TAREKAT ..............??????????????????????
Hubungan kyai dan tarekat sangat erat,
karena tanpa adanya seorang muqaddam
dan penerusnya. Maka kiprah tarekat itu akan punah, dan pengikutnya akan
sedikit. Tarekat dalam arti bahasa adalah menuju satu jalan. Sedangkan menurut
definisinya, istilah ahli tasawuf adalah metode perjalanan menuju ridallah. Istilah tarekat diambil dari
firman Allah swt:
“Dan
bahwasanya: Jikalau mereka tetap berjalan Lurus di atas jalan itu (agama
Islam), benar-benar Kami akan memberi minum kepada mereka air yang segar (rezki
yang banyak)”.(Al-Jin/72: 16).
Tarekat adalah suatu metode atau cara yang
harus ditempuh seorang salik (orang
yang meniti kehidupan sufistik), dalam rangka membersihkan jiwanya sehingga
dapat mendekatkan diri kepada Allah swt. Metode semula dipergunakan oleh
seorang sufi besar dan kemudian diikuti oleh murid-muridnya, sebagaimana madzhab-madzhab dalam bidang fiqh dan firqah-firqah dalam bidang kalam. Pada perkembangan berikutnya
membentuk suatu jam’iyyah
(organisasi) yang disebut dengan tarekat.
Pada awal permulaannya tarekat dengan
ajaran-ajarannya dilalui oleh seorang sufi secara individual. Kemudian dalam
perjalanan perkembangannya lebih lanjut menjadi kumpulan-kumpulan orang yang
mengambil bentuk organisasi-organisasi yang mempunyai corak dan
peraturan-peraturan sendiri-sendiri sampai sekarang ini. Namun pada dasarnya
pemakaian tarekat dalam sufisme terdapat dua tujuan teknis yang berurutan. Pertama,
pada abad ke-9 dan ke-10 M, tarekat adalah sebuah metode psikologi moral untuk
bimbingan praktis bagi individu-individu yang mempunyai sebutan mistik. Kedua, sesudah
abad ke-11 M, tarekat menjadi sistem keseluruhan dari tatacara latihan
spiritual tertentu bagi kehidupan komunal dalam berbagai kelompok keagamaan.
Sedangkan jaringan yang cukup luas,
perkembangan tarekat semata-mata bisa diterangkan dari sudut pandang agama
semata, fenomena perkembangan tarekat ini muncullah beberapa pendapat bahwa
fenomena tarekat yaitu agama, sosial, dan juga politik. Ketiga penyebab inilah
yang membuat bermunculannya tarekat karena tarekat sebagai gerakan spiritual
yang mengajarkan kepada pengikutnya untuk menempuh berbagai tingkatan
psikologis (maqamat) dalam keimanan
dan pengamalan ajaran Islam untuk mencapai pengetahuan tentang Tuhan dari satu
tingkatan ke tingkatan berikutnya yang lebih tinggi, samapi akhirnya mencapai realitas
(hakikat) Tuhan yang tertinggi. Disini tarekat kemudian berfungsi sebagai
metode praktis bimbingan kepada murid dengan menggunakan pikiran, perasaan dan
tindakan secara bertingkat dan berurutan untuk merasakan hakikat Tuhan.
Kata lain yang sering digunakan adalah
sebagai jalan seorang sufi agar berada sedekat mungkin dengan Tuhan. Dan dengan
Konsep suluk artinya perjalanan menuju
ridha Allah; yaitu suatu perjalanan tasawuf dari tingkatan maqam dan kondisi
hal awal kepada tingkatan maqam serta kondisi hal yang lebih tinggi, selain itu
bisa membuat peran pengikut tarekat lebih dekat lagi kepada Allah. Di dalamnya
ada amalan-amalan ritualnya bersifat kesufian, dan sangat pribadi. Inilah yang
membedakan makna tarekat dengan istilah-istilah yang diberikan oleh para
orientalis seperti sufi orders dan prathernity yang kesemuanya menitik beratkan
pada suatu aktifitas kolektif. Secara khusus, pengertian tarekat mengacu kepada
sistem latihan meditasi maupun amalan (muraqabah,
dzikir, wirid, dan sebagainya) yang dihubungkan dengan sederet guru sufi
dan organisasi yang tumbuh di seputar metode sufi yang khas.
Di dalam suatu ketarekatan, ada beberapa amalan
ritual khusus yang sering dibaca oleh para pengikutnya, diantaranya:
1.
Istighatsah.
Istilah istighasah berarti permohonan, atau semakna dengan doa. Tetapi yang
dimaksud dengan istighasah biasanya adalah doa bersama yang tidak menggunakan
kalimat-kalimat doa secara langsung, melainkan mempergunakan bacaan-bacaan
ratib tertentu.
2.
Manaqib.
Manaqib sebenarnya merupakan biografi seorang
sufi besar atau kekasih Allah (waliyullah)
seperti syekh Abd Qadir Jailani atau syekh Bahauddi al-Naqsyabandi yang
diyakini oleh para pengikut tarekat memiliki kekuatan spiritual (barakah). Bacaan manaqib seringkali
dijadikan sebagai amalan, terutama untuk tujuan terkabulnya hajat-hajat
tertentu.
3.
Ratib.
Ratib adalah serangkaian amalan yang biasanya
harus diwiridkan oleh para pengamalannya. Ratib yang diwiridkan ini berupa
kumpulan dan beberapa potongan ayat, atau beberapa surat pendek, yang digabung dengan
bacaan-bacaan lain seperti istighfar,
tasbih, al-asma’ al-Husna, dan kalimat thayyibah
dengan suatu rumusan dan komposisi (jumlah bacaan masing-masing) yang telah
ditentukan dalam suatu paket amalan khusus.
4.
Muzik, yaitu dalam membacakan
wirid-wirid dan syair-syair tertentu diringi dengan bunyian-bunyian
(instrumental) seperti memukul rabana.
5.
Menari, yaitu gerak yang
dilakukan mengiringi wirid-wirid dan bacaan-bacaan tertentu untuk menimulkan
kekhidmatan.
6.
Bernafas, yaitu mengatur cara
bernafas pada waktu melakukan zikir yang tertentu.
Keenam ritual inilah yang membuat pengikut
suatu tarekat melebur jiwanya dengan Allah, dan dengan jalan inilah seorang
pengikut tarekat lebih dekat lagi dengan Allah, khususnya dengan sufi besar
dalam suatu tarekat tertentu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar