html, ditebitkan pada 17 Januari 2009.
Menyorot Sekilas Pertumbuhan dan Perkembangan Negara Islam
Afghanist, http://groups.yahoo.com/group/PPDi/message/7616, diterbitkan pada 21
September 2004.
Perkembangan Islam di Banglades, http://www.anneahira.com/islam-bangladesh.htm.(AnneAhira.com untuk Indonesia).
Yahaya, Mahayudin dan Jelani Halimi, Ahmad. Sejarah
Islam, (Kuala Lumpur, Fajar Bakti SDN. BHD, 1993).
Yatim, Badrim. Sejarah Peradaban Islam
Dirasah Islamiyah II, (Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2003).
[1] Historical Approach
adalah sebuah cara menempatkan diri pada ruang dan waktu di dalam sejarah
peradaban manusia. Caranya tidak lain adalah dengan mempelajari sejarah sebagai
satu kesatua yang utuh, tidak terkotak oleh batas-batas politik dan agama,
bahkan batasan waktu. Dengan ini diharapkan kita dapat mengembangkan sebuah
rasa “memiliki dan menjadi manusia”. Lihat, Balai Penelitian P3M, Jurnal
Penelitian Agama, (Yogyakarta: IAIN Sunan Kalijaga, 1999), Didigitalkan 24
Juni 2009.
[2] Ahmad Syafi’e Ma’arif, M. Amin Abdullah, Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam, (Yogyakarta
: Pustaka Book Publisher, 2007), Cet. I, hlm, 144.
[3] Perkembangan Islam di Banglades, http://www.anneahira.com/islam-bangladesh.htm.(AnneAhira.com
untuk Indonesia).
[5] M. Lapidus. Sejarah Sosial Ummat Islam bagian Kesatu
dan dua, (Jakarta, PT. Grafindo Persada, 1999), hlm, 672-674.
[6] Mahayudin Yahaya dan Ahmad Jelani Halimi. Sejarah
Islam, (Kuala Lumpur, Fajar Bakti SDN. BHD, 1993), hlm, 476.
[7] Mahayudin Yahaya dan Ahmad Jelani Halimi. Sejarah
Islam, (Kuala Lumpur, Fajar Bakti SDN. BHD, 1993), hlm, 477-488.
[8] Mahayudin Yahaya dan Ahmad Jelani Halimi. Sejarah
Islam, (Kuala Lumpur, Fajar Bakti SDN. BHD, 1993), hlm, 482.
[9] Mahayudin Yahaya dan Ahmad Jelani Halimi. Sejarah
Islam, (Kuala Lumpur, Fajar Bakti SDN. BHD, 1993), hlm, 483-484.
[11] Badrim Yatim. Sejarah Peradaban Islam Dirasah
Islamiyah II, (Jakarta, PT. Rajagrafindo Persada, 2003), hlm, 175-176.
[14] Masuk dan Berkembangnya Islam di
Afganistan, http://jurie-mulex.blogspot.com/2009/01/masuk-dan
berkembangnya-islam-di.html, ditebitkan pada 17 Januari 2009.
[15]
Menyorot Sekilas Pertumbuhan dan Perkembangan Negara Islam Afghanist, http://groups.yahoo.com/group/PPDi/message/7616,
diterbitkan pada 21 September 2004.
[16] Ihsan Ilahi Dhahir. Sejarah Hitam
Tasawuf Latar Belakang Kesesatan Kaum
Sufi, (Jakarta, Darul Falah, 2001), hlm, 104-105.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar